Berkat Yoghurt Berbahan Dasar Bawang Merah, Prof Adolf Diangkat Jadi Guru Besar

Berkat temuan ubi ungu dan bawang merah, yang bisa dikembangkan sebagai yoghurt berbahan dasar nabati, Prof. Adolf. Dari hasil temuan ini, Profesor Jan Nexson Parhusip, dosen Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan UPH, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Mikrobiologi Pangan.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 12 Jul 2023, 20:00 WIB
Dari ubi ungu dan bawang merah, ternyata bisa dikembangkan sebagai yoghurt berbahan dasar nabati, Prof. Adolf. Dari hasil temuan ini, Profesor Jan Nexson Parhusip, dosen Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan UPH, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Mikrobiologi Pangan.

Liputan6.com, Tangerang - Dari ubi ungu dan bawang merah, ternyata bisa dikembangkan sebagai yoghurt berbahan dasar nabati. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dosen Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan Universitas Pelita Harapan (UPH), Prof. Dr. Ir. Adolf Jan Nexson Parhusip, M. Si dikukuhkan sebagai Guru Besar Mikrobiologi Pangan.

 

Pengangkatan tersebut diresmikan melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek). 

Dalam acara pengukuhan, Prof. Adolf membawakan orasi ilmiah “Pengembangan Yoghurt Sinbiotik Berbasis Nabati Dengan Mikroenkapsulasi Bakteri Asam Laktat Untuk Mendukung Kesehatan Masyarakat”. Dia menyoroti pengembangan yoghurt sinbiotik dengan bahan dasar nabati yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan manusia. 

Temuan ini juga dinilai dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang menghindari produk yang menggunakan bahan dasar hewani.

“Yoghurt sinbiotik adalah kombinasi antara probiotik dan prebiotik. Yoghurt sinbiotik dibuat dengan menggabungkan bakteri probiotik dengan bahan pangan yang mengandung prebiotik berbasis nabati, seperti inulin yang terdapat di dalam kacang lentil merah, ubi ungu, dan bawang merah," tuturnya, Selasa (11/7/2023).

Menurutnya, bahan pangan ini dapat memenuhi standar mutu yoghurt sinbiotik karena memiliki kadar serat yang tinggi dan bermanfaat bagi saluran pencernaan manusia. Konsep kombinasi fermentasi, sinbiotik, dan mikroenkapsulasi diaplikasikan dalam pengembangan produk pangan yoghurt sinbiotik yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat.

Penelitian Prof. Adolf Parhusip menemukan, bila produk prebiotik yang dihasilkan dari kacang lentil merah memiliki kadar inulin sebesar 0,4602 ± 0,03 mg inulin/mg, tepung ubi ungu memiliki kadar inulin sebesar 30,17 persen, dan yoghurt bawang merah memiliki kadar inulin sebesar 0,04345 ± 0,00385 mg inulin/mg untuk setiap sampelnya. 

"Dengan kandungan inulin ini, yoghurt sinbiotik yang dikembangkannya telah memenuhi standar mutu yoghurt sesuai dengan SNI 2981:2009," katanya.

Prof. Adolf juga mengatakan, bila penemuan ini selanjutnya akan terus dikembangkan secara bertahap bersama dengan fakultas lain, dengan tujuan untuk menghasilkan produk komersial di masa depan. 

“Dengan temuan ini, saya berharap masyarakat dapat dengan mudah dan praktis memperoleh manfaat kesehatan. Selain itu, saya juga berharap agar semakin banyak orang yang menjadi selektif dalam memilih makanan yang baik bagi kesehatan,” ujar Prof. Adolf.

Pengukuhan Profesor Adolf Parhusip sebagai Guru Besar menambah prestasi UPH dalam menghasilkan 25 Guru Besar di berbagai bidang ilmu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya