Alasan MUTU International Lepas Saham ke Publik

PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International akan melepas sebanyak-banyaknya 942.857.200 lembar saham dalam rangka IPO. Jumlah saham yang dilepas itu setara 30 persen.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 13 Jul 2023, 15:14 WIB
Paparan publik PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International, Kamis (13/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Gagas Y.P)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International, perusahaan di bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi (testing, inspection, and certification) atau TIC bakal melakukan penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Melalui mekanisme IPO, MUTU akan melepas sebanyak-banyaknya 942.857.200 lembar saham atau maksimal 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. 

Saham MUTU akan ditawarkan dalam rentang harga Rp 105-Rp 110 per saham. Dengan demikian, Perseroan diproyeksikan akan memperoleh dana segar antara Rp 99,00 miliar hingga Rp 103,71 miliar. 

Bersamaan dengan penawaran umum saham, Perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 235.714.300 Waran Seri I senilai Rp76,37 miliar dengan rasio 4 berbanding 1. Setiap pemegang empat saham baru akan memperoleh satu waran dengan harga pelaksanaan Rp 324 selama periode 9 Februari 2024 hingga 8 Agustus 2025. 

Presiden Direktur MUTU International Arifin Lambaga menyatakan IPO merupakan salah satu langkah strategis yang diambil Perseroan untuk menangkap peluang yang lebih besar di industri TIC Indonesia. 

"Saat ini masih belum banyak perusahaan yang terlibat dalam industri TIC. Konsumen bahkan pelaku usaha juga belum banyak menyadari akan pentingnya sertifikasi terhadap sebuah produk maupun jasa. Ia meyakini saat pemerintah mewajibkan pelaku usaha melakukan sertifikasi, maka industri TIC akan semakin berkembang,” kata Arifin dalam konferensi pers, Kamis (13/7/2023).

Dalam IPO ini, MUTU International menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Proses penawaran saham MUTU akan berlangsung pada 12 hingga 24 Juli 2023, sehingga saham Perseroan diperkirakan akan tercatat dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Agustus 2023. 


Gunakan 66 Persen Dana untuk Capex

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Arifin menuturkan, sebanyak 66 persen dana hasil IPO akan digunakan sebagai belanja modal (capital expenditure) guna mengembangkan laboratorium eksisting maupun laboratorium baru yang nantinya menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi. 

Adapun sebesar 34 persen dana hasil penawaran saham ditambah seluruh dana hasil pelaksanaan waran akan dialokasikan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) guna menunjang bisnis Perseroan, baik di pasar eksisting maupun pasar yang baru termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia sesuai tiga fokus strategi Perseroan, yaitu Green Economy, Shariah Economy dan Digital Economy. 

"Kami melihat potensi yang baik untuk industri TIC baik di Indonesia maupun global. Nilai pasar TIC global tahun 2027 diperkirakan mencapai USD 270 miliar atau sekitar Rp 4.000 triliun, sedangkan nilai pasar Indonesia saat ini baru mencapai Rp 20 triliun,” UJARArifin 

Oleh karenanya, Arifin optimistis industri TIC masih akan terus tumbuh secara eksponensial di masa mendatang seiring adanya kebijakan hilirisasi industri, pembangunan ekonomi hijau, digitalisasi, pengembangan ekonomi syariah, peningkatan volume perdagangan dan juga peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya sertifikasi.

Salah satu sektor unggulan yang menjadi kekuatan MUTU adalah sumber daya alam dan green economy. Di sektor sumber daya alam, MUTU berperan memperkuat nilai-nilai yang dimiliki oleh korporasi pengolahan seperti kelapa sawit, kayu, pangan dan lain-lain dengan memberikan sentuhan pengujian, inspeksi dan sertifikasi. 

 


IPO, Mutuagung Lestari Incar Dana Segar hingga Rp 103,71 Miliar

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Mutuagung Lestari Tbk, bergerak dalam bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi bakal melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

Mengutip laman e-ipo, Rabu (12/7/2023), perseroan melepas sebanyak-banyaknya sebesar 942.857.200 saham biasa atas nama. Angka itu mewakili sebesar 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham.

Adapun harga penawaran sebesar Rp 105-Rp 110 per saham. Dengan demikian, perseroan bakal meraup dana sebesar Rp 99 miliar sampai dengan Rp 103,71 miliar. 

Sebagai pemanis, secara bersamaan perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 235.714.300 Waran Seri I. Waran Seri I yang menyertai penerbitan saham baru, mewakili sebanyak-banyaknya 10,71 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan sebelum IPO.

Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham perseroan  pada tanggal penjatahan secara cuma-cuma dengan ketentuan bahwa setiap pemegang 4 saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan akan memperoleh 1 Waran Seri I.

Harga pelaksanaan Rp 324 selama masa berlakunya pelaksanaan. Jumlah pelaksanaan Waran Seri I ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 76,37 miliar.

Seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan sebesar 66 persen untuk keperluan belanja modal atau capital expenditure (capex) guna mengembangkan laboratorium Mutuagung Lestari baik yang saat ini telah dimiliki oleh perseroan maupun pengembangan laboratorium baru yang nantinya akan menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi. 

 

 


Pemakaian Dana IPO

Pekerja tengah melintas di bawah layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Selasa (16/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat ini untuk pembukaan laboratorium Perseroan masih dalam proses survey lokasi di beberapa wilayah seperti di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi dan ditargetkan akan mulai dilaksanakan pada 2023. Hal tersebut bertujuan agar perseroan dapat mendekatkan diri pada pelanggan di wilayah yang lebih luas, meningkatkan  efisiensi operasional, dan memperluas pasar.

Selain itu, sisanya sebesar 34 persen akan dialokasikan untuk keperluan operational expenditure (opex) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, dan biaya umum dan administrasi. Alokasi dana tersebut guna menunjang operasional perseroan, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan tiga fokus strategi perseroan, yaitu Green Economy, Shariah Economy dan Digital Economy.

Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran, akan digunakan sepenuhnya untuk keperluan operational expenditure (opex) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, dan biaya umum dan administrasi. 

Alokasi dana tersebut guna menunjang operasional perseroan, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan tiga fokus strategi Perseroan, yaitu Green Economy, Shariah Economy dan Digital Economy.

Perseroan menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek ditentukan kemudian. 

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya