Liputan6.com, Jakarta Bitcoin telah mengalami pergerakan datar sejak akhir Juni 2023. Harga Bitcoin telah berfluktuasi antara USD 30.000 atau setara Rp 454,2 juta (asumsi kurs Rp 15.142 per dolar AS) hingga USD 31.000 atau setara Rp 470 juta, dengan upaya sesekali untuk bergerak lebih tinggi.
Data Non farm Payroll Amerika Serikat yang rilis di bawah ekspektasi pasar pada Jumat, 7 Juli 2023 pekan lalu telah mampu menjaga Bitcoin mempertahankan posisinya di kisaran USD 30.000 hingga awal minggu kedua Juli ini.
Advertisement
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan agar Bitcoin masih potensi melanjutkan tren kenaikan, maka akan sangat penting Bitcoin untuk tetap mempertahankan harganya di atas USD 30.000 pada pekan ini.
Ditengah pergerakan Bitcoin yang Stagnan. Beberapa altcoin mengalami kenaikan yang dalam periode tujuh hari terakhir. Solana (SOL) naik 12,31 persen, Polygon (MATIC) naik 4,24 persen, dan Avalanche (AVAX) 3,35 persen.
“Pekan ini, fokus pasar akan bergeser ke Consumer Price Index (CPI) AS akan diikuti oleh Producer Price Index (PPI) AS. Investor juga akan mencermati pidato para pejabat The Fed terkait ekonomi dan kebijakan,” kata Panji dalam siaran pers, dikutip Rabu (12/7/2023).
Jika data inflasi AS untuk Juni mengikuti tren yang sama seperti yang diperkirakan, maka akan berpotensi untuk mendorong harga Bitcoin. Inflasi akan mempengaruhi Federal Reserve dalam keputusan perubahan suku bunga bank sentral AS pada FOMC Juli di 25-26 Juli 2023.
Sentimen
Penguatan harga Bitcoin juga didorong juga efek positif dari aplikasi spot Bitcoin ETF yang diajukan oleh berbagai lembaga manajemen aset dunia. berkontribusi pada tren naik ini.
“Blackrock, Fidelity, dan lainnya telah mengajukan ulang aplikasi mereka sesuai arahan U.S. Securities and Exchange Commission (SEC). Saat ini masih belum ada keputusan apakah SEC akan menyetujuinya. Jika disetujui maka ini akan menjadi babak baru mengenai investasi aset kripto dan menjadi katalis positif terhadap harga Bitcoin,” jelas Panji.
Dari sisi industri, halving bitcoin yang akan terjadi tahun depan telah mendorong produksi dan efisiensi pada bisnis mining Bitcoin. Beberapa perusahaan mining Bitcoin seperti Riot Platforms, CleanSpark, hingga Hut 8 tengah disibukkan dengan strategi yang akan dilakukan untuk memaksimalkan produksi mining Bitcoin.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.