Liputan6.com, Jakarta - Dele Alli pernah menjadi salah satu talenta paling cemerlang di sepakbola Inggris. Pemain Everton itu atletis dan secara alami punya kemampuan melihat sudut-sudut, peluang, dan celah. Singkat cerita, Dele Alli tampaknya akan bisa punya karier gemilang di lapangan hijau.
Namun, siapa menduga jika pesepak bola usia 27 itu menyimpan masa lalu kelam. Baru-baru ini, pemilik nama lengkap Bamidele Jermaine Alli mengungkap kisah kelamnya pada legenda Manchester United Gary Neville dalam kanal YouTube The Overlaps.
Advertisement
Dengan berani, Dele Alli bercerita tentang perjuangannya mengatasi kecanduan obat tidur dan trauma masa kecil. Dele berbagi kisah tentang masa kecil traumatis, termasuk insiden pelecehan yang menimpanya.
"Sejujurnya, (masa kecilku) sesuatu yang belum banyak aku bicarakan. Maksudku, kupikir ada beberapa insiden yang bisa membantu memahami (masa kecilku) secara singkat," ucap Dele Alli.
Penyerang Everton itu kemudian menuturkan, dia mengalami pelecehan pada usia 6 tahun.
"Jadi, pada usia enam tahun, aku dilecehkan oleh teman ibuku yang sering berada di rumah," ucap Dele Alli.
Masa kecil Dele Alli jauh dari kata baik. Ibu kandungnya pecandu alkohol. Dia kemudian dikirim ke Afrika untuk belajar disiplin. Pada usia 7, Dele Alli mulai merokok dan berurusan dengan narkoba pada usia 8.
"(Usia) sebelas, aku digantung di jembatan oleh seorang pria dari perkebunan sebelah," ucapnya di kanal YouTube sang legenda MU.
Dele Alli lahir setahun setelah orangtuanya, Denise dan Kehinde bertemu di sebuah klab malam. Namun, Denise dan Kehinde berpisah ketika Alli berusia 3 tahun.
Masa Remaja Dele Alli, Bergaul dengan Tongkrongan Jalanan
Hingga usia 11, Dele tinggal bersama ayahnya yang jutawan di Negeria. Dia tinggal di rumah dengan 10 kamar, bersekolah di sekolah swasta, dan memiliki tiga pelayan. Namun, setelah sang ayah menikah lagi dan pindah ke Houston, Texas, AS, Dele kembali tinggal bersama ibunya.
Ibu Dele, Denise, menggambarkan masa remaja putranya parah dan keras. Dele sendiri mengakui terlibat pertemanan yang salah dengan kelompok yang lebih tua di Milton Keynes. Dia kerap nongkrong di jalanan dengan kelompok tersebut hingga pukul 02.00 dini hari, dilansir Daily Mail.
Tapi bakat sepak bola yang luar biasa dengan cepat terlihat. Dele Alli mulai berlatih dengan MK Dons lima hari seminggu.
Kehidupan personalnya pun membaik. Dia pindah dengan keluarga rekan setimnya Harry Hickford. Dele Alli kemudian diadopsi oleh Alan dan Sally Hickford. Dele mengaku sangat dekat dengan keluarganya. Saat ini pun dia dimanajeri oleh saudaranya, Harry.
Advertisement
Dele Alli Tak Ingin Berhubungan dengan Orangtua Kandung
Masa kecil yang traumatis membuat Dele Alli merasa terasing dari orangtuanya. Dia memilih tidak menggunakan nama keluarga Alli karena merasa tidak terkoneksi dengan orangtua biologisnya.
Dele menuturkan tidak berbicara lagi dengan ibu kandungnya. Ketika menginjak usia 18 tahun, kedua orangtua kandungnya berbicara pada media dan menuduh orangtua angkatnya mengambil kesempatan atas dirinya. Tuduhan itu membuat Dele merasa seperti dikhianati oleh orangtua kandungnya sendiri.
"Sementara mereka tidak tahu apa yang telah dilakukan keluarga adopsiku. Merekalah yang memintaku untuk menemui ibu kandungku, (padahal) aku tidak ingin. Mereka selalu mengatakan padaku, 'Dia ibumu, kamu harus menjalin hubungan dengannya.' Kupikir itu cukup membuktikan apa yang mereka lakukan. Mereka melakukannya semata-mata karena mereka adalah orang-orang yang luar biasa," tutur Dele tentang keluarga angkatnya.
Tak hanya menuduh orangtua angkat Dele, orangtua kandungnya pun ingin ikut campur dalam kontrak Dele. Menurut Dele, ayahnya lah yang ada di balik rencana itu. Tak mampu menjalin hubungan dengan ibu kandungnya, Dele mengaku hal itu menyakitkan. Namun, dia juga tak ingin berhubungan dengan ayahnya.
Perubahan Hidup Dele Alli Setelah Diadopsi
Berbicara tentang orang tua angkatnya, Alli mengatakan kepada The Overlap, "(Umur) dua belas, aku diadopsi - dan sejak saat itu, rasanya - aku diadopsi oleh keluarga yang luar biasa seperti yang aku katakan, aku tidak dapat meminta orang yang lebih baik untuk melakukan apa yang telah mereka lakukan untuk aku. Jika Tuhan menciptakan manusia, itu adalah mereka."
Dele dengan gamblang memuji perlakuan keluarga angkatnya.
"Ketika aku mulai tinggal bersama mereka, sulit bagiku untuk benar-benar terbuka kepada mereka, karena di dalam diriku, aku merasa mudah saja bagi mereka untuk menyingkirkanku lagi. Aku berusaha menjadi anak terbaik yang kubisa untuk mereka. Aku tinggal bersama mereka sejak usia 12 tahun, dan kemudian mulai bermain sebagai tim utama, secara profesional, pada usia 16 tahun. Semuanya berkembang dari sana."
Menjalani rehabilitasi, Alli diajari untuk memandang masa kecilnya dengan cara yang berbeda.
"Di rehabilitasi, mereka mengajariku untuk tidak boleh mengatakan aku anak nakal tapi aku banyak terlibat masalah, Anda tahu, dengan polisi. Aku tidak punya aturan, aku tumbuh tanpa aturan. Seperti yang kukatakan, ibuku banyak minum dan aku tidak menyalahkannya sama sekali atas apa yang terjadi."
"Menurutku, menjalani [rehabilitasi] benar-benar membantuku memahaminya dan hal-hal yang dia alami dan apa yang harus dia tangani, dan hanya itu yang dia tahu.," ucap Dele.
Advertisement