Bank BRI Gelar Pesta Rakyat Simpedes 2023 di 20 Kota dari Bandung hingga Sorong

PT Bank Rakyat Indonesia kembali menggelar Pesta Rakyat Simpedes (PRS) 2023 yang akan digelar bulan Juli hingga September 2023 mendatang.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Jul 2023, 10:30 WIB
PT Bank Rakyat Indonesia kembali menggelar Pesta Rakyat Simpedes (PRS) 2023 yang akan digelar bulan Juli hingga September 2023 mendatang./Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia kembali menggelar Pesta Rakyat Simpedes (PRS) 2023 yang akan digelar bulan Juli hingga September 2023 mendatang. PRS 2023 akan digelar di 20 Kota, bersamaan dengan penyelenggaraan di 362 titik lainnya yang tersebar di Kecamatan dan Kelurahan dari barat hingga timur Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan UMKM, literasi digital, dan memberikan pelayanan yang komplit kepada nasabah BRI.

Kegiatan ini mengusung 6 pilar program yang akan disajikan pada setiap eventnya, terdiri dari Pasar, Panggung, Pawai, Peduli, Pojok X’sis, dan Panen, dengan mengusung tema “Pede Raih Peluang”.

Hadirnya PRS 2023 melalui Bank BRI ini dalam rangka turut mendukung salah satu pilar perekonomian bangsa yaitu UMKM.

“Bank BRI melalui Pesta Rakyat Simpedes berkomitmen untuk terus mendukung UMKM untuk terus tumbuh dan meraih peluang bisnisnya. Selain itu melalui kegiatan ini BRI terus mensosialisasikan penggunaan QRIS BRImo sebagai bentuk edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat,” ujar Direktur Bisnis Mikro BRI Supari dikutip Jumat (14/7/2023).

PRS 2023 hadir di 20 Kota dan 362 titik di Indonesia adalah untuk mendukung percepatan perekonomian, edukasi dan pelayanan utuh bagi nasabah BRI.

Pesta Rakyat Simpedes 2023 digelar pada 20 kota penyelenggaraan yaitu, Bandung, Yogyakarta, Pasuruan, Makassar, Denpasar, Binjai, Batusangkar, Palembang, Garut, Pekanbaru, Kendari, Palu, Sorong, Ponorogo, Gresik, Singkawang, Lampung, Balikpapan, Pati, dan Purwokerto.

“Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para pengunjung dan UMKM, serta dapat menggerakkan perekonomian nasional,” ujar Supari.

 


Program 6 Pilar PRS 2023

BRImo/Istimewa.

Program 6 pilar PRS 2023 akan menghadirkan Pawai sebagai ajang literasi digital penggunaan QRIS BRImo kepada para pedagang pasar, yang diikuti dengan pawai kebudayaan pada setiap acaranya. Pasar bazaar UMKM yang diikuti oleh ribuan UMKM unggulan.

Panen yang merupakan undian berhadiah bagi para pengunjung yang hadir dan akan ada pengundian doorprize bagi pengunjung yang beruntung, serta simbolis penyerahan hadiah program Panen Hadiah Simpedes. Pojok X’sis merupakan area bagi UMKM dan pengunjung untuk menambah pengetahuan bisnis melalui kelas UMKM.

Selain itu para pengunjung juga dapat bermain games menarik di area tersebut. Peduli sebagai program corporate social responsibility (CSR) berupa cek kesehatan gratis, donor darah, sembako gratis, dan penukaran botol atau sampah plastik yang dapat ditukarkan dengan voucher ratusan ribu rupiah. Selain itu Panggung sebagai area hiburan dan talkshow menarik yang akan diisi narasumber yang berkompeten, serta stand up comedy hingga penampilan musisi-musisi ternama.


The Banker Kembali Nobatkan BRI Sebagai Bank Nomor Wahid di Indonesia

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Media keuangan dan ekonomi ternama dunia yang bermarkas di London, The Banker menobatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) sebagai bank terbaik di Indonesia dalam daftar Top 1000 World Banks 2023 yang dipublikasikan pada 5 Juli 2023. Secara global, The Banker menjadi sumber informasi perbankan yang kredibel sejak 1926 dan menempatkan BRI pada peringkat ke-109 dunia pada Top 1000 World Banks 2023, dimana peringkat tersebut menjadi peringkat bank tertinggi di Indonesia. 

 Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian di antaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.

Terkait pencapaian tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan BRI berhasil menjaga kinerja positif dan terus bertumbuh di tengah kondisi ekonomi yang menantang di tengah tantangan pandemi Covid-19. Hal tersebut, lanjut dia, menunjukkan bahwa BRI berhasil memberi makna kepada seluruh stakeholders-nya melalui penciptaan economic dan social value.

"Kami berterima kasih kepada The Banker karena telah menilai kinerja kami secara objektif, kredibel dan transparan. Hal ini membuktikan BRI berhasil dan mampu secara konsisten menjaga fundamental kinerja tetap dapat tumbuh secara sehat, kuat, dan berkelanjutan. Tak lupa, saya katakan bahwa prestasi ini berkat kerja keras seluruh Insan BRILian (pekerja BRI) yang telah memberikan kontribusi terbaiknya. Hal tersebut juga akan menjadi suntikan semangat kami untuk terus men-deliver economic value dan social value bagi seluruh stakeholders," ujarnya.

Sunarso juga mendedikasikan pencapaian ini kepada seluruh pelaku UMKM di Indonesia yang menjadi core business BRI dan menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Di dalam situs resminya, The Banker menyebutkan dari analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa 2022 adalah tahun yang menantang bagi industri perbankan global. 

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah memperketat kebijakan moneter setelah satu dekade suku bunga rendah hingga negatif dan sebagai tanggapan terhadap beberapa guncangan, termasuk rebound permintaan agregat sejak pandemi Covid-19, guncangan rantai pasokan, perang di Ukraina, dan melonjaknya inflasi.


Suku Bunga

Kantor Pusat Bank BRI di Jakarta.

Kondisi suku bunga yang lebih tinggi biasanya berkorelasi positif dengan profitabilitas bank. Memang, kenaikan suku bunga baru-baru ini telah menguntungkan bank. Namun, perubahan ini juga menghadirkan tantangan yang berdampak pada neraca bank.

Ada risiko lanjutan seputar inflasi dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi di banyak pasar. Perkiraan dasar adalah pertumbuhan produk domestik bruto global turun dari 3,4% pada 2022 menjadi 2,8% pada 2023, menurut Dana Moneter Internasional (IMF). Pertumbuhan ekonomi diprediksi akan mengalami perlambatan, dari 2,7% pada tahun 2022 menjadi 1,3% pada tahun 2023.

The Banker memproyeksikan adanya perlambatan ekonomi dan tingginya suku bunga kebijakan moneter akan turut membebani permintaan kredit. Hal itu mengingat lingkungan bisnis yang lebih sulit, pertumbuhan pinjaman kemungkinan akan tetap lemah karena bank diperkirakan akan tetap berhati-hati dalam keputusan pemberian pinjaman mereka, terutama di sektor-sektor industri yang paling rentan terhadap penurunan ekonomi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya