Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia menyebutkan sejauh ini sudah 26 juta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menerapkan pembayaran menggunakan QRIS (QR Code Indonesia Standard).
"Target untuk tahun ini 45 juta pengguna QRIS. Sekarang sudah tercapai 36 juta, di antaranya itu 'merchant' (UMKM) sudah 26 juta yang join," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Prumanto Joewono dikutip dari Antara, Sabtu (9/7/2023).
Advertisement
Hal tersebut disampaikan Doni usai membuka "Rupiah Borobudur Playon: Run for Charity" yang menjadi rangkaian kegiatan "Angkringan Digital 2023" yang digelar BI Jawa Tengah di Taman Lumbini, Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang.
Menurut dia, BI terus berupaya memperbanyak pelaku UMKM untuk menggunakan QRIS sebagai salah satu kampanye menggalakkan sistem pembayaran non tunai, khususnya UMKM di sektor pariwisata.
"Kan baru 26 juta UMKM (yang menggunakan QRIS, red.). UMKM di Indonesia kan lebih banyak. Tentunya, kami berharap semuanya gunakan QRIS," katanya.
Sistem Pembayaran QRIS
Ia menjelaskan bahwa sistem pembayaran QRIS sangat mudah dan memudahkan, baik bagi masyarakat maupun pelaku UMKM karena dana yang ditransaksikan langsung masuk ke rekening.
"Untuk capaian transaksi. Dari 36 juta pengguna QRIS ini, target kami satu miliar (transaksi). Sekarang ini sudah ada 700-800 transaksi ya. Target kami transaksi satu miliar tercapai akhir Desember 2023," katanya.
Selain di Indonesia, BI juga sudah bekerja sama dengan negara tetangga, yakni Thailand dan Malaysia dalam penggunaan QRIS, melalui QRIS Cross Border untuk memudahkan pembayaran bagi turis yang berkunjung.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra menyebutkan bahwa saat ini sudah ada 2,3 juta pelaku UMKM yang di wilayah tersebut yang sudah menggunakan QRIS.
"Pada tahun ini, kami ditargetkan oleh BI Pusat sebanyak 2,3 juta pengguna baru QRIS. Sampai dengan saat ini, sudah mencapai 931 ribu pengguna baru dari perhitungan Mei lalu," katanya.
Untuk capaian transaksi QRIS di wilayah Jateng, kata dia, Bank Indonesia Jateng juga menargetkan total transaksi pada tahun ini sebanyak 70 juta kali, dan sudah tercapai 38,3 juta kali transaksi.
Layanan QRIS Tak Lagi Gratis, Pedagang Kena Tarif 0,3% Mulai 1 Juli 2023
Bank Indonesia melakukan penyesuaian besar Merchant Discount Rate (MDR) untuk layanan QRIS bagi pelaku usaha mikro. Penyesuaian ini mulai berlaku efektif sejak 1 Juli 2023.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, ada penyesuaian tarif MDRunt Rate (MDR) QRIS bagi merchant usaha mikro menjadi 0,3 persen.
"Penyesuaian kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS bagi merchant usaha mikro menjadi 0,3 persen, efektif sejak 1 Juli 2023," ujar Perry dalam keterangan resmi Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, dikutip Rabu (5/7/2023).
Merchant discount rate (MDR), yaitu tarif yang dikenakan kepada merchant oleh bank. Besarnya MDR dan distribusi MDR ditetapkan tersendiri oleh Bank Indonesia.
MDR dibayarkan oleh merchant kepada acquirer atas setiap transaksi konsumen dalam pembelian layanan atau barang yang sekaligus sebagai penerbit UE Chip based yang terlibat langsung dalam pemrosesan transaksi.
Adopsi QRIS Makin Luas
Dijelaskan, MDR merupakan kewajiban yang dibayarkan oleh merchant, sehingga tidak diperbolehkan untuk dibebankan kepada konsumen yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga produk atau layanan.
Lebih lanjut, Perry mengakui bahwa adopsi QRIS semakin meluas, tecermin pada penambahan jumlah pengguna hingga 35,80 juta dan merchant QRIS sebanyak 26,1 juta.
"Saat ini telah mencapai masing-masing 35,80 juta dan 26,1 juta, dengan total volume transaksi sebesar 744 juta, sejalan dengan pengembangan fitur QRIS di domestik dan antarnegara," pungkasnya.
Advertisement
Makin Canggih! QRIS Bisa untuk Transfer, Tarik, dan Setor Tunai Mulai Agustus 2023
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengungkapkan peluncuran fitur Quick Response Code Indonesian Standard Tarik Tunai, Transfer, dan Setor Tunai (QRIS TUNTAS) rencananya akan dilakukan pada Agustus 2023.
"Saat ini sudah ada 16 peserta yang siap piloting untuk fitur ini. Piloting sudah dilakukan sejak 2021 dan di 2022 sudah soft launching saat di Bali, mudah-mudahan di Agustus nanti bisa grand launching," ujar Filianingsih dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bulan Juni 2023 dikutip dari Antara, Jumat (23/6/2023).
Filianingsih mengatakan setidaknya terdapat tiga manfaat yang diharapkan dari fitur QRIS TUNTAS dalam meningkatkan kualitas layanan dari sistem pembayaran digital.
Pertama, optimalisasi sumber dana agar bisa dipakai bisa untuk berbagai kegiatan, tidak hanya simpanan tetapi menambah fungsi sebagai uang elektronik.
Manfaat kedua yakni meningkatkan interkoneksi dan interoperabilitas lantaran nantinya melalui fitur TUNTAS, QRIS bisa digunakan antara bank dengan bank, bank dengan non bank, maupun nonbank dengan nonbank.
Ia melanjutkan, manfaat ketiga yang diharapkan yaitu mendorong inklusi keuangan karena nantinya fitur QRIS TUNTAS bisa digunakan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
"Jadi jika di daerah tersebut tidak ada ATM maupun bank, transaksi transfer, tarik, maupun setor tunai bisa dilakukan selama ada merchant QRIS," tuturnya.