Harga Cabai di Gorontalo Tak Menentu, Pasokan dari Luar Daerah Dituding Jadi Penyebab

Harga komoditi lain seperti, beras medium, Gula Pasir dan tepung terigu dilaporkan stabil masing-masing seharga Rp13.380/kg, Rp16.000/kg, dan Rp13.000/kg.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 12 Jul 2023, 23:00 WIB
Aneka jenis cabai dijual di Pasar tradisional(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Gorontalo - Harga komoditas bumbu dapur di Gorontalo terpantau mengalami fluktuasi hingga tanggal 7 Juli. Informasi yang tersebut berdasarkan rilis harga harian komoditi bahan pokok per tanggal 3-7 Juli 2023 Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo, pada validasi data Minggu 9 Juli 2023 di Pasar Sentral Gorontalo.

Terpantau harga cabai merah atau rawit mengalami penurunan masing-masing Rp47.833 per kilogram (kg) hingga Rp46.167 per kg pada tanggal 6-7 Juli. Sementara kenaikan terjadi pada tanggal 5 Juli sebesar Rp2.416 per kg atau 5,04 persen dengan harga Rp50.333 per kg.

Untuk harga cabe merah keriting tanggal 3 Juli 2023 berkisar Rp60.000 per kg. Harga relatif naik turun per tanggal 5-7 Juli, hingga dilaporkan pada tanggal 7 Juli harga kembali turun sebesar Rp5.000 atau 9,44 persen berada pada harga Rp.47.917.

Sementara pergerakan harga bawang merah dan bawang putih per tanggal 7 Juli mengalami kenaikan. Masing-masing sebesar Rp1.667/kg atau 3,60 persen dengan harga Rp.47.917/kg untuk bawang merah, dan sebesar Rp 784/kg atau 1,60 persen dengan harga Rp49.667/kg untuk bawang putih.

Harga komoditi lain seperti, beras medium, Gula Pasir dan tepung terigu dilaporkan stabil masing-masing seharga Rp13.380/kg, Rp16.000/kg, dan Rp13.000/kg. Demikian pula dengan harga daging sapi paha belakang, daging ayam ras dan telur ayam yang masih stabil dengan masing-masing harga Rp130.000/kg, Rp 28.750/kg, dan Rp32.000/kg.


Keluh Kesah Petani Cabai

Begini Kondisi cabai rawit petani di Gorontalo diserang hama patek (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Menurut salah satu petani Cabai Rawit di Gorontalo, jika naik turunya harga cabai tersebut akibat, pasokan cabai yang masuk dari luar daerah. Kondisi tersebut justru membuat mereka merugi.

"Saat harga naik kami bersyukur, karena cabai kami dibeli oleh para pedagang dengan harga yang cenderung mahal," kata Yaya Harun.

Akan tetapi kata Yaya, yang disesalkan petani, ialah pemkab dinilai tidak bisa menjaga kestabilan harga. Harusnya, jika komoditi cabai rawit lagi naik, pemerintah harus menjaga stabilitas harga tersebut.

"Pemerintah hanya menjaga jangan sampai harganya anjlok. Saat mahal, tiba-tiba cabai dari luar masuk secara bebas ke Gorontalo. Secara otomatis harga akan naik turun," tuturnya.

Harusnya, yang dilakukan pemerintah ialah mengecek tengkulak atau pengepul nakal yang menimbun stok cabai. Merekalah yang menjadikan cabai ini menjadi cenderung mahal.

"Kalau mendatangkan cabai dari luar daerah, maka itu bukan solusi. Melainkan menyusahkan petani-petani lokal," imbuhnya.

Dirinya mengaku, kondisi Gorontalo yang tengah dilanda musim hujan, membuat petani harus merawat dengan baik cabainya. Sebab, tanah yang basah membuat hama dengan cepat berkembang.

"Apalagi saat ini lagi musim hujan, kami harus ekstra waspada dengan hama. Tentu biaya dan tenaga yang dikuras, kalau harganya turun kami rugi," tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya