Liputan6.com, Jakarta Indonesia Investment Authority (INA) resmi mengambil alih 2 ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) dari PT Hutama Karya (Persero), yakni Medan-Binjai (MB) dan Bakauheni-Terbanggi Besar (BTB). INA mengambil alih 2 ruas tol tersebut dengan nilai Rp 20,5 triliun.
Alih konsesi ruas tol Medan-Binjai (MB) dan Bakauheni-Terbanggi Besar (BTB) dari Hutama Karya ke INA ini selama 50 tahun.
Advertisement
Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan, dengan pengambilalihan ruas tol Medan-Binjai (MB) dan Bakauheni-Terbanggi Besar (BTB) dari Hutama Karya ini diharapkan akan membuat keuangan BUMN konstruksi tersebut semakin sehat.
"Diharapkan dengan transaksi ini, Hutama Karya makin sehat dan kuat," ujar dia, dikutip Kamis (13/7/2023).
PT Hutama Karya (Persero) akan memiliki dana segar sekitar Rp 34 triliun dari Indonesia Investment Authority (INA). Ini merupakan hasil dari divestasi 3 ruas tol yang prosesnya akan rampung akhir tahun ini.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengungkap, langkah ini untuk menekan utang yang dimiliki perusahaan. Tiga ruas jalan tol yang dimaksud Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, dan Tol Medan-Binjai.
Hutama Karya Lepas 3 Ruas Tol
Sebelumnya, Hutama Karya dan INA telah meneken Head of Agreetment (HoA) dengan INA untuk melepas tiga ruas tol tersebut.
"Jadi HK telah HoA dengan INA untuk asset recycle tiga ruas tol jalan tol. Semuanya sepanjang 350 km perkiraan Rp34 triliun," katanya dalam acara 'Ngopi Bareng BUMN', di Kementerian BUMN
Budi menyebut, kalau pendapatan dari aset tersebut akan digunakan perseroan untuk menurunkan utang dari pembangunan tol sebelumnya. "Pendapatan dari asset recycle untuk menurunkan pinjaman Hutama Karya untuk membiayai ruas yang sudah dibangun tadi," jelasnya.
Budi menargetkan pada akhir tahun 2022 HK dan INA bisa menyelesaikan proses divestasi tiga ruas jalan tol trans sumatera tersebut. Diketahui, awal tahun 2022 lalu, penandatangan HoA telah dilakukan.
"Insyaallah akhir tahun ini deal dengan INA atas kesepatakan divestasi tiga ruas tol," jelasnya.
Tidak Ekonomis
Lebih lanjut, dia mengakui kalau pembangunan ruas Tol Trans Sumatera tidak ekonomis dari sisi investasinya. Ini juga jadi beban tugas yang didapatkan HK dari pemerintah.
Namun, setelah dibangun ternyata pertumbuhan ekonomi Sumatera pun berangsur naik secara bertahap. Bahkan, traffic penguna Tol Trans Sumatera juga semakin meningkat.
"Proses dari pembangunan pembiayaan ini sangat cukup bagus, ruas yang beroperasi 3 tahun menunjukkan peningkatan trafic. Beberapa daerah yang ada exit tol di Sumatera ada permintaan sambungan baru diatas rata-rata nasional ini menunjukkan ada manfaat," ujar dia.
Budi mengungkapkan kalau kedepannya Hutama Karya juga akan melepas sejumlah ruas tol. Kendati pihaknya masih akan melihat mana saja ruas tol yanh secara kelayakan sudah cukup mumpuni.
"Ya di ruas-ruas lain yang nanti kelayakannya sudah mulai cukup, kita akan (melihat peluang) nanti akan diminati investor," kata Budi Harto.
Advertisement
Kembangkan Aset
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan PT Hutama Karya (Persero) diberi penyertaan modal negara (PMN) non tunai berupa barang milik negara (BMN). Nantinya, ini akan dikembangkan oleh perusahaan guna menunjang bisnisnya.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengonfirmasi hal tersebut. Ia menegaskan, BMN berupa tanah atau aset eks BPPN itu akan digunakan dalam pengembangan bisnis properti.
"Kita kembangkan, Hutama Karya juga punya bisnis sebagai pengembang properti, jadi dengan pemberian PMN Non Tunai dalam bentuk lahan itu akan kita kembangkan sesuai dengan bisnis kita dengan bangun properti," kata dia saat ditemui di Kementerian BUMN, Kamis (29/9/2022).
Ramah Sakit hingga Apartemen
Budi mengatakan pengembangan bisnis nantinya akan menyasar kalangan menengah atas. Beberapa peluang yang bisa diambil, seperti pembangunan rumah sakit dan apartemen.
"Mungkin (targetnya) menengah keatas lah, ini kita cari kita juga kebetulan baru restrukturisasi ya, nanti kalau sudah membaik, kita akan mencari peluang-peluang kedepan," ungkapnya.
"Bisa jadi kita akan kerja sama dengan investor apakah itu Rumah sakit, kemudian apartemen, kemudian kita lihat perkembangannya," tambahnya.
Untuk diketahui, tahun ini Hutama Karya diusulkan mendapat aset setara Rp 1.938.044.104.000. Hutama Karya mendapatkan aset properti dari eks BPPN seluas 374.791 meter persegi di Karawaci, Tangerang dan Plaju, Palembang. Aset-aset negara itu diminta untuk dioptimalkan sebagai tambahan pendapatan Hutama Karya dalam rangka mencari pendanaan pada Jalan Tol Trans Sumatera.
Advertisement