Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun lebih dari satu dolar per barel pada hari Jumat karena dolar menguat dan pedagang minyak membukukan keuntungan dari reli yang kuat, dengan tolok ukur harga minyak mentah mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (15/7/2023), harga minyak mentah Brent berjangka menetap di USD 79,87 per dolar AS, turun USD 1,49, atau 1,8 persen. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun USD 1,47, atau 1,9 persen, menjadi menetap di USD 75,42 per barel.
"Tampaknya hanya aksi ambil untung, dengan beberapa kekhawatiran permintaan kembali ke depan dan tengah karena dolar rebound," kata John Kilduff, partner di Again Capital.
Advertisement
Indeks dolar AS sedikit lebih tinggi setelah mencapai level terendah 15 bulan selama sesi tersebut, karena investor berkonsolidasi menjelang akhir pekan. Greenback yang lebih kuat mengurangi permintaan minyak, membuat minyak mentah lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Prediksi Minggu Depan
Namun minggu depan, reli dapat berlanjut karena pelonggaran inflasi, rencana untuk mengisi kembali cadangan strategis AS, pengurangan pasokan, dan gangguan dapat mendukung pasar, kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di Bank Wealth Management AS.
"Sementara harga minyak dunia kemungkinan sedikit overbought dalam waktu dekat, menyentuh level tertinggi sejak awal Mei, bias tampaknya lebih tinggi," kata Haworth.
Kenaikan Harga Minyak
Harga minyak naik hampir 2% setiap minggu, setelah gangguan pasokan di Libya dan Nigeria meningkatkan kekhawatiran bahwa pasar akan mengetat dalam beberapa bulan mendatang.
Beberapa ladang minyak di Libya ditutup pada Kamis karena protes suku setempat terhadap penculikan mantan menteri. Secara terpisah, Shell menangguhkan pemuatan minyak mentah Forcados Nigeria karena potensi kebocoran di terminal.
Gangguan Libya menghentikan sekitar 370.000 barel per hari (bpd) sementara kerugian dari pemadaman Nigeria dipatok pada 225.000 bpd, kata analis PVM John Evans.
Ekspor minyak Rusia juga menurun secara signifikan dan, jika tren ini berlanjut minggu depan, kemungkinan akan mendorong harga lebih tinggi karena ekspor minyak Rusia akan dikurangi sebesar 500.000 barel per hari pada Agustus, tambah analis Commerzbank.
Advertisement