Monumen Guru PGRI, Bukti Perjuangan Guru Indonesia dalam Kongres PGRI I di Solo

Sebelum Kongres PGRI I, para guru pribumi pernah membentuk Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 12 Jul 2023, 07:00 WIB
Ilustrasi guru. (Photo created by Drazen Zigic on www.freepik.com)

Liputan6.com, Solo - Tak banyak yang mengetahui keberadaan tugu atau yang biasa disebut Monumen Guru PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) di Kota Solo. Tugu ini berada di halaman SMPN 10 Surakarta, tepatnya di Jalan Kartini, Kampung Timuran, Kota Surakarta.

Tugu ini berdiri tegak di sebuah halaman yang cukup luas dengan dihiasi patung burung garuda Pancasila. Konon, tugu ini menjadi tonggak lahirnya PGRI di Kota Solo melalui kongres pertamanya.

Mengutip dari surakarta.go.id, Kota Solo memang menjadi kota penting lahirnya organisasi profesi guru. Sebelum Kongres PGRI I, para guru pribumi pernah membentuk Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912.

Hingga pada 1932, PGHB berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Namun, kemunculan PGI tidak disukai oleh Belanda karena adanya nama "Indonesia" di dalamnya.

Hal yang sama juga terjadi setelah kedudukan Belanda diganti oleh Jepang. Pemerintah Jepang juga tidak menginginkan adanya organisasi guru tersebut.

Segala bentuk aktivitas pun tidak diizinkan untuk dilakukan. Namun, hal itu tak membuat para guru patah semangat.

Puncaknya, pada 1945, diadakan kongres guru untuk pertama kalinya di Solo. Momen tersebut memanfaatkan kekalahan Jepang sekaligus momentum Proklamasi Kemerdekaan. Semua peserta kongres guru pun sepakat untuk membentuk organisasi guru bernama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Organisasi tersebut tidak membeda-bedakan agama maupun golongan dan lebih menonjolkan semangat nasionalisme serta kepentingan bangsa.

Kongres Guru Indonesia tersebut tepatnya digelar pada 24-25 November 1945. Digelarnya kongres tersebut membuat para guru semakin bersemangat dan termotivasi untuk bersatu memajukan pendidikan di Indonesia.

Upaya penting yang mereka wujudkan adalah menghapus semua perbedaan yang berkaitan dengan organisasi, kelompok, tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, hingga agama dan suku. Kongres tersebut dihadiri oleh para guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, serta pegawai pendidikan RI yang baru dibentuk.

Hingga akhirnya, kongres tersebut juga menetapkan 25 November 1945 sebagai tanggal berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Kemudian, tak jauh dari aula yang dijadikan sebagai tempat berlangsungnya Kongres PGRI I, dibangun Tugu Peringatan PGRI atau Monumen Guru PGRI.

Monumen Guru PGRI menjadi simbol kuat dan tegaknya para guru di Indonesia dalam mempertahankan NKRI melalui dunia pendidikan. Hingga kini, keberadaan tugu maupun aula tersebut masih terawat dengan sangat baik.

(Resla Aknaita Chak)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya