Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat mempersilakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut andil atau cawe-cawe dalam urusan politik jelang pemilihan presiden (pilpres) 2024. Namun dengan syarat, Presiden Jokowi tak memakai instrumen kepresidenan maupun negara untuk memihak salah satu pasangan calon (paslon).
Hal ini disampaikan Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Herzaky Mahendra Putra yang turut hadir dalam rilis survei nasional (surnas) Indostrategic bertajuk Keberlanjutan vs Perubahan: Dinamika Peta Politik Menuju Pemilu 2024.
Advertisement
"Yang bilang cawe-cawe Pak Jokowi itu, kami lihat ini tidak terkait konteks politik nasional, tapi bagaimana beliau berurusan dengan cawapres mungkin ya. Kami enggak ikutlah, itu hak politik beliau. Selama tidak menggunakan instrumen kepresidenan dan negara ini dalam Pilpres, bagi kami sah-sah saja untuk mendengar salah satu calon," kata Herzaky secara daring, Jumat (14/7/2023).
Sebaliknya, Juru Bicara Partai Demokrat ini menyatakan, pihaknya bakal mendukung Presiden Jokowi jika menggunakan instrumen kepresidenan dan negara untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang demokratis dan jujur.
Menurut Herzaky, langkah ini semata-mata juga untuk menjaga agar tidak ada calon yang dijegal. Selain itu, juga untuk memastikan tidak ada pula partai politik (parpol) yang dibegal selama Pilpres 2024.
"Tapi, untuk menjaga semua, agar calon mendapatkan ruang yang sama, agar calon tidak ada yang dijegal atau partai tidak ada yang dibegal, kami sangat mendukung ya Pak Presiden menggunakan semua instrumen agar pemilu bisa berjalan dengan demokratis, jujur dan adil," jelas Herzaky.
Tanggapi Hasil Survei Capres yang Didukung Jokowi
Lebih lanjut, Herzaky juga menanggapi soal hasil survei Indostrategic mengenai arahan Presiden Jokowi terkait pilihan capres yang bakal didukung Jokowi pada Pilpres 2024.
Adapun dari hasil survei menunjukkan bahwa 56,6 persen responden tidak akan mengikuti arahan Jokowi terkait sosok capres di Pilpres 2024 dan 19,3 persen responden sisanya mengikuti.
Herzaky menilai, hasil survei tersebut memperlihatkan, bahwa masyarakat Indonesia independen karena tak bergantung pada tokoh tertentu dalam menentukan capres yang akan dipilih pada Pilpres 2024 mendatang.
"Ini yang membuat keyakinan kami dengan pasangan Mas Anies, dengan Koalisi Perubahan dan langkah yang dibuat, yang diambil Demokrat saat ini pada perubahan dan perbaikan sudah di jalur yang tepat," kata Herzaky.
"Karena bagaimanapun kita tidak tergantung pada figur, jadi masyarakat sudah cerdas menentukan pilihan dan independen dalam menentukan pilihan sesuai pilihan sendiri walaupun presiden bilang A, bilang B," sambung dia.
Advertisement