Liputan6.com, Purbalingga - Patin memang tak sepopuler lele. Namun, banyak yang bilang, patin lebih gurih dari lele dan ikan-ikan lainnya.
Tekstur ikan patin lembut dan bisa diolah menjadi beragam kuliner khas nusantara. Salah satunya, pecak. Sensasi pedas dan gurihnya bakal menggugah selera.
Baca Juga
Advertisement
Di Purbalingga, ada pecak patin yang rekomended dan dijamin nyamleng yakni pecak patin Warung Numani di Jalan Raya Kaligondang. Pecak Patin ini menjadi favorit para pemburu kuliner karena bumbunya yang khas, daging patin yang empuk serta kuahnya yang lezat.
Kusmono atau lebih di kenal Pak Kus pemilik warung mengatakan warungnya setiap harinya menyediakan 20 kilogram patin untuk menyuguh para pembelinya.
Pembuatan kuah pecak patin dilakukan pada sore hari yang dicampur dengan santan dan beberapa bumbu rempah lainnya, yang dimasak sampai benar-benar matang.
Sebelumnya patin dari pembeli di diamkan selama satu malam untuk membuang bau tanahnya, kemudian patin di goreng sampai matang kemudian ditiriskan.
Simak Video Pilihan Ini:
Harga Cuma Rp15 Ribu
Untuk penyajian pecak patin, patin yang sudah digoreng kemudian dimasukan ke kuah pecak direbus selama 10 menit, baru kemudian disajikan.
Satu porsi pecak patin berharga antara Rp15 ribu -Rp17 ribu, tergantung pada besar kecilnya patin.
"Akan mendapatkan nasi putih, sambal dan cocolannya” ujarnya sambil mengaduk-aduk kuah patin, Rabu (5/10/2022).
Selain pecak patin,Warung Numani juga menyediakan berbagai aneka lauk makan, seperti ayam goreng kampung, ayam goreng biasa, lele goreng, ayam bakar, jeroan dan patin goreng.
“Di sini juga bisa menerima pesanan, kegiatan kantor atau kegiatan kemasyarakatan, seperti selamatan, tahlilan dan kenduren lainnya. Untuk jarak 5 Km kami antar langsung dengan minimal pesanan 10 porsi untuk ongkir gratis, sedangkan untuk lebih dari 5Km ada ongkirnya seribu rupiah per-pcs,” ujarnya.
Wisnu, salah satu pelanggan asal Purbalingga mengatakan selain menunya enak, harga pecak patin di Warung Numani juga cukup terjangkau dan dijamin tidak menyesal.
“Jika ada kegiatan di daerah sini saya sering mampir, guna mencicipi sambal matahnya yang mantaps di lidah,” ucap Wisnu.
Advertisement