Liputan6.com, Jakarta Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia bertandang ke Emtek Grup, Jakarta Selatan guna membangun sinergi dengan industri media.
Dalam kunjungan ini, ibu dua anak tersebut memuji dan mengapresiasi kanal Disabilitas yang ada di Liputan6.com.
Advertisement
“Saya sangat mengapresiasi bahwa di Liputan6.com ada kanal disabilitas, itu sangat membantu sekali. Itu sebenarnya lebih dari cukup, bagaimana akses bagi penyandang disabilitas ini bisa diterima oleh masyarakatnya,” ujar Angkie kepada tim Liputan6.com, Rabu (12/7/2023).
Perempuan yang juga menyandang disabilitas Tuli ini mengapresiasi kinerja Emtek Grup. Salah satunya dengan menyediakan bahasa isyarat di tayangan-tayangan berita.
“Sehingga penyandang disabilitas bisa mendapatkan asupan berita yang terkini,” katanya.
Stafsus yang aktif menjadi penulis buku ini berharap agar pemberitaan di media bisa mengambil peran dalam pendekatan kepada para orangtua dengan anak disabilitas.
“Mungkin kita bisa lebih pendekatan berita kepada orangtua, supaya orangtua ini bisa memahami betul kondisi-kondisi anak dengan disabilitas.”
“Dan tentunya akses-akses penyandang disabilitas juga perlu diberi ruang seluas-luasnya agar mereka bisa berkarya, bisa berekspresi, mendapatkan kesempatan, tolong bantu kami penyandang disabilitas untuk mendapatkan akses seluas-luasnya,” kata Angkie.
Bangun Sinergi dengan Industri Media
Sebelumnya, Angkie menjelaskan tujuan utama kehadirannya di Emtek Grup pada Rabu siang.
“Tujuan utama pertemuan ini adalah bagaimana bisa saling bersinergi agar penyandang disabilitas ini mendapatkan ruang seluas-luasnya.”
“Teman penyandang disabilitas bisa menulis siapa tahu bisa jadi jurnalis, penyandang disabilitas punya bakat videografi siapa tahu bisa menjadi jurnalis, why not? Itu bisa menjadi kesempatannya,” jelas Angkie.
Selain itu, ia juga berharap kunjungan ini bisa membangun sinergi dalam merancang strategi komunikasi publik. Dengan tujuan mengubah perspektif masyarakat terhadap penyandang disabilitas yang awalnya negatif menjadi positif.
Advertisement
Masyarakat Butuh Asupan Informasi soal Penyandang Disabilitas
Angkie menilai sinergi ini diperlukan karena masyarakat butuh asupan informasi mengenai penyandang disabilitas.
“Penyandang disabilitas jumlahnya menurut data BPS Susenas 2020 kita memiliki 22,9 juta jiwa. Dengan ragam disabilitas sensorik, motorik, mental, dan ganda.”
Maka dari itu, diperlukan literasi disabilitas terhadap non disabilitas agar mengerti soal hal-hal terkait disabilitas.
“Juga literasi baca kepada penyandang disabilitas untuk tahu update-update terbaru yang terkini. Kita harus dapatkan informasi dari mana untuk melawan hoaks? Tentunya kita perlu informasi yang kredibel itu dari mana? Ya salah satunya dengan pertemuan kali ini.”
Literasi Disabilitas untuk Orangtua
Mengingat masih banyak kasus orangtua yang menganggap bahwa anak disabilitas adalah aib sehingga terjadi penganiayaan atau pengabaian, maka Angkie mengatakan bahwa literasi disabilitas perlu diberikan kepada orangtua bahkan sebelum anak lahir.
“Orangtua sudah saatnya untuk pendampingan, agar mereka lebih mengerti dan memahami bahwa anak disabilitas itu bukan aib, anak disabilitas itu bukan sesuatu yang memalukan, bukan hal yang harus dikurung di rumah, ditutupi.”
“Tapi bagaimana bisa dikembangkan secara karakteristiknya, potensinya, di balik kekurangan pasti ada kelebihan. Nah itu yang orangtua harus lihat,” jelas Angkie.
Advertisement