Usai IPO, Begini Rencana Pengembangan Bisnis Amman Mineral Internasional

Amman Mineral Internasional mengarahkan fokusnya untuk berekspansi bisnis demi peningkatan kinerja pada masa mendatang.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 09 Jul 2023, 15:14 WIB
Mega Project Smelter Amman Mineral (Foto: MPX Logistics International/MPXL)

Liputan6.com, Jakarta PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah resmi mencatatkan sahamnya pada Jumat, 7 Juli 2023. 

Amman Mineral Internasional mengarahkan fokusnya untuk berekspansi bisnis demi peningkatan kinerja pada masa mendatang. 

Direktur Utama Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie mengatakan, perseroan meyakini prospek usaha pertambangan tembaga akan mengalami tren positif, karena meningkatnya permintaan tembaga di dunia. 

"Peningkatan ini terjadi seiring pertumbuhan sektor industri, energi terbarukan, serta kendaraan listrik. AMMN melihat dinamika pasar tersebut sebagai peluang untuk memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia," kata Alexander dalam pernyataan resmi, dikutip Minggu (9/7/2023). 

Adapun Amman Mineral Internasional meraup dana dari IPO sebesar Rp 10,73 triliun. Melalui perolehan dana tersebut, AMMN akan mengalokasikan untuk sejumlah proyek ekspansi. 

Pertama, dana sebesar Rp1,79 triliun akan digunakan sebagai penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kedua, dana sebesar Rp3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Ketiga, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT untuk membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di KSB, Provinsi NTB.

Di sisi lain, menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan proyek eksplorasi Elang. 

Data cadangan bijih AMMN untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang per 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas. Melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) kini tengah melakukan penambangan Fase 7 dan pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030. 

Perseroan juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang untuk memulai operasional penambangan pada 2031 hingga 2046.

Selain memiliki cadangan yang melimpah, AMMN memiliki keunggulan kompetitif lainnya, yaitu salah satu operator penambangan dan pemrosesan tembaga dan emas dengan biaya C1 cash cost terendah di dunia. Hal ini ditopang oleh kandungan emas dan perak yang tinggi dari cadangan bijih serta peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional.

Penjualan bersih meningkat 117,9 persen menjadi USD 2,8 miliar per 31 Desember 2022, dari USD1,3 miliar per 31 Desember 2021. Peningkatan ini dikarenakan kenaikan volume penjualan tembaga dan emas sepanjang 2022. Laba hingga akhir 2022 meningkat 242,7 persen menjadi USD1,1 miliar dari USD 321 juta per 31 Desember 2021.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya