Liputan6.com, Jakarta - Kadang-kadang, mencuci rambut saja tidak selalu efektif dalam mengatasi masalah ketombe. Menurut ahli kulit dan kepala, ada berbagai faktor yang menyebabkan kulit kepala mengelupas, dan tidak semua orang dapat mengatasinya dengan menggunakan sampo biasa.
Ketombe, yang juga dikenal sebagai Pityriasis Capitis, adalah sebuah kondisi kulit kepala yang tidak menyebabkan peradangan namun menyebabkan kulit kepala terkelupas, menurut National Institutes of Health.
Advertisement
Meskipun kulit kepala kering sering terjadi selama musim dingin, istilah "ketombe musim panas" muncul karena adanya keringat, kotoran, kelembapan, bahan kimia kolam renang, dan paparan sinar matahari yang juga dapat memicu munculnya ketombe.
Dilansir dari New York Post pada Kamis, 13 Juli 2023, untuk mengatasi ketombe yang sulit diatasi, Alexia Donovan, seorang direktur layanan klien di Barber Surgeons Guild, sebuah ruang pemulihan dan perawatan rambut yang terletak di New York City dan Los Angeles, menyarankan penggunaan sampo yang mengandung seng, selenium sulfida, atau ketoconazole. Ketiga unsur tersebut merupakan bahan-bahan yang sering ditambahkan dalam sampo anti-ketombe komersial.
Donovan mengungkapkan kepada Fox News Digital bahwa selama 14 tahun ia telah membantu pasien dan klien dalam mengatasi ketombe dan menjaga kesehatan kulit kepala.
"Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab ketombe, termasuk kulit kering, psoriasis, kelebihan minyak pada kulit kepala, dan infeksi jamur. Semua faktor ini adalah penyebab yang sering terjadi," kata Donovan yang kini tinggal di West Palm Beach, Florida, AS.
Keramas Itu Perlu
Donovan menyarankan untuk mencari bantuan dari seorang dokter spesialis rambut atau dokter kulit jika ketombe bersifat kronis dan tidak mengalami perbaikan, karena mungkin diperlukan resep obat.
Bagi mereka yang mengalami ketombe ringan dan tidak memerlukan perawatan medis, Donovan merekomendasikan penggunaan sampo berkualitas tinggi yang lembut saat mencuci rambut, terutama untuk menghilangkan sisa-sisa produk perawatan rambut yang berat.
Selain itu, Donovan juga menyarankan untuk menyisir rambut dan kulit kepala setiap hari guna mengurangi penumpukan minyak dan sel-sel kulit mati di antara waktu keramas.
Bagi mereka yang sering terpapar sinar matahari pada kulit kepala, Donovan menyarankan untuk menggunakan topi sebagai tindakan pencegahan agar kulit kepala tidak terbakar sinar matahari. "Pengelupasan kulit kepala akibat kulit terbakar sering kali terlihat serupa dengan ketombe," ujar Donovan.
Dr. Mariano Busso, seorang dokter kulit bersertifikat yang berpraktik di Miami, Florida, dan Beverly Hills, California, menyatakan bahwa ketombe dapat diatasi dengan membersihkan dan menghidrasi kulit kepala secara teratur.
Untuk mengatasi kulit kepala yang terkelupas, ia merekomendasikan penggunaan sampo ringan khusus yang dirancang untuk menghilangkan ketombe. "Sampo khusus ini biasanya mengandung bahan antijamur seperti zinc pyrithione, ketoconazole, dan selenium sulfide," jelas Busso.
Advertisement
Perhatikan Penggunaan Produk untuk Rambut
Menurut Busso dalam wawancara dengan Fox News Digital, memasukkan sampo antijamur ke dalam rutinitas perawatan rambut akan membantu melawan ketombe yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan. Ia juga menggarisbawahi pentingnya membilas kulit kepala dan rambut secara menyeluruh untuk memastikan tidak ada residu yang tersisa setelah berkeramas.
Busso memberi peringatan kepada pasien dengan ketombe untuk berhati-hati dalam menata rambut setelah keramas. "Minimalkan penggunaan alat yang panas dan produk styling karena dapat memperburuk ketombe," demikian peringatannya.
Menurut Celestine Gitau, seorang ahli trikologi yang juga dikenal sebagai spesialis dalam perawatan rambut dan kulit kepala, mengemukakan bahwa sekitar 50 persen populasi manusia mengalami ketombe pada beberapa titik dalam hidup mereka. Gitau, menjelaskan melalui email bahwa ketombe terjadi ketika kulit kepala mengeluarkan serpihan.
Serpihan ini dapat berwarna putih atau kuning. Menurut Gitau, ketombe umumnya disebabkan oleh kolonisasi jamur ragi yang dikenal sebagai Malassezia globosa pada kulit kepala.
Ia menjelaskan bahwa Malassezia globosa mengonsumsi sebum, yang kemudian dipecah menjadi asam oleat. Keberadaan asam oleat pada beberapa orang dapat menyebabkan gatal dan iritasi pada kulit kepala.
Ia juga menyatakan bahwa iritasi ini menyebabkan pengelupasan sel-sel kulit lebih cepat dari biasanya sebagai respons terhadap iritasi tersebut.
Penyebab Ketombe
Gitau menjelaskan bahwa jamur ragi yang menjadi penyebab ketombe tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembab, yang dapat memperburuk kondisi ketombe. Menurut Gitau, saat mencari sampo pengobatan, disarankan untuk memilih formula yang mengandung bahan-bahan yang melawan jamur ragi, seperti ketoconazole, seng, tar, atau asam salisilat.
AAD juga menekankan pentingnya mengikuti petunjuk yang terdapat pada sampo anti ketombe, termasuk durasi penggunaan yang direkomendasikan, seperti yang disebutkan dalam jurnal dermatologi tersebut. Menurut AAD, ada beberapa sampo yang mengharuskan pengguna untuk membiarkan produk tersebut selama sekitar lima menit sebelum dibilas, sementara yang lain tidak.
AAD juga mencatat bahwa jenis dan tekstur rambut harus dipertimbangkan saat merawat ketombe. Misalnya, orang dengan rambut lurus mungkin perlu menggunakan sampo ketombe dua kali seminggu, sedangkan orang dengan rambut keriting atau bergelombang mungkin perlu menggunakan sampo ketombe setidaknya sekali seminggu.
"Dalam kebanyakan kasus, ketombe tidak memerlukan perawatan medis," demikian disampaikan oleh AAD. "Namun, terkadang pengelupasan kulit dan rasa gatal yang terlihat seperti ketombe sebenarnya bisa menjadi gejala dari kondisi medis, seperti dermatitis seboroik, psoriasis, infeksi jamur di kulit kepala, atau eksim."
Advertisement