Survei LSI: Kepuasan Publik Terhadap Kerja Jokowi Masih Tertinggi, Tembus 81,9 Persen

Lembaga Survei Indonesia mengungkapkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih tinggi yakni, 81,9 persen. Hal ini merujuk pada hasil survei LSI periode 1-8 Juli 2023.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 11 Jul 2023, 18:00 WIB
Presiden Jokowi blusukan ke Pasar Tugu, Kota Depok. Jokowi di sana menyapa sejumlah warga dan mengecek harga kebutuhan pokok. (Liputan6.com/Dicky Prihantono)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Indonesia mengungkapkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih tinggi yakni, 81,9 persen. Hal ini merujuk pada hasil survei LSI periode 1-8 Juli 2023.

"Angka 81,9 persen merupakan yang tertinggi sepanjang temuan survei melalui sambungan telepon," kata Direktur Eksekutif LSI Djayani Hanan dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (11/7/2023).

Menurut dia, tingkat kepuasan publik terhadap kerja Presiden Jokowi konsisten menguat. Djayadi menyampaikan tren kepuasan terhadap kerja Jokowi tersebut terus meningkat sepanjang 2023 hingga memasuki awal Juli.

Tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kerja Jokowi, kata dia, berlaku di setiap kelompok demografi dan wilayah.

Pada awal Februari, angkanya mencapai 75,9 persen. Tren kepuasan kinerja Jokowi ini kian meningkat pada Februari menjadi 76,8 persen.

"Memasuki Juli, terjadi kenaikan yang cukup signifikan dan tertinggi sepanjang sejarah survei, yakni mencapai 81,9 persen,” ungkap Djayadi.

Survei ini dilakukan pada 1-8 Juli 2023 dengan melibatkan 1.242 responden. Populasi sampel adalah warga Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 83% dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak.

Margin of error survei diperkirakan ±2.8% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Responden diwawancarai lewat telepon oleh pewawancara terlatih.

 


Beri Efek Positif Bagi Capres yang Miliki Relasi Kuat ke Jokowi

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno, menilai, tingginya kepuasan publik terhadap pemerintahan akan memberikan efek positif terhadap tingkat keterpilihan calon presiden (capres) yang memiliki relasi kuat dengan Presiden Jokowi.

Ia bahkan menyebut Jokowi sebagai figur yang harum.

"Pak Jokowi ibarat sosok yang sangat wangi saat ini. Dan siapa pun yang terasosiasi dengan Pak Jokowi akan kebagian rasa wanginya dalam bentuk kenaikan elektabilitas," kata Eddy.

Menurut dia, sejauh ini efek positif tersebut hanya dirasakan Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo. Sebab, keduanya dianggap publik dekat dengan Jokowi.

"Pak Ganjar dan Pak Prabowo terlihat sering terasosiasi dengan Pak Jokowi sehingga elektabilitasnya menjadi terangkat naik," ucapnya.

Eddy menyampaikan fek tersebut bakal lebih signifikan mengangkat tingkat keterpilihan daripada figur calon wakil presiden (cawapres) yang bakal mendampingi Prabowo maupun Ganjar.

"Cawapres bagaimana dipresentasikan tadi yang melekat dan dipasangkan ke salah satu capres yang paling unggul dalam survei, Pak Prabowo atau Pak Ganjar, tidak membawa dampak yang signifikan terhadap elektabilitas capresnya. Tetapi, Pak Jokowi diasosasikan dengan salah satu capres, justru menambah nilai daripada capres yang bersangkutan," tuturnya.

"Jadi, saya perhatikan, Jokowi effect akan kuat dalam kontestasi yang akan datang. Dan itu akan sangat menguntungkan capres yang diasosiasikan paling dekat Pak Jokowi," sambung Eddy.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya