Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini publik dihebohkan dengan kasus viralnya pengantin asal Bogor bernama Anggi Anggraeni yang dikabarkan hilang sehari setelah akad nikah. Rupanya ada fakta mengejutkan di balik menghilangnya Anggi. Sempat membuat sang suami Fahmi Husaeni dan pihak keluarga kebingungan, siapa sangka bahwa ternyata Anggi kabur menemui mantan kekasihnya.
Hal ini tentu mengejutkan tak hanya bagi sang suami dan pihak keluarga, tapi juga publik. Banyak yang menyayangkan sikap Anggi Anggraeni yang seolah tak bisa melupakan mantan kekasihnya tersebut. Namun hal ini nampaknya juga kerap dialami oleh banyak orang. Lantas mengapa banyak orang sulit move on dan melupakan mantan kekasihnya?
Advertisement
Kebanyakan orang pada akhirnya akan melanjutkan hidup mereka sendiri setelah suatu hubungan berakhir, terutama jika kedua pasangan sepakat untuk berpisah. Banyak orang yang akan belajar dari kesalahan mereka, menemukan kenyamanan dari teman, dan akhirnya berkomitmen untuk menjalin hubungan baru.
Sayangnya, ini adalah cerita yang sangat berbeda jika orang meninggalkan pasangannya saat pasangannya masih sangat terikat. Beberapa orang mengalami kesedihan yang tak berkesudahan usai putus cinta.
Kebanyakan orang yang mengalami kesedihan berkepanjangan biasanya telah mencoba segala cara untuk memperbaiki hubungan mereka. Menurut ilmu psikologi pun rupanya ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa banyak orang sulit untuk move on dan melupakan masa lalu mereka bersama mantan kekasih. Dilansir dari Psychology Today, berikut ulasannya.
1. Merasa insecure
Adalah hal yang wajar bagi seseorang untuk merasa tidak aman ketika terancam kehilangan sesuatu yang sangat berarti bagi mereka. Jika kenyamanan mereka terganggu oleh ancaman yang tidak terduga, kebanyakan orang telah menguasai mekanisme pertahanan yang membantu mereka mengatasi perasaan sedih dan takut yang wajar.
Seiring berjalannya waktu, mereka dapat melanjutkan hidup. Sayangnya, ada orang yang menderita tingkat kecemasan yang lebih dalam dan mungkin juga pernah mengalami banyak kehilangan di masa lalu.
Sebagai pasangan dalam sebuah hubungan, mereka mungkin mengalami lebih banyak kesulitan untuk menyeimbangkan diri ketika ditinggalkan oleh pasangan yang pernah dipercaya. Mereka merasa jauh lebih tidak berdaya dan putus asa, seolah-olah mereka tidak akan pernah bisa mempercayai cinta lagi. Terkadang, hampir tidak dapat berfungsi, rasa sakit mereka mengalahkan harapan bahwa mereka akan menjadi lebih baik.
Advertisement
2. Merasa mantan pasangan adalah yang terbaik
Jika seseorang merasa bahwa mereka akhirnya menemukan "hubungan yang sempurna", dan pasangan mereka kemudian pergi, mereka mungkin putus asa bahwa mereka tidak akan pernah menemukan cinta yang seindah ini lagi.
Pasangan yang pernah mengalami pengabaian satu arah seperti ini mungkin selalu memimpikan memiliki pasangan yang spesial, dapat diandalkan, dan penuh kasih. Namun, setelah menemukan seseorang yang tampaknya sesuai dengan keinginan mereka, mereka mungkin menjadi terlalu takut untuk menanyakan apakah pasangan mereka memiliki keinginan atau harapan yang sama atau tidak.
Ketika mereka yakin bahwa mereka telah menemukan pasangan yang sempurna, mereka mencurahkan semua yang mereka miliki ke dalam hubungan tersebut, berharap hubungan itu tidak akan pernah berakhir.
3. Takut merasa kesepian
Alasan selanjutnya yang membuat seseorang susah untuk move on usai putus ialah mereka takut merasa sendirian. Jika seseorang takut bahwa cinta tidak akan pernah terjadi, ia akan sulit melupakan pasangannya yang terakhir. Dia bahkan tak segan untuk mentolerir pengabaian, pelecehan, atau perilaku tidak jujur hanya untuk tetap berada dalam suatu hubungan.
Advertisement
4. Terlalu bergantung dengan mantan
Adalah berbahaya bagi pasangan intim untuk membiarkan pasangannya menjadi satu-satunya penentu nilai dasar orang tersebut. Seperti menaruh semua telur di keranjang yang sama, pasti akan ada kehancuran total jika kepercayaan itu tidak menghasilkan respons yang positif.
Jika pasangan tersebut memilih untuk mengakhiri hubungan, pasangan yang ditolak hanya memiliki citra diri negatif dari satu orang tersebut yang dapat diandalkan. Mereka hanya bisa mencari-cari kesalahan pada diri mereka, kesalahan yang telah mereka lakukan, dan bahwa mereka mungkin selalu tidak bisa dicintai oleh orang lain lagi.
5. Takut gagal
Ada orang yang benar-benar takut gagal dalam segala hal, dan hubungan hanyalah salah satu bagian. Mereka memberikan segalanya untuk apapun yang mereka kejar, dan tidak dapat menghadapi bahwa usaha mereka mungkin tidak membuahkan hasil dalam sesuatu yang penting seperti hubungan cinta.
Karena takut gagal, mereka terlalu sering bereaksi berlebihan saat ada sesuatu yang tidak beres atau melewatkan isyarat penting karena fokus mereka yang terlalu berlebihan.
Ketika pasangan mereka meninggalkannya, mereka sering kali menyalahkan diri sendiri, merasa bahwa mereka seharusnya melakukan lebih banyak atau lebih baik. Seringkali penyangkalan diri tersebut membuat setiap hubungan yang berhasil menjadi lebih rentan untuk gagal karena alasan yang sama.
Advertisement
6. Masih terus stalking mantan
Sayangnya, ada orang yang tidak bisa melepaskan mantan mereka, tidak peduli seberapa jelas mereka tahu bahwa hubungan itu sudah berakhir. Bahkan ketika mantannya menghindar, menghantui, atau bahkan mempermalukan mereka, mereka tetap tidak mau, atau tidak bisa menyerah.
Ada banyak alasan mengapa orang menyakiti diri mereka sendiri dengan cara ini. Mereka mungkin merasa tidak punya tempat lain untuk dituju. Atau mereka merasa tidak akan pernah menemukan seseorang yang tepat untuk mereka lagi.
Mungkin mereka memilih pasangan yang tidak akan pernah bisa mencintai mereka dengan cara yang sama sebagai balasannya, namun tidak bisa menerima kenyataan itu.