Pemimpin ISIS Usamah al-Muhajir Tewas Ditembak Drone MQ-9 Reaper AS Saat Naik Motor

Seorang pemimpin ISIS di Suriah tewas ditembak drone Amerika Serikat pada Jumat 7 Juli 2023. Serangan itu bagian dari komitmen AS untuk terus membasmi militan itu di kawasan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Jul 2023, 18:00 WIB
Citra dari drone MQ-9 milik Amerika Serikat. Citra ini diambil pada 5 Juli 2023 ketika pesawat SU-35 milik Rusia meluncurkan parachute flare di jalur drone ini. Foto: Situs resmi CENTCOM

Liputan6.com, Suriah - Seorang pemimpin ISIS di Suriah tewas ditembak drone Amerika Serikat pada Jumat 7 Juli 2023. Serangan itu bagian dari komitmen AS untuk terus membasmi militan itu di kawasan. 

Nama pemimpin ISIS yang ditarget AS itu adalah Usamah al-Muhajir, pemimpin ISIS di bagian timur Suriah. 

Militer AS menegaskan bahwa ISIS masih merupakan ancaman. 

"Kami telah menegaskan bahwa kami masih berkomitmen untuk mengalahkan ISIS di seluruh kawasan," ujar Komandan Komando Pusat (CENTCOM) AS Jenderal Michael "Erik" Kurilla, dikutip dari situs resmi CENTCOM, Senin (10/7/2023). 

"ISIS masih merupakan sebuah ancaman, tidak hanya di kawasan tersebut, melainkan juga di luarnya," jelasnya.

CENTCOM menyebut tak ada indikasi bahwa ada warga sipil Suriah yang terluka akibat serangan tersebut. 

MQ-9

ABC News melaporkan bahwa Al-Muhajir sedang naik motor ketika diserang drone AS dari MQ-9 Reaper -sebuah Pesawat tanpa awak (UAV).

Sumber dari kementerian pertahanan AS berkata Al-Muhajir naik motor di daerah barat daya Suriah yang notabene tempat pasukan AS aktif menyerang para pemimpin teroris. 

Selain itu, drone MQ-9 Reaper ternyata sempat bentrok dengan pesawat tempur Rusia beberapa hari sebelumnya. Menurut informasi di situs resmi CENTCOM, pesawat Rusia meluncurkan suar parasut (parachute flare).

"Pesawat tempur SU-35 Rusia meluncurkan parachute flare di jalur terbang MQ-9 Reaper pada 5 Juli 2023. CENTCOM menyebut hal itu tidak sesuai norma dan protokol yang ada. Drone AS lantas harus bermanuver. Pasukan Rusia semakin menunjukkan aksi-aksi tidak profesional dan tidak aman saat beroperasi di Suriah, mengancam keselamatan pasukan AS dan Rusia," tulis keterangan CENTCOM.


PBB Minta Suriah Lakukan Gencatan Senjata Secara Nasional

Senjata dan amunisi sitaan terlihat di pangkalan militer Suriah di Damaskus, ibu kota Suriah (8/11/2020). Tentara Suriah menyita senjata dan amunisi dari daerah yang sebelumnya dikuasai pemberontak di wilayah selatan dan mengangkutnya ke pangkalan militer di Damaskus. (Xinhua/Ammar Safarjalani)

Sebelumnya dilaporkan, Wakil Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah, Najat Rochdi, menyerukan gencatan senjata nasional dengan segera di Suriah, sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan 2254.

“Warga Suriah menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin buruk,” kata Rochdi saat berbicara di Dewan Keamanan PBB Kamis (29/6).

“Kebutuhan warga Suriah harus menjadi pusat pendekatan kita dan aksi kemanusiaan harus di-depolitisasi.”

Resolusi lintas batas di Suriah akan berakhir pada 10 Juli. Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffith, mengatakan kepada DK PBB bahwa resolusi itu harus diperbarui untuk kurun 12 bulan dan mencakup seluruh titik perbatasan, untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan ke Suriah barat laut.

“Ibu Presiden, otorisasi selama 12 bulan memungkinkan kita dan mitra-mitra kita untuk memberikan hasil kemanusiaan yang lebih baik pada bulan-bulan mendatang. Sesederhana itu,” kata Griffith, dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (30/6).

Resolusi 2672 pada 9 Januari memperpanjang otorisasi mekanisme pengiriman bantuan lintas perbatasan Suriah hingga 10 Juli. Melalui mekanisme itu, bantuan kemanusiaan dikirim ke Suriah dari Turki melalui penyeberangan Bab al-Hawa tanpa memerlukan persetujuan pemerintah Suriah.

Sementara itu, Duta Besar Suriah Bassam Sabbagh menggambarkan serangan baru pasukan Israel terhadap Republik Arab Suriah yang menewaskan 50 warga Suriah, menurut Sabbagh.

Infografis Rusia Didepak dari Dewan HAM PBB (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya