Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan mencatat pergerakan ekonomi global masih mengalami ketidakpastian pada 2023 ini. Untuk itu diperlukak siasat lain untuk tetap menjaga kinerja perekonomian Indonesia.
Salah satu yang dibidik oleh Kemendag adalah pasar ekspor non tradisional Indonesia. Artinya, ada wilayah-wilayah baru yang bakal dioptimalkan sebagai tujuan ekspor.
Advertisement
Sekretaris Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Hari Widodo menyampaikan, setidaknya ada 3 wilayah yang jadi target. Yakni, Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan. Pilihan ini menurutnya bakal diperkuat melihat adanya pelemahan pertumbuhan ekonomi di negara-negara barat.
"Kemendag akan terus menggencarkan penetrasi ekspor ke pasar non tradisional seperti Asia Selatan, Afrika dan wilayah Timur Tengah," ujar dia dalam Diseminasi Hasil Analisis BKPerdag Tahun 2023, di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (14/7/2023).
Menurut catatannya, ekspor RI ke Afrika mencapai USD 6,18 miliar pada 2022 lalu. Kemudian ekspor ke Timur Tengah bisa mencapai USD 10,23 miliar. Serta, ekspor ke wilayah Asia Selatan tercatat sebesar USD 32,01 miliar.
Angka-angka ini diproyeksi terus meningkat kedepannya. Mengingat adanya sejumlah potensi perdagangan antara Indonesia dan negara di tiga wilayah tadi.
"Di kawasan Asia Selatan misalnya, memiliki penduduk lebih dari 1,8 miliar dan PDB USD 4,43 triliun. Sementara Afrika dengan penduduk 1 miliar miliki PDB USD 2,98 triliun dan Timur Tengah yang meskipun jumlah pendudukannya sedikit namun memiliki PDB yang sangat besar USD 4,97 triliun," paparnya.
Tantangan
Pada kesempatan itu, Hari meneranhkan, ketidakpaatian ekonomi global tercermin dari melemahnya proyeksi pertumbuhan ekonomi. Tahun ini, diperkirakan hany sekitar 2,8 persen.
Meski begitu, tingkat inflasi bisa diprediksi mengalami penurunan menjadi 7 persen dari sebelumnya 8,7 persen di 2022 lalu.
"Dalam kondisi global dan nasional yang dipenuhi berbagai tantangan, tugas menjaga dan meningkatkan kinerja perdagangan menjadi semakin kompleks," kata dia.
"Jadi ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi oleh kita antara lain ancaman resesi dan stagflasi kemudian ada inflasi serta potensi food and energy crisis, meningkatnya penggunaan trade restriction dan trade remedies di berbagai negata untuk menghadapi ancaman krisis, kemusian meningkatnya itu multi dimensi, penurunan harga komoditas dunia dan terkait isu decarbonisation dan green trade," paparnya.
Advertisement
Ekspor Tak Kena Tarif
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan salah satu cara untuk meningkatkan ekspor adalah melalui kerja sama. Kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah dapat mendorong ekspor produk unggulan daerah, termasuk Jambi.
Hal itu disampaikan Mendang Zulkifli Hasan saat membuka acara satu hari bersama Jambi, Sabtu (7/8/2023) di Sarinah, Jakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari bulan promosi potensi unggulan Provinsi Jambi turut hadir dalam acara tersebut Gubernur Jambi Al Haris.
"Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bekerja sama meningkatkan ekspor Jambi. Pemerintah Pusat membuat toll way melalui perjanjian dagang dengan negara seperti India, Pakistan, Bangladesh, dan negara-negara di kawasan Timur Tengah sehingga apabila Jambi ingin melakukan ekspor, maka tidak terkena tarif," urai Mendag Zulkifli Hasan.
Selain itu, Mendag Zulkifli Hasan mengatakan bahwa Trade Expo Indonesia (TEI) akan diselenggarakan setiap tahun pada Oktober 2023 oleh Kemendag dan akan mengundang hingga 180 pembeli dari seluruh dunia.
"Ajang pameran dagang TEI ini juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong ekspor produk-produk unggulan," imbuh Mendag Zulkifli Hasan.
Perkenalkan Produk Unggulan
Kemudian ia berharap, acara Satu Hari Bersama Jambi dapat mengenalkan produk unggulan Jambi.
"Jambi adalah provinsi yang kaya akan sumber daya alam, yaitu perkebunan, pertambangan, atau pertanian. Sebesar 60 persen wilayah Jambi adalah perkebunan. Selain itu, Jambi memiliki beragam komoditas unggulan, misalnya kayu manis yang terbaik di dunia, lada, kopi, cengkeh, kelapa sawit, dan teh kayu aro. Luar biasa, ini perlu dikenalkan agar seluruh rakyat Indonesia mengetahui komoditas unggulan Jambi," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, apresiasi kepada Gubernur Jambi Al Haris atas pertumbuhan ekonomi Jambi.
"Beruntunglah Jambi mempunyai Al Haris. Ekonominya tumbuh di atas 5 persen dan inflasi di bawah rata-rata nasional, yaitu 1,9 persen. Hal ini tidak terjadi di provinsi lain karena rata-rata nasional bulan ini, termasuk rendah yaitu 3,5 persen. Tetapi secara umum sebesar 4 persen," pungkas Mendag Zulhas.
Advertisement