Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika terus berlanjut. Sejumlah opsi kerja sama kedepannya juga tengah dibidik.
Diketahui, salah satu penopang bergeraknya KEK Mandalika adalah hadirnya sirkuit Mandalika yang jadi tempat berbagai ajang internasional. Mulai dai MotoGP, WSBK, ARRC, hingga nantinya Shell Eco-Marathon.
Advertisement
"Hari ini kita melihat bagaimana pembangunan Mandalika ini terus berlanjut, kemarin sudah peresmian hotel Pullman, lalu kita juga mendorong lagi yang namanya investasi dari pihak swasta, ada tempat berkuda internasional, ada lapangan golf, ada juga dibangun di sana," ujarnya di Kementerian BUMN, ditulis Jumat (14/7/2023).
Adanya hal ini, kata Erick Thohir, sebagai bukti kalau pengembangan KEK Mandalika masih sesuai dengan tujuan awalnya. Yakni, menjadi kawasan khusus yang berorientasi untuk pengembangan pariwisata, termasuk didalamnya soal olahraga dan hiburan.
"Artinya apa? Bahwa ini keberlanjutan yang kita hatapkan seperti cita-cita yang waktu itu disepakati oleh pemerintah pusat dan daerah, bahwa Mandalika ini ada keunikan. Yaitu menjadi tentu kawasan ekonomi khusus pariwisata untuk entertainment dan olahraga," jelasnya.
Tidak Hanya MotoGp
Erick memastikan kedepannya bukan hanya gelaran akbar seperti MotoGP saja yang akan ada di Mandalika. Tapi banyak gelaran lainnya yang akan hadir. Bahkan, dia meminta kalau bisa hajat di Mandalika bisa diadakan secara rutin dalam jarak waktu yang dekat.
"Jangan terjebak 'oh MotoGP, WSBK dan lain-lain', tetapi sebenarnya banyak event lain yang sedang dikerjakan," tegasnya.
Utang Pengembangan Mandalika
Perlu diketahui, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia alias ITDC tengah menanggung utang sebesar Rp 4,6 triliun yang dibagi 2 termin pembayaran. Ini disebut sebagai utang masa lalu dari pengembangan kawasan Mandalika.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut pembangunan infrastruktur membutuhkan waktu untuk bisa mencatatkan keuntungan, termasuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Mandalika.
Untuk itu, beban utang sekitar Rp 4,6 triliun dipikul PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Informasi, ITDC menanggung utang Rp 4,6 triliun dengan rincian kewajiban pembayaran utang jangka pendek (short term) Rp 1,2 triliun dan kewajiban pembayaran utang jangka panjang sebesar Rp 3,4 triliun. Utang itu timbul dari biaya atas pembangunan KEK Mandalika.
Advertisement
Pembangunan Butuh Waktu
Menanggapi itu, Erick Thohir menyebut besaran kewajiban bayar utang itu tidak bisa digolongkan besar atau kecil bagi ITDC. Namun, dia memastikan kalau pembangunan infrastruktur memang membutuhkan waktu agar memberikan dampak.
"Ya itu relatif, kan memang ada pembangunan infrastruktur, seperti yang saya sampaikan, pembangunan infrastruktur itu perlu waktu untuk supaya bisa mendapatkan hal-hal yang positif. Tetapi kalau gak ada infrastruktur, gak ada pembangunan," ujar dia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Dia mengibaratkan pada suatu lokasi yang tidak memiliki akses, kedepannya tidak akan bisa berkembang. Ini merujuk pada pentingnya pembangunan infrastruktur di sebuah daerah.
"Sama, kalau kita ada sebuah lokasi tertutup, tidak ada jalan, tidak ada listrik, ya tidak akan berkembang," kata dia.
Perlu Perhatian
Kembali pada konteks pengembangan KEK Mandalika, Erick mengakui kalau kawasan itu memang memerlukan perhatian. Termasuk menyusun strategi untuk mengoptimalkan potensinya. Termasuk juga menggelar kegiatan berskala besar seperti di Sirkuit Mandalika.
"Ya ini yang memang harus Mandalika juga jadi bagian yang bisa ktia siapkan apalagi dia sudah punya event gede tahunan, yang sayang kalau tidak dimaksimalkan," bebernya.
Advertisement