Liputan6.com, Jakarta Pelepasan saham PT Vale Indonesia menjadi 51 persen ke pihak nasional bisa menjadi momentum untuk mendorong hilirisasi nikel di dalam negeri lebih masif.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, dengan dimilikinya 51 persen saham Vale Indonesia oleh pemerintah, maka pihak nasional akan memegang kendali. Sehingga pemerintah bisa mengambil keputusan strategis termasuk penerapan hilirisasi.
Advertisement
"Ini adalah kesempatan bagi pemerintah untuk mengintegrasikan hulu dan hilir nikel," kata Bhima, di Jakarta, Rabu (12/7/2023).
Menurut Bhima, selama ini dalam negeri hanya mengolah mineral nikel sampai bentuk setengah jadi seperti feronikel dan nikel pig iron. Setelah itu diekspor untuk dijadikan barang jadi yang nilainya lebih tinggi, seperti baterai kendaraan listrik.
Jika pengendalian Vale dipegang pihak nasional, maka tidak menutup kemungkinan diterapkan integrasi antara sektor tambang nikel dengan smelter di Indonesia hingga industri hilirnya, melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Hal ini sesuai dengan target pemerintah dalam hilirisasi nikel yang diwujudkan pada kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel pada 2020.
"Maka akan ada integrasi yang memunculkan rantai pasok utuh dari nikel," ujarnya.
Pemegang Saham Vale Indonesia
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek Juni 2023, komposisi pemegang saham PT Vale di bursa sebagai berikut, Vale Canada Limited sebesar 43,79 persen, MIND ID 20 persen, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd sebesar 15,03 persen, masyarakat/publik sejumlah 21,18 persen yang terdiri dari pemodal asing 59,47 persen, dan pemodal nasional 40,53 persen.
Kepemilikian saham PT Vale Indonesia sebesar 51 persen oleh negara akan semakin mendorong industri dalam negeri mengembangkan industri baterai kendaraan listrik.
Peneliti CORE Indonesia Muhammad Ishak mengatakan, kepemilikan saham Vale Indonesia sebesar 51 persen oleh pihak nasional akan memberikan dampak besar pada Indonesia. Jika saham tersebut dimiliki oleh holding pertambangan BUMN Mind Id, maka dapat mengambil segala keputusan strategis dan pengendali
"Peralihan saham Vale ke Mind Id antara 31 persen dan 51 persen jelas konsekuensinya sangat besar," kata Ishak, di Jakarta, Jumat (23/6/2023).
Advertisement
Kontrol Pemerintah
Ishak menambahkan, atas pengendalian yang diambil alih oleh MIND ID, perusahaan bisa mengontrol investasi dan teknologi untuk menjalankan bisnis yang strategis, seperti mendorong industri lokal dalam mengembangkan baterai kendaraan listrik.
"Dengan menjadi pemegang saham pengendali maka Mind ID akan dapat mengontrol investasi teknologi PT Vale, sehingga misalnya dapat mendukung pengembangan industri nasional khususnya dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik," ujarnya.
Ishak melanjutkan, penguasaan saham 51 persen akan memberikan kontribusi besar pada pendapatan negara, sebab pihak nasional memiliki keleluasaan dalam mengambil langkah strategis dalam pembagian keuntungan dan dividen.
"Artinya ia akan berkuasa atas pengambalan kebijakan strategis perusahaan, juga dalam penetapan komisaris dan direksi," ucapnya.