Mengenal IVUS, Teknologi USG Jantung yang Secara Akurat Deteksi Sumbatan di Pembuluh Darah

Prinsip pemeriksaan kehamilan dengan USG (Ultrasonografi) ternyata bisa juga dilakukan pada penderita jantung koroner. Teknologi ini dikenal dengan IVUS (Intravascular Ultrasound).

oleh Fitri Syarifah diperbarui 09 Jul 2023, 07:00 WIB
IVUS, Teknologi USG Jantung yang Secara Akurat Deteksi Sumbatan di Pembuluh Darah. Dok: Heartology Cardiovascular Hospital

Liputan6.com, Jakarta Prinsip pemeriksaan kehamilan dengan USG (Ultrasonografi) ternyata bisa juga dilakukan pada penderita jantung koroner. Teknologi ini dikenal dengan IVUS (Intravascular Ultrasound).

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Denio A. Ridjab dari Heartology Cardiovascular Hospital mengatakan, pemeriksaan IVUS akan secara detail memberikan gambaran pembuluh darah jantung yang bermasalah.

"IVUS dapat menggambarkan diameter, panjang, derajat dan jenis plak atau sumbatan pada pembuluh darah dengan lebih akurat," katanya dalam diskusi media, ditulis Minggu (9/7/2023).

Denio menerangkan, IVUS dilakukan jika ada kecurigaan penyumbatan pembuluh darah jantung pada pasien jantung koroner.

"Strateginya bisa dilakukan dari sebelum pasang, hingga setelah pasang ring untuk melihat sudah optimal belum ring menempel pada pembuluh darah sehingga pasien tidak perlu bolak-balik untuk memeriksakan kondisinya," jelasnya.

Penanganan penyakit jantung koroner yang tepat tentu akan memperbaiki kualitas hidup pasien dalam jangka panjang,” tambah Harmeni Wijaya selaku Marketing Director Heartology Cardiovascular Hospital.

Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi bila pembuluh darah arteri koroner menyempit akibat penumpukan plak aterosklerosis (kolesterol, lemak atau kalsium). Hal ini dapat mengakibatkan gangguan aliran darah dan oksigenasi otot jantung, yang dapat menyebabkan gejalaangina pektoris atau serangan jantung seperti nyeri dada, sesak napas, mual, nyeri ulu hati, keringatdingin, atau henti jantung.

 

 

 


Jangan Sepelekan Gejala Serangan Jantung

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Denio A. Ridjab dari Heartology Cardiovascular Hospital. Dok: Heartology Cardiovascular Hospital

Denio menjelaskan, sebagian besar penderita penyakit jantung memeriksakan diri setelah mengalami keluhan seperti nyeri dada, dada sesak seperti diikat, nyeri di depan dada dan belakang, napas pendek, mual muntah, hingga nyeri yang menjalar ke rahang gigi dan tangan. 

"Keluhan timbul karena ada penyempitan pembuluh darah akibat plak sehingga rongga menjadi semakin sempit dan muncul keluhan. Misal ada aktivitas yang perlu mendapat oksigen yang cukup namun jantung tidak memberikan suplai yang diminta sesuai kebutuhan," jelasnya.

Untuk itu, kata Denio, bila ada gejala serangan jantung yang muncul, hendaknya jangan disepelekan.

"Segera lakukan pemeriksaan ke dokter, bila perlu ke pusat serangan jantung (heart attack center) terdekat sehingga apabila dibutuhkan penangangan, tim emergency dan dokter spesialis bisa segera melakukan penanganan yang tepat, cepat, dan akurat," ujarnya.

Penanganan penyakit jantung koroner yang baik dapat mencegah komplikasi lebih lanjut, antara lain gangguan irama jantung atau aritmia, gagal jantung, syokkardiogenik, dan henti jantung yang dapat berujung pada kematian.


Penanganan Penyakit Jantung Koroner

“Saat ini tersedia Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau Angioplasty untuk penanganan Penyakit Jantung Koroner (PJK) secara cepat dan akurat, yakni tindakan intervensi untuk memulihkan aliran darah ke jantung dengan caramengatasi sumbatan atau penyempitan pada arteri koroner," kata Denio.

Sumbatan atau penyempitan arteri koronerakan diregangkan menggunakan balon kateter khusus untuk pembuluh darah koroner dan pemasanganring/stent, yang dimasukkan melalui pembuluh darah di lengan atau pangkal paha menuju jantung tanpaproses bedah, jelasnya.

Penggunaan IVUS saat PCI memberikan akurasi dalam pemilihan strategi intervensi sehingga pemasangan stent akan memberikan hasil yangoptimal bagi pasien.

Studi dan register menunjukkan bahwa dibandingkan dengan panduan angiografisemata, penggunaan IVUS berkaitan dengan angka kejadian kardiovaskular yang lebih baik.

“Heart Attack Center di Heartology dikenal dengan tim dokternya yang lengkap dengan kompetensi yang tidak perlu diragukan lagi, serta teknologi medis terkini untuk tingkat keberhasilan yang tinggi dalam penanganan serangan jantung," ujarnya.


Penyakit Jantung Penyebab Kematian Utama di Indonesia

Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut Kementerian Kesehatan RI lakukan penguatan layanan  kesehatan di tingkat primer.

Berdasarkan Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan  penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.

Bahkan penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar ada pada penyakit jantung sebesar Rp.7,7 triliun.

Infografis serangan jantung (Source: Kementerian Kesehatan RI)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya