Dulu Orang Terkaya Asia, Harta Miliarder China Jack Ma Terus Merosot Tersisa Segini

Tiga tahun yang lalu, Jack Ma sempat memegang gelar sebagai orang terkaya di Asia dengan kekayaan USD 61,7 miliar atau setara Rp. 923,2 triliun.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Jul 2023, 21:00 WIB
Miliarder asal China, Jack Ma dulu sempat menjadi orang terkaya di Asia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Miliarder asal China, Jack Ma harus rela kehilangan kekayaan setelah komentar kontroversial tentang pemerintah negaranya dan kehadirannya yang jarang terlihat di depan publik dalam beberapa waktu terakhir.

Tiga tahun yang lalu, Jack Ma memegang gelar sebagai orang terkaya di Asia, mengumpulkan kekayaan hingga USD 61,7 miliar atau setara Rp 923,2 triliun.

Melansir laman Fortune, Kamis (13/7/2023) kekayaan bersih Jack Ma kini hanya sebesar USD 30 miliar atau Rp 448,9 triliun, setelah kekayaannya anjlok sekitar USD 4 miliar dalam sepekan terakhir.

Seperti diketahui, miliarder berusia 58 tahun mengumpulkan kekayaannya dari raksasa bisnis teknologi salah satunya Alibaba dan layanan pembayaran online Ant Group.

Kedua perusahaan tersebut telah menjadi pusat penyelidikan oleh otoritas China dalam beberapa tahun terakhir, yang terjadi setelah Jack Ma secara terbuka mengkritik regulator keuangan karena terlalu menghindari risiko.

Tekanan kuat dari Beijing pada Alibaba dan Jack Ma menyebabkan pembatalan dari IPO Ant Group dalam menit-menit terakhir, yang memecahkan rekor USD 34,5 miliar atau Rp. 516,4 triliun.

Tak hanya itu, Jack Ma juga melepaskan kendali atas raksasa fintech, dan Alibaba dihadapi dengan denda antimonopoli sebesar USD 2,8 miliar.

Pekan lalu, regulator keuangan China mengatakan mereka telah menyelesaikan penyelidikan mereka terhadap Ant Group, dan memberikan denda kepada perusahaan fintech tersebut hampir USD 1 miliar terkait pelanggaran aturan perlindungan konsumen dan tata kelola perusahaan.

Laporan Bloomberg menyebut, 9,9 persen saham Jack Ma di Ant Group sekarang diperkirakan bernilai USD 4 miliar lebih rendah dari tahun lalu, dengan valuasi perusahaan turun dari USD 315 miliar menjelang IPO menjadi sekitar USD 78,5 miliar atau Rp. 1,1 kuadriliun.

 


IPO Ant Group Bisa Naikkan Posisi Jack Ma ke Daftar Orang Terkaya di Dunia

Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). Jack Ma mengatakan “pebisnis tak punya rasa takut, kompetitor yang seharusnya takut”.Liputan6.com/Angga Yuniar

Jika seandainya debut publik Ant Group berlangsung, kekayaan bersih Jack Ma akan meningkat miliaran dolar, mendorongnya naik ke peringkat orang terkaya di dunia.

Alibaba sendiri menikmati IPO terbesar di dunia pada tahun 2014 silam, memecahkan rekor ketika mengumpulkan keuntungan USD 25 miliar pada pencatatan awal di New York.

Namun, perusahaan yang didirikan miliarder itu dilaporkan kehilangan USD 850 miliar karena tindakan keras peraturan.


Kritik Regulator China

Jack Ma (Andrew Burton/Getty Images)

Kekayaan Jack Ma diperkirakan susut lebih dari setengah kekayaannya tiga tahun lalu. Bloomberg Billionaires Index pada Rabu memproyeksikan kekayaan Jack Ma turun USD 4,1 miliar selama setahun terakhir, karena penurunan besar atas valuasi Ant Group, raksasa fintech yang ia dirikan.

Ma, yang juga ikut mendirikan perusahaan e-commerce Alibaba (BABA), memiliki 9,9 persen saham di Ant. Pengusaha, yang pernah menjadi orang terkaya di Asia itu sekarang memiliki kekayaan bersih sekitar USD 30 miliar, tak lebih dari setengah kekayaannya 2020 yang mencapai USD 61,2 miliar.

Ant, terkenal karena menjalankan sistem pembayaran digital Alipay yang ada di mana-mana di China daratan, sedang melakukan pembelian kembali (buyback) saham senilai USD 78,5 miliar. Turun 75 persen atau USD 230 miliar dari penilaiannya pada 2020.

Melansir CNN, Rabu (12/7/2023), kerugian gabungan dari kapitalisasi pasar untuk Ant dan Alibaba berjumlah sekitar USD 877 miliar berdasarkan harga saham puncak yang dicatat pada akhir Oktober 2020, saat pengusaha tersebut mengecam regulator keuangan dan bank China dalam sebuah pidato.

Kritik Ma disampaikan hanya beberapa hari sebelum Ant ditetapkan ke daftar pengawasan di Shanghai dan Hong Kong.

Kejadian itu menandai dimulainya tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap perusahaan swasta di China, yang menyebabkan peningkatan pengawasan peraturan terhadap perusahaan teknologi lain di seluruh negeri.

Regulator China menghentikan IPO Ant senilai USD 37 miliar pada November 2020 dan memerintahkan perusahaan untuk merestrukturisasi bisnisnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya