Panas Ekstrem Melebihi 43,3 Derajat Celcius Diprediksi Melanda AS, Pusat Pendinginan Disiagakan

Di California, AS, seorang pria usia 65 tahun ditemukan meninggal di dalam mobilnya di Taman Nasional Death Valley. Pihak berwenang mengonfirmasi kematiannya akibat panas ekstrem.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Jul 2023, 21:12 WIB
Bahkan kota gurun Phoenix yang terkenal dengan panasnya suhu udara di sana pun ikut merasakannya. (AP Photo/Matt York)

Liputan6.com, Washington - Suhu panas ekstrem melampaui 43 derajat Celcius diperkirakan akan melanda Amerika Serikat Barat Daya pekan ini, menempatkan hampir 90 juta orang di bawah peringatan cuaca buruk. Demikian disampaikan oleh Badan Cuaca Nasional AS.

Seluruh wilayah tersebut, termasuk Negara Bagian Arizona, California, dan Nevada, pun harus bersiap menghadapi gelombang panas mematikan.

Pada Selasa (11/7/2023), Gubernur California Gavin Newsom mengumumkan kampanye "Heat Ready CA" senilai USD 20 juta, yang dirancang untuk melindungi warga dari panas ekstrem. Suhu ekstrem di Antelope Valley dan sekitarnya diprediksi akan mencapai 44,4 derajat Celcius pekan ini.

"Para ilmuwan memproyeksikan bahwa pada tahun-tahun dan dekade mendatang, seluruh California akan terdampak oleh suhu rata-rata yang lebih tinggi dan gelombang panas yang lebih sering serta mengancam jiwa," sebut Newsom, seperti dilansir CBS News, Kamis (13/7).

Dia menambahkan bahwa populasi rentan akan menderita paling parah.

Kampanye kesadaran publik telah dilancarkan, dengan fokus pada memperingatkan warga yang rentan terhadap panas, termasuk lansia, perempuan hamil, dan penyandang disabilitas.

Di California, suhu panas ekstrem sebelumnya telah menyebabkan kebakaran hutan dan pemadaman listik. Pihak berwenang mengatakan bahwa pekan lalu seorang pria California usia 65 tahun ditemukan meninggal di dalam mobilnya di Taman Nasional Death Valley akibat panas ekstrem.

Sebagai bagian dari pencegahan, otoritas negara bagian telah membuka pusat-pusat pendingin di berbagai wilayah dan juga mengeluarkan serangkaian rekomendasi.


Warga Diimbau Tinggal di Ruangan Ber-AC

Lebih parahnya lagi, wilayah ini mengalami kekeringan dan tidak ada aktivitas musim hujan yang dapat membantu mengimbangi suhu panas yang menyengat. (AP Photo/Matt York)

Di Phoenix, Arizona, suhu ekstrem telah melebihi 43,3 derajat Celcius selama 12 hari berturut-turut. Rekor panas ekstrem sebelumnya ditetapkan pada tahun 1974, dengan suhu di atas 43,3 derajat Celcius selama 18 hari berturut-turut.

Phoenix telah mendirikan 200 pusat pendinginan atau hidrasi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan agar pada puncak Musim Panas, orang-orang tinggal di dalam ruangan ber-AC, karena kota dapat menjadi sangat berbahaya dengan populasinya yang padat dan efek heat island.

Dikutip dari Badan Perlindungan Lingkungan AS, "heat island" adalah fenomena daerah perkotaan di mana struktur seperti bangunan, jalan, dan infrastruktur lainnya menyerap dan memancarkan kembali panas Matahari lebih banyak dibanding pemandangan alam seperti hutan dan badan air. Daerah perkotaan, di mana struktur sangat terkonsentrasi dan tanaman hijau terbatas, menjadi heat island dengan suhu lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya.

Heat island dapat terbentuk dalam berbagai kondisi, termasuk pada siang atau malam hari, di kota kecil atau besar, di daerah pinggiran kota, di iklim utara atau selatan, dan di musim apa pun.

"Panas luar biasa adalah pembunuh utama terkait cuaca di AS," ungkap Badan Cuaca Nasional.

Setiap tahun di AS, panas ekstrem menyebabkan lebih dari 700 kematian, lebih dari 67.500 panggilan darurat, dan lebih dari 9.200 rawat inap.

Menurut data CDC dari 2004 hingga 2018, mereka yang berkulit hitam atau penduduk asli Amerika memiliki tingkat kematian tertinggi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya