Melihat Kinerja Saham Emiten Bioskop di BEI

Pasar modal akan kembali kedatangan lagi emiten bioskop Cinema XXI. Lalu bagaimana gerak saham emiten bioskop yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Jul 2023, 18:24 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan penghuni baru, yakni operator jaringan bioskop PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) atau Cinema XXI (Foto: Koleksi Cinema XXI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan penghuni baru, yakni operator jaringan bioskop PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) atau Cinema XXI. Lantas, bagaimana kinerja saham emiten bioskop yang sudah terlebih dahulu melantai di bursa?

Harga saham PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) pada perdagangan Jumat, 14 Juli 2023 ditutup turun 0,96 persen ke posisi 2.060. Saham BLTZ dibuka pada posisi 2.100 dan bergerak pada rentang 2.130-2.010.

Melansir data RTI, Frekuensi perdagangan saham BLTZ tercatat sebanyak 16 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 9,2 ribu lembar senilai Rp 19,32 juta. Dalam sepekan, harga saham BLTZ turun 2,37 persen. Sedangkan dalam secara year to date, saham perseroan masih tercatat terkoreksi 35,42 persen.

Sedangkan, saham PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) perdagangan Jumat, 14 Juli 2023 ditutup naik 0,83 persen ke posisi 610. Saham RAAM dibuka pada posisi 605 dan bergerak pada rentang 605-620.

Frekuensi perdagangan saham RAAM tercatat sebanyak 769 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 4,17 juta lembar senilai Rp 2,56 miliar. Dalam sepekan, harga saham RAAM turun 4,69 persen. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham perseroan masih tercatat turun 32,60 persen.

PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, perusahan operator jaringan bioskop Cinema XXI melepas 8,33 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 8 dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Jumlah saham yang dilepas itu mewakili sebesar-besarnya 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk menawarkan harga IPO Rp 270-Rp 288 per saham . Dana yang diraup dari IPO maksimal Rp 2,4 triliun.

Selain itu, perseroan juga menggelar program alokasi saham karyawan atau employee stock allocation (ESA) dengan alokasikan 0,13 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO atau maksimal 11,11 juta saham.

 


Pemegang Saham Sebelumnya Bakal Lepas Saham

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, pemegang saham Nusantara Sejahtera Raya juga berencana melepaskan sebagian saham selain IPO yakni PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) dengan maksimal saham yang dilepas 6,66 miliar saham atau sebesar 8 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Selain itu, PT Adi Pratama Nusantara (APN) melepas 1,66 miliar saham atau maksimal 2 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga penjualan saham dengan harga penawaran.

"Rencana pelepasan saham ini akan dilakukan oleh pemegang saham penjual melalui penawaran terbatas atau private placement kepada beberapa investor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui pasar sekunder pada tanggal pencatatan," demikian mengutip dari prospektus perseroan.

Adapun perseroan menyebutkan kalau penjualan saham oleh pemegang saham perseroan tidak akan mengubah pengendalian di perusahaan.

Untuk melaksanakan IPO, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Indo Premier Sekuritas, PT JP Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia.

Perseroan akan memakai dana IPO sekitar 65 persen oleh perseroan untuk pendanaan pengembangan dan ekspansi jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia, pembangunan bioskop dan teater baru untuk menambah jumlah layar Conema XXI, serta membeli peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru dan peralatan lainnya.


Dana IPO

Layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sekitar 20 persen untuk pembayaran lebih awal untuk sebagian pokok utang kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Per 12 Mei 2023, total pokok pinjaman sebesar Rp 1,39 triliun. Perseroan akan membayar atas sebagian pinjaman BRI sehingga saldo kewajiban Perseroan setelah pembayaran akan menjadi Rp 917,10 miliar.

Sisanya sekitar 15 persen akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja, termasuk tetapi tidak terbatas untuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI.

Untuk kebijakan dividen, perseroan menyebutkan pembayaran dividen hanya boleh dilakukan apabila perseroan mempunya saldo laba yang positif. Sejumlah faktor menjadi pertimbangan direksi antara lain pendapatan, arus kas, liabilitas, kondisi keuangan, rencana investasi dan peluang pertumbuhan Cinema XXI.

"Perseroan menargetkan pembagian dividen minimal 35 persen dari laba bersih perseroan," tulis perseroan.

Kebijakan dividen ini mulai berlaku untuk laba bersih perseroan yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Berikut perkiraan jadwal IPO:

  • Masa penawaran awal pada 10-14 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal efektif pada 25 Juli 2023
  • Perkiraan masa penawaran umum perdana saham pada 27-31 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal penjatahan pada 31 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 1 Agustus 2023
  • Perkiraan tanggal pencatatan saham di BEI pada 2 Agustus 2023

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya