Kondisi Shelter Kucing Rumah Singgah Clow di Parung Bogor Usai Dibakar Karyawan yang Sakit Hati Dipecat

Sebanyak 20 ekor kucing dikabarkan mengalami gangguan pernafasan dan 4 ekor kucing lainnya kehilangan nyawa akibat seorang karyawan yang sakit hati karena dipecat dari sebuah rumah singgah dan klinik satwa di Parung, Bogor.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 14 Jul 2023, 09:21 WIB
Kondisi shelter kucing, yang merupakan rumah singgah dan klinik satwa di Parung, Bogor, Jawa Barat. (Dok: TikTok Jamie Aditya)

Liputan6.com, Jakarta - Shelter kucing Rumah Singgah Clow sekaligus klinik satwa di Parung, Bogor, Jawa Barat, mengalami kebakaran pada Rabu, 12 Juli 2023. Buntut dari peristiwa itu, sebanyak 20 ekor kucing dikabarkan mengalami gangguan pernapasan.

Kian menyedihkan, empat ekor kucing mesti kehilangan nyawa mereka. Mengutip dari video di News Liputan6.com, 12 Juli 2023, Iptu Desi Triana sekalu Humas Polres Bogor mengatakan bahwa pelaku merupakan mantan pegawai rumah singgah tersebut.

Aksi keji itu dilakukan pelaku karena sakit hati terkait pemecatan. Lantaran tidak terima dipecat, karyawan tersebut merusak gudang peralatan hewan dan klinik hewan tersebut. 

"Saat ini pelaku dalam proses tindak lanjut Polsek Parung Kabupaten Bogor untuk dinaikkan jadi penyidikan dan pelaku diketahui hanya satu orang," ujarnya.

Setelah pelaku ditangkap, kini kondisi rumah singgah clow sudah mulai normal. Di media sosial banyak pecinta kucing yang mengunggah kondisi terkini Rumah Singgah Clow, salah satunya akun @jamieaditya17 di TikTok.

"Kunjungan hari pertama karena info valid Shelter Clow terbakar. Banyak teman-teman yang anya, valid memang, dibakar orang info mas Bimbim," tulis sang pengunggah video, dikutip Kamis, (13/7/2023)

Terlihat dari lantai atas, sekumpulan kucing tengah bersantai di halaman Shelter Clow yang terbilang luas. "Allah SWT masih baik dan menjaga semuanya," tulisnya lagi. 

Tampak sekelompok orang yang cukup prihatin datang ke tempat tersebut. Warganet pun mengucap syukur karena sebagian besar kucing baik-baik saja.


Warganet Prihatin Sekaligus Masih Bersyukur

Rumah singgah clow dan klinik satwa di Parung, Bogor, Jawa Barat yang terbakar menuai reaksi warganet. (Dok: TikTok Jamie Aditya)

Turut prihatin warganet membagikan semangat kepada pemilik shelter clow. "Sabar mas Bimbim, segala ujian pasti akan membuahkan kebahagiaan," kata seorang warganet. 

"Alhamdulilah ya Allah Engkau masih melindunginya," tulis warganet.

"Alhamdulilah kalau rumah singgah clow baik-baik aja dan lebih senang lagi anabul yang lucu-lucu selamat semua, sehat selalu buat kalian smeua dan anabulnya," sambung warganet.

"Semoga selamat semua ya Allah lindungilah kucing-kucingnya," tulis yang lain.

"Alhamdulilah udah kondusif di sana, semoga mereka selalu di bawah lindungan Allah SWT dan para pecinta kucing yang berhati mulia.. aamiin," kata warganet lagi.

"Puji Tuhan sekali semoga cepet pulih semuanya," celoteh lainnya.

"Allah pasti melindungi mu meoo," kata yang lain mendoakan.

"20 kucing sesak napas 4 RIP mas, nyesek juga ada korban," tulis yang lain merasa miris.

"Alhamdulilah ya bang semoga tambah rejekinya dan sehat-sehat terus anabulnya," yang lain menimpali.

"Kemarin mas bimbim bilang ada yang sesak napas dan ada yang meninggal 4," info warganet.

"Bang Bimbim kamu sama anabulnya nggak apa kan panik banget aku," harap yang lain.


Mesin Pembunuh Kucing Jadi Sorotan di Australia

Ilustrasi/Copyright unsplash/Wren Meinberg

Belakangan mesin pembunuh kucing tengah jadi sorotan di Australia. Mesin yang dirancang dapat menembakkan gel beracun ke kucing liar akan diluncurkan di seluruh Negeri Kanguru sebagai upaya menyelamatkan jutaan hewan asli yang terbunuh setiap tahun.

Dikutip dari Daily Mail, Rabu, 12 Juli 2023, mesin pembunuh kucing bernama Felixer oleh kelompok Thylation. Mesin itu menggunakan empat sensor untuk mendeteksi kucing atau rubah liar sebelum menembakkan gel 1080 yang lengket dan sangat beracun ke bulu mereka.

Kucing atau rubah kemudian menjilati gel dari bulunya, menelan racunnya, dan mati. Kucing tidak mungkin mengambil umpan atau masuk ke dalam perangkap tetapi terus-menerus merawat diri, sehingga perangkat ini solusi yang lebih efisien dan manusiawi untuk kucing liar.

Kucing liar di seluruh Australia diperkirakan membunuh dua miliar mamalia asli, marsupial, reptil, katak, dan burung setiap tahun. Kucing peliharaan yang berkeliaran dan berburu membunuh tambahan 390 juta penduduk asli setiap tahun. 


Gel Beracun

Ilustrasi kucing sebagai hewan peliharaan. (dok. pexels.com/Asnida Riani)

Gel beracun tersebut hanya bakal ditembakkan ketika dua sensor di kedua sisi mesin mendeteksi bentuk kucing atau rubah secara bersamaan. Sebuah sensor di bagian bawah mesin mendeteksi kaki spesies asli yang pendek dan kekar seperti echidna dan wombat untuk memastikan gel tidak ditembakkan.

Sementara, sensor di bagian atas memastikan hewan yang lebih besar seperti emu maupun dingo tetap aman. Felixer bertenaga surya itu menampung 20 kartrid gel, menyetel ulang otomatis usai ditembakkan, dan mengambil foto semua hewan yang dapat terdeteksi.

Kemampuannya untuk membedakan antara spesies asli dan kucing liar diharapkan meningkat karena semakin banyak gambar targetnya yang diunggah ke software manajemennya. Mesin memutar 'umpan audio' untuk menarik perhatian kucing dan rubah. Sementara, pengaturan software mengontrol kepekaannya dan kemungkinan menembaki hewan asli.

Baru-baru ini, perangkat tersebut dilengkapi dengan teknologi buatan baru yang menghentikan target spesies asli dan terancam punah. Perangkat itu akan diluncurkan di seluruh Australia Barat untuk menghentikan 'dampak yang menghancurkan' kucing terhadap satwa liar asli.

Negara bagian akan menghabiskan 7,6 juta dolar AS atau setara Rp113,5 miliar selama lima tahun untuk membasmi kucing liar. Langkah ini juga akan mencakup peningkatan jumlah umpan dari 600.000 menjadi 880.000 per tahun.

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya