Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan diplomat top China Wang Yi. Ketiga diplomat berdialog di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (12/7/2023).
Saat ini, Rusia sedang berperang dengan Ukraina. Sanksi-sanksi internasional masih menjerat Rusia akibat invasi dan aneksasi ke Ukraina. Negara-negara Barat dan Ukraina juga terus berusaha untuk mengisolasi Rusia.
Advertisement
Menlu RI Retno Marsudi berkata Indonesia tetap terbuka untuk berdialog dengan siapa pun, namun menegaskan bahwa Indonesia memiliki posisi yang tegas dalam mengikuti Piagam PBB.
"Indonesia terbuka untuk melakukan komunikasi, dialog, dengan siapa pun. Tapi at the same time, Indonesia sangat firm dan consistent pada saat isunya terkait dengan penghormatan terhadap hukum internasional dan juga values and principles yang ada di UN Charter," ujar Menlu RI Retno Marsudi di Gedung Kemlu.
Salah satu isi Piagam PBB adalah tidak bolehnya melanggar kedaulatan negara lain, termasuk dalam bentuk invasi dan aneksasi. Indonesia juga sudah ikut voting di PBB pada 2022 yang menolak invasi Rusia di Ukraina.
Retno Marsudi, Sergey Lavrov, dan Wang Yi bertemu dalam rangkaian 56th ASEAN Foreign Ministers' Meeting (56th AMM), ASEAN Post Ministerial Conference (PMC).
Pantauan Liputan6.com di lokasi, Wang Yi terlihat terlebih dahulu pergi dari Gedung Pancasila, kemudian Menlu Retno lanjut berdialog dengan Sergey Lavrov.
Indonesia Terus Gaungkan Solusi Politik ke ASEAN untuk Krisis Myanmar, Demi Tercapainya Perdamaian
Sementara itu terkait isu Myanmar, sejauh ini Indonesia telah menggelar 110 pendekatan dengan Myanmar sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah kudeta oleh junta militer di negara tersebut. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi juga menegaskan bahwa Lima Poin Konsensus (5PC) tetap menjadi acuan bagi ASEAN untuk menyelesaikan isu Myanmar.
"Indonesia memiliki pendekatan yang sangat intensif dan luas dengan semua pemangku kepentingan. Lebih dari 110 pendekatan telah dilakukan sejauh ini. Ini suatu hal yang sangat kompleks, dan itu tidak mudah sama sekali," ujarnya dalam pembukaan pertemuan ke-56 menlu ASEAN sesi retret, Rabu (12/7/2023).
"Oleh karena itu, 5PC menjadi acuan utama, dan implementasi 5PC harus tetap menjadi fokus ASEAN. Pemimpin ASEAN di Phnom Penh menyatakan bahwa upaya lain harus mendukung implementasi 5PC," tambah Menlu Retno.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menegaskan bahwa slogan "no one left behind" tetap harus digaungkan di antara para anggota negara ASEAN.
"Pendekatan hanyalah sebuah sarana. Ini adalah waktu yang tepat untuk mendorong dialog antara mereka. Dialog akan membuka jalan menuju solusi politik dan hanya solusi politik yang akan menghasilkan perdamaian yang berkepanjangan," jelas Retno.
Advertisement