12 Juli 2013: PBB Umumkan Peringatan Malala Day, Tandai Pidato Sensasional dan HUT Malala Yousafzai

Sosok Malala Yousafzai mendunia setelah dia ditembak anggota Taliban pada 9 Oktober 2012.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Jul 2023, 06:00 WIB
Malala Yousafzai yang mengenakan kerudung sequin perak berpose di karpet merah Oscar 2023. (dok. Emma McIntyre / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

Liputan6.com, Islamabad - Malala Day atau Hari Malala diperingati setiap 12 Juli sejak tahun 2013. Bertepatan dengan momen itu, Malala Yousafzai, menyampaikan pidato mengharukan di Markas Besar PBB yang fokus pada akses pendidikan wanita di seluruh dunia.

"Rekan-rekan terkasih, hari ini saya fokus pada hak-hak perempuan dan pendidikan anak perempuan karena merekalah yang paling menderita. Ada suatu masa ketika aktivis sosial perempuan meminta laki-laki untuk membela hak-hak mereka. Tapi, kali ini, kami akan melakukannya sendiri. Saya tidak mengatakan kepada laki-laki untuk menjauh dari berbicara untuk hak-hak perempuan, melainkan saya berfokus pada perempuan untuk mandiri dalam memperjuangkan diri mereka sendiri," demikian salah satu kutipan pidato Malala saat itu.

Dalam konteks Malala, 12 Juli juga istimewa karena dia merayakan hari lahirnya 26 tahun silam. Atas dua faktor tersebut, PBB menetapkan 12 Juli sebagai Hari Malala. Demikian seperti dilansir Standard.

Siapa Malala Yousafzai?

Malala lahir di Mingora, Pakistan, pada tahun 1997. Ketika berusia 11 tahun, dia mulai mengadvokasi pendidikan anak perempuan, meski hidup di bawah Taliban, yang aktif mengampanyekan penentangan terhadap hak-hak perempuan.

Tahun 2009, Malala mulai menulis blog untuk BBC dengan nama samaran. Dia menyuarakan peningkatan aktivitas militer di kampung halamannya di Swat Valley. Bahkan, setelah identitasnya terungkap, Malala dan ayahnya, yang merupakan seorang guru, terus berbicara secara terbuka tentang hak atas pendidikan.

Pada 9 Oktober 2012, saat Malala pulang dari sekolah, dia diserang oleh seorang anggota Taliban yang menembaknya di sisi kiri kepala. Semua dia menjalani perawatan di Pakistan, namun kemudian dia dikirim ke Birmingham, Inggris, untuk pemulihan lebih lanjut.

Sembilan bulan setelah tragedi penembakannya, Malala menyampaikan pidato di Markas Besar PBB, tepat pada hari ulang tahunnya ke-16. Lalu pada usia 17 tahun, Malala diganjar Nobel Perdamaian. Dia mencetak sejarah sebagai penerima Nobel Perdamaian termuda.

Tahun 2020, Malala mengumumkan kelulusannya dari Universitas Oxford.

Malala telah menerima lebih dari 40 penghargaan dan tanda jasa atas keberaniannya yang tidak kenal lelah. Pada tahun 2014, King's College menganugerahinya gelar doktor kehormatan.

"Saudara-saudara terkasih, ingatlah satu hal. Malala Day bukanlah hari saya. Hari ini adalah hari bagi setiap perempuan, setiap anak laki-laki dan anak perempuan, yang menyuarakan hak-hak mereka," ujar Malala.


Memoar Baru

Malala Yousafzai. (Wikimedia Commons)

Malala baru-baru ini mengumumkan bahwa dia sedang mengerjakan memoar baru, yang diakuinya belum diberi judul dan tanggal rilis yang dijadwalkan.

Karyanya sebelumnya "I Am Malala: The Story of the Girl Who Stood Up for Education and Was Shot by the Taliban" diterbitkan pada tahun 2013 dan telah terjual jutaan eksemplar.

Perempuan yang tetap tampil sederhana meski sudah mendunia itu telah menikah dengan Asser Malik, yang berprofesi sebagai manajer Pakistan Cricket Board.

"Beberapa tahun terakhir dalam hidup saya ditandai dengan transformasi yang luar biasa... Semua kesedihan serta kegembiraan menyertai pertumbuhan," ungkap Malala.

"Ini adalah buku saya yang paling pribadi dan saya berharap pembaca akan menemukan pengakuan, kepastian, dan wawasan dalam cerita saya."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya