Liputan6.com, Jakarta Bukan rahasia lagi kalua setiap daerah di Indonesia menyimpan potensi wisata alam yang indah. Salah satu daerah yang masih belum banyak dikenal adalah Desa Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah yang saat ini tengah menjadi fokus program pemberdayaan Desa BRILian yang mengangkat prospek kuliner komoditas hortikultura, yaitu buah durian.
Program Desa BRILian sendiri sudah hadir sejak tahun 2020 dengan tujuan mewujudkan ketahanan ekonomi lewat pembedayaan potensi desa di Indonesia. Pemberdayaan ini fokus pada 4 kriteria utama, yaitu BUMDes aktif, digitalisasi, keberlanjutan (sustainability) dan inovasi.
Advertisement
Andi Aminudddin merupakan sosok yang menjadi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner durian sekaligus Pengawas BUMDes di Desa Tunjungan. Dia menjelaskan, Desa Tunjungan selama ini dikenal secara lokal karena menawarkan wisata alam buatan berupa Waduk Greneng yang memiliki fungsi utama sebagai irigasi pertanian. Di sekitarnya terdapat pula potensi wisata lainnya seperti Cemoro Pitu dan Kebun Greneng.
Di sisi lain, karena tak sedikit pelaku UMKM di desa tersebut yang telah lama diberdayakan Mantri BRI, potensi wisata baru kemudian muncul, yaitu kuliner buah durian. Pihaknya merinci, BUMDes Tunjungan selama ini membantu mengelola potensi UMKM, di antaranya kerupuk sermier berbahan baku singkong, kerupuk gadung, juga keripik pisang. Terbaru adalah wisata kuliner durian, bahkan saat ini telah menjadi Kampung Durian.
“Memang masyarakatnya punya kebun durian, sehingga kami namakan Kampung Durian. Melalui Desa BRILian kami kembangkan Kampung Durian tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, Kampung Durian baru dibuka diawal 2023 setelah BUMDes di sana mendapat suntikan dana melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) BRI. Awalnya, masyarakat hanya menjual hasil kebun duriannya kepada pengepul. Namun kini perkebunan masyarakat yang memberdayakan sekitar 300 petani tersebut telah bertransformasi menjadi tempat wisata.
Di Kampung Durian Desa Tunjungan, pengunjung dapat menikmati durian di tempat bahkan menunggu durian matang di pohon yang terjatuh. “Dari bantuan CSR tersebut, kami kembangkan Kampung Durian. Kami kelola kebun warga dan kami jadikan tempat wisata. UMKM lokal jalan semua karena menjadi pelengkap kuliner durian,” lanjutnya.
Andi menambahkan, dirinya kini sedang merintis produksi dan penjualan coklat durian sebagai salah satu produk unggulan dari sana. Coklat durian produksi Andi dibuat tanpa pengawet dengan maksimal ketahanan di freezer selama 1 bulan.
Oleh karena itu pihaknya saat ini hanya melayani pesanan. Andi pun memasarkannya melalui media sosial dengan jumlah terbatas disesuaikan dengan pasokan bahan baku yang sangat bergantung dari musim durian.
Hadirkan Manfaat Literasi dan Inklusi Keuangan
Tak hanya melakukan pemberdayaan UMKM dan mendorong potensi wisata di daerahnya, Andi juga menjelaskan tentang manfaat besar lainnya dari program Desa BRILian yakni literasi dan inklusi keuangan. Masyarakat diedukasi mengakses permodalan secara formal dan legal dengan manfaat yang jelas terasa bagi kelas usahanya masing-masing.
Kemudian masyarakat pun kini terbiasa melakukan pembayaran non-tunai melalui QRIS. Menurut Andi hal ini menjadi terobosan yang memudahkan transaksi wisatawan dengan pelaku UMKM setempat.
“Dari BRI ada pembinaan dan pemberdayaan terutama untuk pengembangan UMKM. Pengenalan QRIS, pengenalan kredit mikro dan sebagainya. Terutama QRIS yang kita rasakan manfaatnya. Membeli tanpa uang, bisa. Wisatawan yang mendatangi Kampung Durian lebih mudah bertransaksi menggunakan QRIS,” imbuhnya.
Dengan demikian, menurutnya berbagai program pemberdayaan yang dilakukan BRI mampu mendorong kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Bahkan pelaku UMKM dari kawula muda lebih bergeliat dan semakin bersemangat karena wisata di daerahnya naik.
Direktur Mikro BRI Supari menambahkan bahwa selain pemberdayan, literasi dan inklusi sudah secara internal dan menjadi agenda yang masif dilakukan kepada Desa BRILian melalui relationship manager segmen mikro atau biasa disebut Mantri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. BRI mampu meningkatkan inklusi keuangan melalui program pembiayaan di Desa BRILian. Di samping itu, Mantri BRI dapat melakukan kurasi kepada nasabahnya untuk naik kelas.
“Karena Desa BRILian merupakan program pemberdayaan yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul. Melalui semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s),” ujar Supari.
Advertisement