Gunung Semeru Erupsi Lagi Disertai Awan Panas Guguran

Erupsi Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang-Malang, Jawa Timur, disertai awan panas guguran pada Jumat (14/7), pukul 22.05 WIB.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 15 Jul 2023, 06:43 WIB
Gunung Semeru mengalami erupsi dengan melontarkan abu vulkanik setinggi sekitar 600 meteri dari kawah, pagi ini Rabu (21/6/2023). (Liputan6.com/ Dok PVMBG)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Semeru kembali erupsi. Kondisi erupsi gunung yang berada di Kabupaten Lumajang-Malang, Jawa Timur, disertai awan panas guguran pada Jumat (14/7), pukul 22.05 WIB.

Petugas pos pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi menyampaikan dalam laporan tertulis, tinggi kolom erupsi Gunung Semeru tidak teramati. Sementara amplitudo erupsi yang terkam di seismograf menunjukkan maksimum 15 mm dan durasi 396 detik.

Jarak luncur awan panas guguran dari puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu tidak diketahui karena pengamatan visualnya terhalang oleh kabut.

Saat ini, Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk mematuhi sejumlah rekomendasi yang sudah ditentukan.

"Masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apa puun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi)," tuturnya, dilansir Antara.

Di luar jarak itu, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Selain itu, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar) akibat Gunung Semeru erupsi.

Masyarakat pun diminta mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.


Erupsi Semeru di Bulan Juni

Ilustrasi Erupsi Gunung Semeru (Istimewa)

Hampir sebulan lalu, Gunung Semeru pun dikabarkan mengalami erupsi dengan melontarkan abu vulkanik setinggi sekitar 600 meteri dari kawah.

Petugas Pos Pemantauan Gunung Semeru Ahmad Basuki dalam keterangannya, Rabu (21/6/2023) menyebutkan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat Gunung Semeru telah mengalami erupsi sebanyak dua kali dengan ketinggian dan arah yang sama pada pagi ini. Erupsi pertama terjadi pada pukul 07.47 WIB.

Erupsi Gunung Semeru itu terekam melalui seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 100 detik. Berselang 11 menit kemudian erupsi kedua muncul pada pukul 07.58 WIB. Alat seismograf merekam erupsi itu dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 105 detik.


Semeru Muntahkan Lahar Dingin

Banjir lahar dingin Gunung Semeru terjang Lumajang. (Dian Kurniawan/liputan6.com)

Pekan lalu, Gunung Semeru pun memuntahkan lahar dingin yang menerjang area Lumajang. Sebagai dampaknya, jembatan gantung Kali Regoyo dan jembatan penghubung antara Lumajang dengan Malang putus.

"Di jembatan Sungai Regoyo Gondoruso terpantau debit air mengalami peningkatan yang sangat besar sehingga meluap di atas jembatan," kata Kapolsek Pasirian Agus Sugiharto di Lumajang, Jumat (7/7/2023)

Pihaknya melarang masyarakat untuk melintas karena potensi material turut bercampur dalam lahar dingin Gunung Semeru.

"Kami melarang untuk kendaraan roda 2 dan roda 4 tidak melintas, situasi masih hujan intensitas sedang," katanya.

Selain banjir lahar dingin Gunung Semeru Lumajang juga diterjang bencana tanah longsor di sejumlah titik.

Dari pantauan BPBD Kabupaten Lumajang, longsor terparah terjadi jalur Piket Nol tepatnya di KM 58 Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Tanah Longsor tersebut menyebabkan arus lalu lintas Lumajang - Malang melalui jalur selatan harus ditutup sementara hingga proses evakuasi selesai.

Untuk jalur Curah Kobokan juga belum bisa dilalui karena banjir lahar dingin Gunung Semeru masih berlangsung cukup deras.

"Longsor terjadi di sekitaran Jembatan Perak, tepatnya KM 58. Roda dua dan empat belum bisa melewati," kata Tim Pusdalops BPBD Lumajang Nur Cahyo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya