Liputan6.com, Jakarta India sedang menghadapi krisis pada salah satu bahan makanan utamanya, tomat karena harga meroket lebih dari 300 persen. Lonjakan harga tersebut dipicu oleh kondisi cuaca yang ekstrim.
Melansir CNBC International, Kamis (12/7/2023) data dari Departemen Urusan Konsumen India menunjukkan bahwa harga tomat telah melonjak 341 persen tahun ini, dari 24,68 rupee per kg menjadi 108,92 rupee per kg pada 11 Juli 2023.
Advertisement
Banjir di negara bagian penghasil tomat utama yaitu Andhra Pradesh, Maharashtra, Karnataka telah menjadi pendorong utama lonjakan harga, menurut Institut Nasional Manajemen Penekanan Biotik India, sebuah dewan yang didedikasikan untuk penelitian pertanian.
"Karena curah hujan yang berlebihan di negara bagian ini, (tanaman] tomat sangat terpengaruh. Sebagian besar tanaman tomat telah hancur karena hujan dan banjir,"ungkap dewan tersebut.
Analis makanan dan minuman di BMI, unit riset Fitch Solutions, Damien Yeo mengatakan bahwa India dikenal sebagai produsen tomat terbesar kedua di dunia, dan di samping bawang, tomat berperan penting untuk kehidupan sehari-hari konsumen di negara itu.
Masala, salah satu hidangan paling populer dalam masakan India, menggunakan tomat sebagai bahan utama saus dasarnya. Hidangan India populer lainnya, Andhra Tomato Kura (kari tomat) juga banyak dinikmati oleh penduduk du negara tersebut.
Tak hanya lonjakan harga, petani lokal di India juga melaporkan pencurian besar-besaran pada tanaman tomat mereka, dengan satu laporan mencatat bagaimana pencuri mengambil kotak tomat dengan berat sekitar 150kg.
Beberapa gerai McDonald's di India juga memutuskan untuk menghilangkan tomat dari menu mereka.
"Ini adalah masalah musiman yang harus dihadapi restoran dan industri makanan setiap musim hujan," ungkap waralaba Barat dan Selatan McDonald's India dalam sebuah pernyataan.
Faktor Suhu
Dalam upaya untuk menghasilkan ide-ide baru tentang bagaimana meningkatkan rantai nilai tomat India dan menurunkan harga, pemerintah telah mengundang masyarakat ke Tomato Grand Challenge Hackathon.
Ekonom senior di DBS Bank, Radhika Rao mengungkapkan bahwa harga tomat di India umumnya melonjak selama musim tanam Juni dan Juli sebelum masa panen pada bulan Agustus.
"Suhu mencapai di atas rata-rata selama bulan Juni dan Juli 2023, ditambah awal yang terlambat hingga musim barat daya 2023 telah mempengaruhi produksi," katanya.
Dia menambahkan, maraknya virus mosaik tomat dalam beberapa tahun terakhir juga mengakibatkan berbagai tingkat kerusakan tanaman, mulai dari kerugian sebagian hingga total. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik atau mosaik pada dedaunan, dan dapat menyebabkan penurunan ukuran, kualitas dan jumlah hasil.
Advertisement
Inflasi India Diperkirakan Naik 4,58 persen Imbas Lonjakan Harga Tomat
Harga tomat di India telah melonjak 166 persen dibandingkan Juni tahun lalu, menurut data pemerintah. Akibatnya, angka inflasi di India diprediksi naik 4,58 persen di bulan Juni karena harga makanan melonjak.
Harga tomat, bawang, dan kentang biasanya "sangat tidak stabil", dan menghadapi permintaan yang relatif tidak elastis karena merupakan makanan pokok yang dikonsumsi oleh penduduk lokal India, sebut Radhika Rao.
"Harapannya adalah bahwa pasokan tanaman musim panas akan tiba bulan depan, membantu menenangkan harga, di mana tindakan administratif termasuk impor yang lebih tinggi mungkin akan dilakukan," imbuhnya.
Demikian pula, Yeo dari BMI juga mengatakan panen tomat di bulan Agustus akan mulai datang - dan bahkan jika rendah, volume baru dapat meringankan harga.