Usul Prabowo Pindahkan Makam Pangeran Diponegoro dari Makassar ke Yogya Dikritik Sejarawan

Menteri Pertahanan sekaligus bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto usul pemindahan makam Pangeran Diponegoro dari Makassar ke Yogyakarta.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 15 Jul 2023, 07:51 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama relawan Jokowi Mania (Joman) menyampaikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Rumah Kertanegara, Jakarta, Kamis (16/2/2023). Dalam pertemuan tersebut, relawan Joman sepakat mendukung Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024 dan bertransformasi menjadi Prabowo Mania 08. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertahanan sekaligus bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto usul pemindahan makam Pangeran Diponegoro dari Makassar ke Yogyakarta. Usulan Prabowo ini dikritik Sejarawan Andi Achdian.

Menurut Andi, usulan Prabowo dapat merusak peninggalan sejarah yang berharga.

Makam Pangeran Diponegoro sebagai struktur cagar budaya ya sejarah itu sejarah yang berharga, saya kira pemindahan apa upaya memindahkan akan sama aja dianggap merusak,” kata Andi dalam keterangan diterima, seperti dikutip Sabtu (15/7/2023).

Andi melihat, rencana yang dicetuskan Prabowo merupakan sebuah sikap politik. Sebab, tidak ada nilai sejarah yang dapat diambil dari pemindahan makam pahlawan nasional itu.

“Jadi sentimen, nilai pembelajarannya sejarahnya juga tidak baik. Jadi ‘romantis’ lah, bukan sebuah sikap yang baik untuk mempelajari sejarah,” jelas Andi.

Andi menambahkan, saat ini Indonesia sudah memasuki tahun politik. Oleh karena itu, usulan Prabowo Subianto dirasa seperti sebuah kesenangan yang membuat ramai publik pada momentumnya.

“Tahun politik, tidak ada manfaatnya bagi pengetahuan sejarah, bagi kesadaran sejarah tidak ada manfaatnya juga. Cuma ramai-ramai saja. Tidak ada artinya,” yakin Andi.

Sikap Sri Sultan Tepat

Andi juga menyoroti penolakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait rencana pemindahan makam Pangeran Diponegoro. Andi berujar sikap tersebut tepat karena tidak ada pengetahuan sejarah yang dapat diambil.

“Emang setelah dipindahkan ke Yogya, ada sesuatu yang baru buat pengetahuan sejarah? Tidak juga kan? gitu-gitu juga jadi buat apa. Ramai-ramai saja, seperti politik saja,” sambung Andi.

“Iya sama sultan juga (ditolak). Tapi ya kalau dari segi sejarah tidak ada gunanya juga. Tidak menambah pengetahuan sejarah baru, sekadar romantisme saja,” Andi menutup.

 


Usulan Prabowo

Diketahui, usulan Prabowo soal pemindahan makam Pangeran Diponegoro disampaikan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (13/7).

Prabowo sempat meminta izin kepada warga Sulsel untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro yang berada di Kota Makassar.

"Saya bicara sekarang adalah juga tadi kebanggaan, di sini tempat perjuangan, sebagaimana semua daerah ada pengorbanannya. Dan di sini, di kota ini juga ada makam Pangeran Diponegoro yang dibuang dari daerah asalnya," ujar Prabowo.

"Dan tidak ada salahnya kita berpikir, apakah tidak di alam merdeka, tentunya dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan. Apa tidak, ada baiknya, kita kembalikan makamnya Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya lagi," sambung dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya