Fashion Brand Asli Kalimantan Ini Mampu Gerakkan Ekonomi Desa Sekaligus Lestarikan Budaya

Handep, sebuah fashion brand dan social enterprise kenamaan Indonesia yang berasal dari Kalimantan Tengah, didirikan oleh anak muda Dayak, Randi Julian Miranda, Yoan Taway dan Kuratul Aini.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2023, 22:19 WIB
Ilustrasi produk dari rotan. (Liputan6.com/ist)

Liputan6.com, Palangka Raya Handep, sebuah fashion brand dan social enterprise kenamaan Indonesia yang berasal dari Kalimantan Tengah, didirikan oleh anak muda Dayak, Randi Julian Miranda bersama dua rekannya, Yoan Taway dan Kuratul Aini. Handep didirikan atas dasar keprihatinan Randi terhadap ketidakadilan yang dialami masyarakat Dayak dari eksploitasi tambang serta sawit di Kalimantan.

Meskipun ada banyak sekali perusahaan berskala besar di Kalimantan, namun kesempatan untuk memperoleh pekerjaan bagi masyarakat Dayak masih sangat terbatas. Tidak hanya itu, perusahaan-perusahaan ekstraktif ini juga menyebabkan berbagai dampak lingkungan yang buruk seperti deforestasi, banjir skala besar, pencemaran sungai, serta permampasan tanah dan hutan adat.

Faktor inilah yang mendorong Handep memutuskan untuk mengambil peranan yang sangat penting demi mendukung penuh masyarakat adat Dayak yang ada di kawasan itu melalui matapencaharian yang lebih berkearifan lokal dan tidak merusak lingkungan khusunya hutan hujan Kalimantan yang memainkan peranan penting dalam keseimbangan ekosistem. Jadi Handep ini merupakan sebuah “initiative from the ground up” di mana para pendirinya adalah bagian dari komunitas dibantu.

“So, we own our narrative, berbeda dengan kebanyakan usaha sosial lain di mana para pendirinya datang dari luar komunitas yang mereka bantu," ujar Randi.

Handep memilih model social enterprise karena tujuannya tidak hanya demi mencari keuntungan semata, tetapi membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

"Kenapa itu menjadi penting? Karena aku pikir kan kalau untuk daerah-daerah terpencil kayak di pedalaman Kalimantan itu susah banget diakses ya. Jadi program-program dari pemerintah pun jarang banget bisa masuk, inilah yang membuat Handep akhirnya mengambil peranan penting dalam mendukung masyarakat adat yang ada di sana," papar Randi.

 

 


Bahan Alami

Produk Handep diproduksi dengan memanfaatkan bahan alami berupa rotan yang ketersediannya masih melimpah di Kalimantan dan proses pengerjaan yang ramah lingkungan. Produk akhirnya berupa alsesoris fashion dan dekorasi rumah seperti tas, topi, keranjang, dan aksesoris lainnya.

“Handep sendiri mengusung konsep sustainable fashion yang bertujuan untuk membantu menjaga lingkungan serta pelestarian hutan dan budaya masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah mempunyai tradisi menganyam rotan dengan motif tribal ciri khas Dayak yang sangat unik, potensi ini lah yang dikembangkan menjadi produk yang dapat memperkenalkan keunikan dan ciri khas suku Dayak,” jelas Randi.

Selain itu, untuk setiap pembelian 1 produknya, Handep menanam 1 pohon di hutan masyarakat di desa-desa mitranya. Kami menggunakan konsep bisnis regeneratif yang sifatnya sangat holistik dari sisi lingkungan, sosial dan ekonomi.

Rotan yang membutuhkan hutan untuk hidup akhirnya menjadi senjata bagi Handep untuk menjaga hutan. Jika hutan terjaga, rotan tidak akan punah, dan sebaliknya.

”Cara paling sederhana untuk membantu masyarakat adat Dayak menjaga hutan mereka yange merupakan paru-paru dunia ini adalah dengan membeli produknya. Handep is craft that conserves Borneo tropical rainforests,” tutur Randi.

Adapun perbedaan produk Handep dengan kriya berbahan rotan lain di Kalimantan dan daerah lain di Indonesia adalah anyamannya yang sangat halus, desain yang kontemporer, transparansi dan perdagangan yang adil, serta pewarnaan yang masih menggunakan cara tradisional, yakni dengan pewarna alam. Hal itu dilakukan Handep untuk menjaga kearifan lokal.

Saat ini, Handep bermitra dengan kurang lebih 350 perajin di desa-desa di Kalimantan Tengan dan Barat. Di tahun 2023, Handep merambah ke kain tenun Dayak di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, untuk mendukung pelestarian menenun suku Dayak Iban dan memberikan kesempatan matapencaharian yang lebih baik bagi perempuan penenun. Kain Tenun suku Dayak Iban ini disulap menjadi pakaian dan juga aksesoris seperti tas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya