Liputan6.com, Jakarta - Emiten saham properti diyakini masih memiliki prospek yang cerah ke depannya. Ini mengingat, terdapat potensi penurunan suku bunga. Lantas, bagaimana prospek emiten properti dan rekomendasi sahamnya?
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menilai prospek emiten saham properti bisa terpengaruh oleh potensi penurunan suku bunga.
Advertisement
"Mengingat adanya penurunan inflasi yang cepat Bank Indonesia (BI) berpotensi melakukan cut rate terlebih dahulu," kata Abdul kepada Liputan6.com, Jumat (14/7/2023).
Menurut ia, dengan adanya penurunan suku bunga serta mulai normalnya aktivitas masyarakat pun membuat daya beli mengalami pemulihan. Alhasil, hal tersebut bisa menjadi sentimen untuk sektor properti.
Bagi para investor, Abdul merekomendasikan beli untuk saham CTRA dengan target harga Rp 1.350 dan BSDE dengan target harga Rp 1.285. Sebab, kedua emiten tersebut mencatatkan prapenjualan (marketing sales) yang cukup signifikan.
Ciputra Development mencatatkan prapenjualan sebesar Rp 1,9 triliun dan mencapai 39 persen dari target 2023. Selain itu, Bumi Serpong Damai mencatatkan prapenjualan Rp 2,1 triliun dan mencapai 24 persen dari target 2023.
Sementara itu, Head of Research Mega Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya meyakini emiten properti menarik untuk dicermati. Ini mengingat, dalam satu tahun terakhir properti merupakan sektor top gainer di antara 10 sektor lainnya dan secara valuasi juga masih menarik. Apalagi dalam tiga bulan terakhir kenaikannya juga hingga 9 persen setelah BI memberi sinyal penurunan suku bunga.
"Kemarin rilis IKK bulan Juni menunjukan masyarakat Indonesia masih optimis terhadap perekonomian menjelang pemilu sehingga diharapkan daya beli juga terjaga," kata Cheril.
Di sisi lain, ia menyebut, risikonya bisa datang dari tidak terpenuhinya target penjualan dan juga ketidakpastian menjelang pemilu.
Dengan demikian, Cheril merekomendasikan beli untuk saham CTRA dengan target harga Rp 1.150, Jababeka (KIJA) dengan target harga Rp 180, Agung Podomoro Land (APLN) dengan target harga Rp160.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Intip Rekomendasi Saham Properti, Apakah Berpotensi Cuan?
Sebelumnya, kinerja saham sejumlah emiten properti mulai menunjukkan perbaikan. Bahkan, ada kemungkinan potensi peningkatan emiten properti akan berlanjut hingga 2024.
Pengamat pasar modal Desmond Wira menuturkan, prospek emiten properti bakal cerah pada masa mendatang. Ini mengingat suku bunga yang melandai dan status pandemi COVID-19 telah dicabut.
"Terutama didukung suku bunga yang relatif lebih rendah dan dihapuskannya status pandemi. Kalau dilihat sebagian besar emiten properti di kuartal I 2023 membukukan kinerja positif secara year on year (yoy)," kata Desmond kepada Liputan6.com, Selasa (11/7/2023).
Dia bilang, jika bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) menurunkan suku bunga pada 2024 nanti kemungkinan berpotensi memberikan sentimen positif bagi sektor properti.
Bagi investor, Desmond merekomendasikan saham BSDE, DILD, dan ASRI untuk dipertimbangkan dalam periode tersebut. Dengan begitu, investor bisa melakukan akumulasi untuk mengantisipasi sentimen positif suku bunga pada 2024.
"Sebaiknya kalau berminat melakukan akumulasi pilih pada saham properti berkinerja meningkat tapi valuasi masih murah. Misalnya BSDE, DILD, ASRI. Ketiganya dicek PBV masih di bawah 1," kata dia.
Advertisement
Marketing Sales Tak Setinggi Tahun Lalu
Di sisi lain, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai, pertumbuhan kinerja emiten properti diperkirakan tidak akan setinggi tahun lalu. Selain karena adanya kenaikan suku bunga, berakhirnya insentif pajak, kemunculan tahun politik juga dapat mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli properti.
Selain itu, ia menyebut, beberapa emiten properti melaporkan marketing sales (prapenjualan) semester I 2023 yang lebih rendah dari tahun lalu.
Dia bilang, dari segi pendapatan berulang, emiten properti yang memiliki pendapatan dari aset mal dan hotel akan diuntungkan tahun ini karena mobilitas dan belanja masyarakat yang sudah meningkat dari tahun lalu.
"Untuk emiten properti memang dapat melihat yang mempunyai pendapatan berulang kuat untuk menopang penjualan properti yang lemah," kata dia.
Bagi investor, Jono merekomendasikan saham SMRA dengan target harga Rp 525 per saham dan PWON dengan target harga Rp 725 per saham. Kedua saham tersebut bisa dipertimbangkan jika ingin memilih saham properti.