Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Attila Keszeg menyatakan komitmennya terhadap proyek bayar tol tanpa kartu atau multilane free flow (MLFF) di Indonesia.
Attila menyebut, proyek senilai USD 300 juta atau setara Rp 4,4 triliun itu telah menghabiskan sekitar Rp 1 triliun lebih yang berasal dari alokasi anggaran Pemerintah Hungaria.
Advertisement
"Kita telah mengeluarkan sekitar Rp 1 triliun lebih, sekitar USD 100 juta," ujar Attila dalam sesi bincang di Kedubes Hungaria di Jakarta, Senin (10/7/2023). Oleh karenanya, ia mengaku kerap ditanyakan oleh Pemerintah Hungaria terkait alokasi dana tersebut.
"Tapi kita punya rencana panjang yang harus dikeluarkan. Jangan lupa, kita turut mengeluarkan anggaran Pemerintah Hungaria. Bukan cuman orang Indonesia yang bertanya soal itu, Pemerintah Hungaria juga," ungkapnya.
Namun begitu, Attila mengatakan, penerapan uji coba pembayaran tol nirsentuh ini masih menunggu keputusan dari pemangku kepentingan, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Padahal, ia menegaskan, seluruh sistem yang dimiliki RITS sudah siap untuk meluncur uji coba.
"Saya ingin menekankan bahwa uji coba ini berarti sistemnya sudah siap sepenuhnya, bisa dioperasikan sepenuhnya. Oleh karenanya kita mengklaim bahwa kita sudah sangat dekat dengan uji coba, kita siap. Tapi ini hanya untuk bagian kecil di Indonesia (salah satu ruas tol untuk uji coba), bukan semuanya," tuturnya.
RITS Bongkar Alasan Sebenarnya Uji Coba Tol Tanpa Kartu Tertunda
Sebelumnya, uji coba sistem gebang tol tanpa sentuh atau multilane free flow (MLFF) batal digelar di Tol Bali Mandara pada 1 Juni 2023 lalu. Hingga kini, belum ada kepastian kapan penerapan bayar tol tanpa kartu itu akan dilakukan.
Direktur Utama PT Roatex Indonesia Tol System (RITS) Attila Keszeg mengakui, penerapan MLFF ini merupakan sebuah program yang rumit. Bukan hanya dari kesiapan sistem dan perangkat saja, RITS selaku bagian dari Roatex Ltd Zrt asal Hungaria ini harus berkolaborasi lintas instansi.
"Ini adalah program yang kompleks dan melibatkan banyak elemen. Kita punya banyak pekerjaan, kita butuh untuk mengembangkan software IT, seluruh gantries, dan lain-lain," jelasnya di Jakarta, Rabu (5/7/2023).
"Kita juga harus mengembangkan kolaborasi dengan Korlantas selaku polisi lalu lintas, dengan operator jalan tol, hingga pemerintah khususnya BPJT (Badan Pengelola Jalan Tol) dan Kementerian PUPR," papar Attila.
Oleh karenanya, ia belum bisa memastikan kapan penerapan uji coba pembayaran tol tanpa henti ini bakal diterapkan. RITS juga masih menunggu arahan langsung dari Kementerian PUPR.
"Jadi banyak komponen yang saling tergantung satu sama lain. Sehingga tidak satu pun yang bisa menetapkan deadline. Kita tidak bisa menetapkan itu tanpa PUPR, juga PUPR tidak bisa menetapkan tanpa kita," paparnya.
"Sehingga, kita punya kolaborasi yang sangat dekat dan baik dengan mereka. Kita bekerjasama, dan tetap menganalisis kapan deadline terbaik untuk mengumumkannya ke publik. Kapanpun kita memiliki batas waktu terbaru, akan kita umumkan," tegas Attila.
Senada, Chief Operating Officer (COO) RITS Agung Pramono menjelaskan, kerjasama lintas instansi ini juga dibutuhkan saat sistem MLFF sudah berjalan. Khususnya untuk memastikan apakah kendaraan yang masuk jalan tol sudah membayar atau belum.
"Jadinya kita ada manual inspection. Kita bekerjasama dengan pihak khusus karena stakeholder yang menyangkut ini banyak, termasuk PUPR dan Kepolisian. Dengan Kepolisian kita mencoba memberikan data-data yang lebih akurat, ada alamat, nomor telepon. Jadi lebih lengkap data-datanya," jelasnya.
Advertisement
Teka-Teki Kapan Uji Coba Sistem Bayar Tol Tanpa Kartu Terjawab, Ini Dia Bocorannya
Teka-teki uji coba sistem bayar tol tanpa kartu atau Multi Lane Free Flow (MLFF) mulai menemui titik terang. Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Attila Keszeg mengatakan uji coba sistem bayar tol tanpa kartu akan dilakukan pda tahun ini.
Attila mengatakan, penerapan uji operasional sistem pembayaran tol nir sentuh dan waktunya akan ditentukan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian PUPR. Saat ini, pihaknya terus menjalin komunikasi bersama Kementerian PUPR, dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), dan stakeholders terkait lainnya.
"Untuk uji coba MLFF, kita bekerja sama dengan BPJT dan PUPR, harapannya kita bisa mengumumkan segera. Kita mengupayakan uji coba dilakukan pada tahun ini," ujarnya di Sequis Tower, Jakarta Selatan, Rabu (5/7).
Menurut Attila, mekanisme MLFF mengadopsi teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) yang memungkinkan transaksi melalui aplikasi smartphone dan terdeteksi via satelit. Keakuratan sistem MLFF ini juga didukung penggunaan sejumlah kamera di ruas-ruas tol dan Mobile Control Unit (MCU) atau unit kontrol bergerak yang tersebar secara random yang terhubung ke Control Center.
"Keberadaan kamera dan MCU yang terkoneksi ke Control Center sangat mendukung kinerja sistem MLFF hingga 100 persen, sehingga dapat memastikan setiap mobil yang melewati ruas tol dapat terpantau langsung," ujar Attila.
Tingkatkan Efisiensi
Selanjutnya, proses pemantauan pergerakan kendaraan pada sejumlah jalan tol yang telah siap dengan sistem MLFF di Indonesia diidentifikasi melalui Control Center. Attila mengatakan, Control Center merupakan bagian penting dalam atau sistem pembayaran tol Multi-Lane Free Flow (MLFF) atau sistem pembayaran tol nir sentuh.
"Di Control Center ini kami akan menunjukkan bagaimana sistem MLFF bekerja dan bagaimana setiap kendaraan yang masuk dan keluar melewati ruas toll dapat dimonitor sehingga memastikan terjadinya pembayaran tol secara akurat," ucap Attila.
Attila mengatakan, penerapan sistem MLFF/pembayaran tol nir sentuh akan mampu meningkatkan efisiensi waktu tempuh pengendara. Pasalnya, melalui digitalisasi pembayaran karena pengguna kendaraan yang melalui jalan tol tidak perlu berhenti untuk melakukan transaksi pembayaran melalui pintu-pintu tol.
"Tentunya hal ini juga menyebabkan hilangnya konsentrasi kendaraan di pintu-pintu tol sehingga mampu mengurangi polusi emisi karbon," pungkas Attila.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement