PGE Kejar Target Kapasitas Terpasang Panas Bumi Jadi 1 GW dalam 2 Tahun

Adapun dari 672 MW kapasitas terpasang, PGE akan menambah 340 MW dalam dua tahun mendatang untuk mencapai target kapasitas terpasang 1 GW tersebut.

oleh Nurmayanti diperbarui 13 Jul 2023, 20:46 WIB
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi dalam gelaran Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023, Kamis (13/7/2023).

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX:PGEO) fokus pada ekspansi dalam mengelola potensi panas bumi dalam 2 tahun ke depan. Perusahaan menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang yang dikelola secara langsung menjadi 1 gigawatt (GW).

Adapun dari 672 MW kapasitas terpasang, PGE akan menambah 340 MW dalam dua tahun mendatang untuk mencapai target tersebut.

Nantinya, penambahan 340 MW akan didapatkan dari proyek-proyek yang sudah siap dieksekusi seperti Hulu Lais (Unit 1 dan 2) sebesar 110 MW, Lumut Balai (Unit2) sebesar 55 MW serta optimalisasi teknologi binary di area-area existing seperti Hululais, Lumut Balai, Ulubelu dan Lahendong.

“Untuk mencapai target 1 GW, PGE mengimplementasikan strategi quick wins melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi binary (co-generation) serta pemanfaatan electrical submersible pump(ESP)," jelas Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi, Kamis (13/7/2023).

Target PGE disokong dari 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan satu Wilayah Kerja Penugasan, dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama (join operation contract).

Dia mengungkapkan, Pulau Sumatra dan Jawa sendiri memiliki potensi sumber daya panas bumi sebesar 17,4 GW.

"Sebagai pulau yang paling banyak memiliki industri di Indonesia, panas bumi memiliki potensi untuk menjadi sumber daya utama baseload hijau untuk sektor industri. Melihat potensi yang besar, PGE berkomitmen untuk memaksimalkan potensi tersebut serta akan mengeksplorasi wilayah lainnya,” ujar Julfi.

Dikatakan secara garis besar, dalam pengembangan potensi geothermal di Indonesia ini PGE memiliki dua tantangan, yaitu secara komersial dan teknologi.

Namun tantangan pengembangan energi panas bumi tersebut, sudah berhasil dihadapi dengan baik oleh PGE melalui maksimalisasi peluang komersial dan optimalisasi teknologi.

 


Siasat PGE

Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas sebesar 672 Mega Watt (MW). (Dok Pertamina)

Untuk mengoptimalkan peluang komersial tersebut, PGE mengembangkan produksi greenhydrogen, serta produksi green methanol.

Selanjutnya lagi adalah optimalisasi pemanfaatan sumber geothermal selain dari listrik, misalnya dari steam dan brine untuk pemanas, geotourism, pengering untuk keperluan agrikultur, ekstraksi silika, meningkatkan interkoneksi antara lokasi produksi geothermal dan secondary product di Pulau Sumatera.

“Semua rencana yang sudah disiapkan PGE ini merupakan bentuk dukungan terhadap roadmap pemerintah dalam meningkatkan peran energi terbarukan dalam bauran energinasional, yaitu menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemimpin kapasitas panas bumi didunia dengan kontribusi sebesar 28% dalam rangka mencapai Net Zero Emission” ujar Julfi.

Sementara itu sepanjang gelaran Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023,PGE menyiapkan sejumlah kerjasama strategis dengan beberapa pihak untuk dapat mendukung peningkatan produksi, ekspansi bisnis, serta tentunya pengembangan potensi panas bumi di Indonesia.

“Ke depan, kami juga mengupayakan untuk bermitra dengan mitra-mita strategis internasional yang memiliki visi yang sejalan dengan PGE untuk mengembangkan potensi panas bumi gunamemberikan akses ke energi bersih yang andal dan terjangkau untuk terus memajukanPerseroan serta industri EBT Tanah Air,” tutup Julfi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya