Jokowi: Semua Jurus Kita Gunakan untuk Bebaskan Pilot Susi Air

Nasib Pilot Maskapai Susi Air Philip Mark Merthens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua masih belum ada titik terang. Perkembangan terakhir, KKB Papua meminta tebusan sejumlah Rp5 miliar agar sandera dibebaskan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 12 Jul 2023, 14:34 WIB
Pilot maskapai Susi Air, Philips Mark Methrtens (37) disandera kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM). Penyanderaan pilot Susi Air ini sudah berlangsung sejak 7 Februari 2023. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Nasib Pilot Maskapai Susi Air Philip Mark Merthens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua masih belum ada titik terang. Perkembangan terakhir, KKB Papua meminta tebusan sejumlah Rp5 miliar agar sandera dibebaskan.

Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menastikan negara akan mengerahkan segala cara untuk membebaskan sandera. Namun, terkait cara apa yang ditempuh, Jokowi enggan berbicara banyak.

"Kita memang tidak mau berbicara banyak. Semua sudut, semua jurus kita gunakan," tegas Jokowi saat ditemui di Nyoman Nuarta Art Gallery Bandung, Rabu (12/7/2023).

Presiden Jokowi menjelaskan, upaya yang dilakukan pemerintah bersifat rahasia dan bukan untuk konsumsi publik. Tujuannya, agar upaya penanganan dilakukan sempurna dan tidak membahayakan sandera.

"Pada titik akhirnya menghasilkan sesuatu, tapi tak bisa saya sampaikan upaya itu," kata Presiden.

"Ada upaya bawah tanah, ada upaya atas tanah," imbuh dia.

Soal progres sampai hari ini, Jokowi kembali menegaskan hal itu tidak bisa disampaikan.

"Tidak bisa saya sampaikan," ujar Jokowi.

Pemerintah sampai saat ini masih terus berupaya menyelamatkan Pilot Susi Air, Philip Mark Merthens, yang menjadi sandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sejak 7 Februari 2023 lalu.

Kemudian beredar kabar bahwa KKB alias OPM meminta uang sebesar Rp5 miliar untuk membebaskan pilot tersebut. Namun ternyata, pentolan separatis Papua mengungkapkan syarat sebenarnya yang berbeda.


Pilot Susi Air akan Dibebaskan Asalkan Papua Merdeka

Tangkapan layar klaim foto pilot pesawat Susi Air yang dibakar KKB Papua.

Pimpinan Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau KKB Papua, Egianus Kogoya, membantah pihaknya meminta uang kepada pemerintah Indonesia.

"Di seluruh media dikatakan bahwa Egianus Kogoya minta uang Rp5 miliar. Itu dari mana kami minta uang Rp5 miliar? Saya tidak meminta uang Rp5 miliar," tegas Egianus Kogoya.

Ia bahkan menegaskan tidak akan menerima sepeser pun uang dari pemerintah Indonesia untuk pembebasan pilot Susi Air, apalagi Rp5 miliar.

"Indonesia mau kasih keluar uang Rp5 miliar atau berapa M yang Indonesia kasih keluar, kami tidak akan terima," tegasnya.

Lebih lanjut Egianus mengatakan bahwa akan menyerahkan pilot Susi Air hanya jika pemerintah Indonesia membiarkan Papua lepas. Akan tetapi apabila Papua tidak merdeka, maka mereka tidak akan menyerahkan sandera.

"Hanya Papua lepas, baru kami akan serahkan pilot. Kalau Papua tidak merdeka, kami tidak akan serahkan pilot," Egianus menegaskan.

"Jadi seluruh media di TV maupun di media mana, ada isu-isu bahwa saya minta uang Rp5 miliar. Itu omong kosong. Dari mana saya minta uang Rp5 miliar," tekan Egianus.

"Saya tangkap pilot itu tidak minta uang. Saya hanya minta kemerdekaan. Hanya satu itu," tegasnya.

Sebelumnya beredar kabar bahwa Pemimpin KKB Papua Egianus Kogoya meminta uang tebusan Rp5 Miliar sebagai syarat pembebasan pilot Susi Air. Panglima TNI Yudo Margono menyebut permintaan tersebut bisa saja dipenuhi demi kemanusiaan.

"Ya, kalau permintaannya itu, ya, kita penuhi demi keselamatan semuanya," ujar Yudo Margono.

Akan tetapi, Yudo sendiri mengaku belum mengetahui perihal permintaan uang tebusan tersebut.

"Saya enggak tahu tadi permintaan itu dari mana. Kami belum tahu itu. Tetapi, ya itu tadi, untuk damai dan kemanusiaan apalagi menyangkut nyawa manusia. Artinya tidak ada apa pun yang seharga itu," kata Yudo.

Infografis Misi Penyelamatan Pilot Susi Air dari Sandera KKB Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya