Liputan6.com, Jakarta - Saat anak aktif berkegiatan, kecelakaan kecil yang menimbulkan luka tak selalu bisa dihindari. Tak jarang sebagian anak akan merasa ketakutan untuk mengobati luka lantaran timbul rasa perih.
Dalam menghadapi hal itu, psikolog klinis sekaligus ibu dua anak Alsi Mega Marsha Tengker (Caca Tengker) mengungkapkan bahwa bagian paling sulit sebenarnya berkaitan dengan mengatasi panik sebagai orangtua yang harus mengobati luka anak.
Advertisement
"Sebenarnya kalau aku sendiri jadi ibu yang sulit ketika anak terluka itu paniknya. Orangtua yang men-trigger anaknya jadi lebih panik," ujar Caca Tengker saat konferensi pers The Unstoppable Family with Betadine ditulis Kamis, (13/7/2023).
"Kedua, melihat reaksi anak jerit-jeritan lihat darah, yang jadinya kalau dibersihin rasanya sakit banget gitu kan. Ibunya makin enggak tega lagi. Ikutan nangis ibunya lihat anaknya luka," sambungnya.
Obati Luka Anak ala Caca Tengker
Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, adik Nagita Slavina satu ini pun membagikan tips ala dirinya agar anak tidak takut lagi dalam mengobati luka.
Menurut Caca Tengker, sebelum momen kecelakaan terjadi, penting untuk mengenalkan lebih dulu pada anak soal risiko kecelakaan.
"Kalau bisa sebelum itu (luka) terjadi, kita sudah membiasakan hal-hal yang ada kemungkinan terjadi kita bahas dulu sama anak," kata Caca Tengker.
Caranya bisa dengan melakukan roleplay bersama boneka atau mainan.
"Jadi sebelum liburan, misal main sama boneka, 'Eh, anaknya luka. Apa yang harus dilakukan ya?'. Anaknya jadi ibu dulu, bonekanya jadi anak," ujar Caca Tengker.
Caca Tengker Bangun Memori Anak Tentang Luka
Lebih lanjut Caca Tengker mengungkapkan bahwa dari sistem roleplay tentang jatuh dan luka yang dilakukan bersama anak, anak bisa mengingat momen itu ketika terjadi pada dirinya sendiri.
"Ibu bisa membuat latihan. Biar anaknya kalau ada kejadian kayak gitu, kitanya jangan lupa tenangin diri. Habis itu ingatkan anaknya, 'Eh, kemarin juga sempet lho kayak gini. Memang sih sakit, tapi bisa kok. Sebentar kok sakitnya. Habis sudah ditutup (lukanya), sudah enggak sakit lagi'," kata Caca Tengker.
Menurut Caca Tengker, cara ini bisa sekaligus mengajarkan anak agar kenal dengan yang namanya rasa sakit karena jatuh. Terlebih lagi, takut yang timbul dalam diri anak termasuk untuk mengobati luka jadi hal yang wajar.
"Biarkan dia merasakan sendiri. Takut di anak itu wajar kok. Kalau anak enggak punya takut, kita yang lebih takut lho," ujar Caca Tengker.
Advertisement
Tips ala Caca Tengker Saat Anak Takut, Izinkan Tetap Menangis
Caca Tengker menambahkan bahwa ketika anak merasa takut jugalah, orangtua sebaiknya menghindari beberapa hal-hal.
Seperti menyuruh anak diam atau melarang anak menangis. Justru, orangtua sebaiknya membiarkan anak memproses perasaan dan apa yang dirasakannya.
"Jadi ketika dia takut, bukan berarti kita suruh mereka diam, enggak boleh nangis. Enggak juga ya. Namanya juga sakit, namanya juga takut, ya wajar. Tapi kalau bisa ya gitu, exercise dulu sebelum ada halang rintang nantinya. Kita juga lebih siap, anak bisa lebih siap," kata Caca Tengker.
Hal yang Harus Dipersiapkan dalam Mengobati Luka
Dalam kesempatan yang sama, dokter ahli yang turut aktif di media sosial, Gia Pratama Putra mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis cedera yang paling sering terjadi. Cedera itu bervariasi mulai dari memar hingga ankle sprain (terkilir atau keseleo).
"Pasien-pasien yang sering saya terima di rumah sakit, anaknya memar. Kena luka bakar, luka robek. Kalau darahnya aktif, ya, terpaksa harus saya jahit. Ankle sprain, bengkak. Jadi kaku, enggak bisa jalan," kata Gia.
Namun, Gia pun setuju bahwa seringnya terjadi cedera di rumah seharusnya tidak menjadi penghalang untuk siapapun tetap aktif.
Sehingga, ada hal yang bisa disiapkan maupun hal-hal yang bisa dilakukan saat ada cedera rumah tangga.
"Apa saja tindakan preventif untuk melindungi anak-anak terutama? Yang harus disediakan itu antiseptik, terutama yang berbahan povidone iodine," ujar Gia.
Advertisement