Bom Tandan Mematikan Telah Tiba di Ukraina, Menhan AS Ungkap Komitmen Rezim Volodymyr Zelensky

Komunitas internasional telah menyuarakan keprihatinan atas pengiriman bom tandan oleh AS ke Ukraina. Senjata mematikan itu telah dilarang di lebih dari 100 negara.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Jul 2023, 18:35 WIB
Tentara Ukraina menembakkan sistem artileri Pion ke posisi Rusia dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, 16 Desember 2022. Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO dan sejumlah pengamat mengungkapkan perang bisa terjadi dalam beberapa bulan, tahun atau bahkan hingga waktu yang tak terbatas. (AP Photo/LIBKOS, File)

Liputan6.com, Kyiv - Bom tandan pabrikan Amerika Serikat (AS) telah tiba di Ukraina. Hal tersebut dikonfirmasi oleh seorang jenderal Ukraina dan Pentagon.

"Kami baru saja mendapatkannya, kami belum menggunakannya, tapi ini dapat mengubah (medan perang) secara radikal," ungkap Brigadir Jenderal Oleksandr Tarnavsky pada Kamis (14/7/2023), waktu Ukraina, seperti dikutip dari CNN, Jumat (15/7).

Tarnavsky adalah komandan Operasi Pasukan Gabungan "Tavria", yang beroperasi di sebagian besar front Ukraina selatan.

"Musuh juga memahami bahwa dengan amunisi ini, kami akan mendapat keuntungan... Rusia berpikir bahwa kami akan menggunakannya di semua area depan. Itu sangat keliru. Mereka sangat khawatir," ujar Tarnavsky.

Pada Kamis sore, Pentagon mengonfirmasi keberadaan bom tandan di Ukraina dengan mengatakan, "Bom tandan sudah berada di Ukraina saat ini."

Komunitas internasional telah menyuarakan keprihatinan atas pengiriman bom tandan oleh AS ke Ukraina. Senjata mematikan itu telah dilarang di lebih dari 100 negara.

AS berusaha meredam kekhawatiran. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan pada Kamis bahwa Ukraina hanya akan menggunakan bom tandan pada tempat yang tepat.

"Kyiv telah berkomitmen secara tertulis untuk memastikan bahwa amunisi ini tidak digunakan di daerah berpenduduk," ujar Menhan Austin.

"Mereka akan mencatat tempat-tempat di mana mereka menggunakan dan mereka akan memprioritaskan upaya pembersihan ranjau."

Pentagon menggarisbawahi bahwa Ukraina tidak punya minat menggunakan bom tandan di dekat warga sipil, tidak seperti Rusia.


Rusia Cukup Kuat

Seorang wanita berlari saat dia melarikan diri bersama keluarganya melintasi jembatan yang hancur di pinggiran Kyiv, Ukraina, 2 Maret 2022. Perang Rusia-Ukraina berkobar sejak 24 Februari 2022 tanpa tahu kapan akan berakhir. (AP Photo/Emilio Morenatti, File)

Tarnavsky dalam wawancaranya dengan CNN menjelaskan lebih lanjut bahwa Ukraina sedang melakukan serangan skala besar. Dia mengaku bahwa pasukan Ukraina mengalami sedikit kemajuan, terutama di selatan.

Dia mengklaim bahwa serangan balik berhasil, namun tidak seperti yang diharapkan. Alasan di balik lambatnya serangan balik Ukraina sebut Tarnavsky sederhana, yaitu Rusia mempersiapkan diri dengan cukup kuat.

Persiapan Rusia, terang Tarnavsky, berpusat di sekitar ladang ranjau besar yang ditanam dengan rumit, mempersulit pergerakan dan mengubah perangkat keras penjinak ranjau Ukraina menjadi sasaran serangan. Sementara itu, penjinakan ranjau secara manual melelahkan dan berbahaya.

Membuat kemajuan di sepanjang front selatan merupakan inti dari rencana Musim Panas Ukraina. Tarnavsky menggunakan metafora untuk menggambarkan kondisi pertempuran saat ini.

"Seperti dalam tinju, kami menahan lawan sejauh mungkin. Kami tidak membiarkan mereka mendekat. Mengapa? Karena pertempuran jarak dekat adalah hal yang sama sekali berbeda. Jadi, pada jarak jauh, kami mengalahkan (mereka) dengan efektif," ungkap Tarnavsky.

 


Rusia Kehilangan Salah Satu Bintangnya

Warga Ukraina melintasi jalan darurat di bawah jembatan yang hancur saat melarikan diri dari Irpin di pinggiran Kiev, Ukraina, 8 Maret 2022. Tahun kedua perang, Rusia-Ukraina sama-sama mempersiapkan serangan besar-besaran dengan merekrut puluhan ribu tentara dan mengirim mereka ke garis depan. (AP Photo/Felipe Dana, File)

Bintang yang sedang naik daun di militer Rusia, Letnan Jenderal Oleg Tsokov, terluka dan terbunuh di Kota Berdyansk yang diduduki Rusia.

Menurut saluran Telegram Rusia, Military Informer, Tsokov tewas akibat serangan rudal jelajah jarak jauh Inggris Storm Shadow di pos komando cadangan Angkatan Darat ke-58 di sebuah hotel.

Tarnavsky menolak menyebutkan rincian pasti kematian Tsokov, dengan datar mengatakan, "Ternyata komandan militer yang tepatlah yang menanggung hukuman yang harus dia derita."

Kemenangan medan perang seperti ini, sebut Tarnavsky dapat memiliki sifat destabilisasi yang strategis.

"Ketika personel menerima informasi bahwa komandannya telah meninggal, tidak diketahui siapa yang akan memimpin mereka. Ini pasti akan berdampak negatif," kata dia.

Bicara Wagner, Tarnavsky mengakui bahwa kelompok itu kuat dan serius. Namun, dia dengan cepat menyoroti kebingungan dan kekacauan yang telah merajalela di pihak Rusia sejak pemberontakan Wagner terjadi.

"Semakin banyak peristiwa atau perpecahan semacam itu terjadi, semakin positif pengaruhnya terhadap... keberhasilan (Ukraina)," tambahnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya