Liputan6.com, Solo - Kali Pepe merupakan anak sungai dari Sungai Bengawan Solo yang membentang di tengah Kota Solo. Dahulu, keberadaan Kali Pepe sangat vital, terutama sebagai jalur transportasi air untuk perdagangan.
Mengutip dari surakarta.go.id, Kali Pepe pernah menjadi jalur transportasi air yang cukup penting pada abad XVI. Pada masa keemasannya, pengaruh Kerajaan Pajang yang berpusat di wilayah Kartasura pun masih sangat kuat.
Hubungan perdagangan dengan berbagai kerajaan di tanah Jawa yang melewati Kali Pepe pun sering dilakukan. Kapal-kapal besar Kerajaan Mojopahit kerap berlabuh di Sungai Bengawan Solo.
Baca Juga
Advertisement
Kali Pepe merupakan jalur penting yang menjadi penghubung Bandar Beton, Semanggi, dan Pasar Gede. Terdapat bandar di kawasan Kali Pepe (Kampung Sudiroprajan) yang dikenal dengan nama Bandar Pecinan.
Bandar Pecinan banyak melibatkan warga etnis Tionghoa di sekitar kawasan Pasar Gede. Perahu-perahu kecil pun membawa banyak barang yang diambil dari kapal-kapal dagang berukuran besar di Sungai Bengawan Solo. Saat menyusuri sungai-sungai yang lebih kecil, termasuk Kali Pepe, dibutuhkan perahu yang bisa melewati kali-kali tersebut.
Sementara itu, pada era Pakubuwono II, Keraton Surakarta Hadiningrat mengalami kejayaan ekonomi, karena menguasai akses jalur transportasi. Berbagai komoditas diangkut dari berbagai wilayah kerajaan di Nusantara.
Kapal-kapal dagang dari Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi, garam, ikan, dan kain untuk diturunkan di sungai-sungai yang banyak terdapat di Solo. Selain itu, VOC Belanda juga memiliki kepentingan terhadap jalur-jalur sungai untuk kepentingan dagang mereka.
Untuk itu, jalur-jalur sungai yang melintasi Solo dijamin keamanannya oleh VOC. Perahu-perahu dagang milik Belanda pun menjadi banyak berseliweran di jalur transportasi air di Kali Pepe.
Aliran Vital
Saat ini, Kali Pepe menjadi salah satu aliran yang cukup vital untuk mengendalikan banjir. Pemkot Surakarta secara rutin melakukan normalisasi akibat sedimentasi yang sering terjadi di Kali Pepe, termasuk melakukan pembenahan pada bagian parapet (dinding sungai) di sepanjang Kali Pepe.
Bahkan, di beberapa tempat, parapet sungai sudah dihiasi berbagai gambar warna-warni, salah satunya di alur Kali Pepe yang berada di kawasan Pasar Gede Hardjonagoro, Solo.
Kawasan tersebut pun dikembangkan menjadi wisata susur sungai. Pemanfaatan aliran Kali Pepe sebagai sarana wisata juga sering dilakukan ketika acara grebeg sudiro yang berdekatan dengan perayaan Imlek. Saat ini, masih banyak warga etnis Tionghoa yang tinggal di sekitar Pasar Gede di kawasan Kali Pepe.
Penulis: Resla Aknaita Chak
Advertisement