Liputan6.com, Jakarta Puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Muzdalifah) telah selesai sepekan lalu. Jemaah haji Indonesia gelombang satu pun telah dipulangkan ke Tanah Air secara bertahap sejak 4 Juli 2023 lalu. Pemulangan jemaah haji gelombang satu ini akan berlangsung hingga 18 Juli 2023 mendatang.
Terkait hal ini, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Liliek Marhaendro Susilo mengimbau seluruh jemaah untuk beristirahat yang cukup mendekati jadwal pemulangan. Sehingga para jemaah tetap bugar saat dalam perjalanan hingga tiba di Tanah Air.
Advertisement
Hal ini disampaikan Liliek saat meninjau Pos Kesehatan di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Minggu (9/7/2023) kemarin. Terdapat dua jemaah haji asal kloter 1 embarkasi Banjarmasin (BDJ 01) yakni Nur Hasanah (60) dan Saidiyah (50) yang dirawat di sana jelang kepulangan.
Nur Hasanah dilarikan ke Poskes Bandara setelah pingsan dan mengeluhkan vertigo. Sementara Saidiyah juga dibawa ke Poskes Bandara setelah mengeluhkan mual dan sesak napas.
Dokter yang bertugas di Poskes Bandara, Anne Dwisari menyampaikan bahwa Nur Hasanah mengalami dyspepsia, hipertensi, dan vertigo dipicu kelelahan, pola makan yang tidak teratur, serta tidak teratur dalam mengonsumsi obat rutin. Diketahui Nur Hasanah juga merupakan jemaah risiko tinggi (risti) hipertensi.
Berbeda dengan Saidiah yang mengalami sesak napas karena menderita pneumonia. Jemaah tersebut mengalami kelelahan pasca-Armuzna sehingga mudah terkena penyakit.
Setelah mendapatkan perawatan di Poskes Bandara, kondisi kedua jemaah haji ini pun stabil sehingga bisa pulang bersama kloternya.
"Perawatan di Poskes Bandara kami selama 4 hari kepulangan jemaah haji termasuk tinggi. Jumlah rawat jalan mencapai 512 dengan penyakit terbanyak adalah hipertensi. Jemaah yang dirawat mayoritas lansia dan dalam keadaan kelelahan," ujar Anne.
Liliek Marhaendro menyoroti beberapa jemaah haji yang tampak kelelahan karena sebelum waktu kepulangan tidak beristirahat dengan baik.
"Jemaah haji beberapa terlihat lelah, beberapa TKH yang kami temui menyampaikan bahwa beberapa jemaah haji cenderung sulit beristirahat menjelang kepulangan," katanya.
Terutama jemaah lansia dan memiliki komorbid, kurangnya istirahat, ditambah dengan aktivitas fisik yang berlebihan bisa memperburuk kesehatan.
Lebih lanjut, beberapa jemaah haji juga tidak mengonsumsi makanan tepat waktunya, sehingga beberapa jemaah mendapatkan perawatan di Poskes Bandara karena gangguan pencernaan atau dyspepsia.
"Selain itu, jemaah haji terlihat enggan mengonsumsi makanan yang dibagikan dan memilih untuk membawa pulang ke tanah air," tutur Liliek.
Jemaah Haji Diminta Kurangi Aktivitas Fisik
Untuk menghindari kelelahan, dia mengimbau jemaah haji agar mulai mengurangi aktivitas fisik dua hari sebelum jadwal kepulangan. Hal ini perlu karena proses kepulangan juga menuntut jemaah haji beraktivitas fisik, sebab ruang tunggu dan lokasi boarding pesawat relatif jauh di bandara. Apalagi jemaah juga perlu membawa sendiri koper ke kabin pesawat.
"Kami imbau kepada para jemaah haji yang sudah dekat jadwal kepulangannya untuk mengurangi aktivitas fisik di luar hotel dan perbanyak istirahat. Jemaah haji perbanyak istirahat di dua hari menjelang jadwal kepulangan," kata Liliek.
Jemaah haji juga diminta tetap mengosumsi makanan tepat pada waktunya. Dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dan teratur, diharapkan dapat menjaga stamina jemaah saat kepulangan.
"Jemaah yang dari Tanah Air sudah memiliki komorbid, saya imbau untuk teratur mengkonsumsi obat rutinnya. Jangan sampai lupa obat rutinnya," ucap Liliek mengingatkan.
Liliek berharap jemaah dapat kembali ke Tanah Air menjadi haji mabrur yang sehat. Selain itu jemaah haji dapat kembali berkumpul dengan keluarga di Tanah Air dalam kondisi yang sehat pula.
Advertisement