Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE (PGEO) menggandeng PT Schlumberger Geophysics Nusantara untuk kesempatan melakukan studi bersama atau joint study. Kesepakatan kerja sama PGE dengan Schlumberger ini ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama pada Kamis, 13 Juli 2023.
Penandatanganan MoU itu dilakukan Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi dengan Managing Director Indonesia PT Schlumberger Geophysic Nusantara Scott Cremin.
Advertisement
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menuturkan, kerja sama ini menjadi salah satu agenda penting terhadap kehadiran PGE di EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023. Pihaknya berharap rangkaian kerja sama yang sudah dilakukan ini akan semakin menguatkan posisi perseroan sebagai world class green energy company serta akan bermanfaat bagi pengembangan potensi panas bumi di Tanah Air.
Julfi mengatakan bentuk kerja sama joint study ini nantinya memfokuskan pada upaya pengembangan sumur panas bumi dengan hasil akhir berupa pre-feasibility study. Namun dalam kerja sama ini, kata dia, tidak hanya terbatas pada aspek teknis, finansial, maupun risiko.
"Hal utama dari skema kerja sama ini nantinya dapat diimplementasikan juga di Area Karaha, Jawa Barat; Area Sibayak, Sumatera Utara; juga Area Lahendong, Sulawesi Utara,” ujar Julfi, dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (15/7/2023).
Kerja sama yang dilakukan dengan Schlumberger ini merupakan kesepakatan strategis kelima yang dilakukan PGE di ajang EBTKE ConEx.
Sebelumnya PGE juga melakukan kesepakatan kerja sama strategis dengan beberapa pihak lainnya guna mengembangkan bisnis serta menjadi bagian dari strategi PGE dalam mencapai target meningkatkan kapasitas terpasang yang dikelola secara langsung menjadi 1 gigawatt (GW).
"PGE antusias dengan adanya kerja sama ini. Dengan keahlian teknologi yang dimiliki Schlumberger serta portofolio PGE dalam mengelola potensi panas bumi di Indonesia, kerja sama ini dapat menghasilkan mutualisme bagi kedua belah pihak,” ujar Julfi.
Pertamina Geothermal Energy Optimalkan Potensi Panas Bumi Usai Raih Perpanjangan Eksplorasi di Seulawah Agam
Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE mengumumkan tercapainya kesepakatan izin perpanjangan kontrak eksplorasi panas bumi di Seulawah Agam, Aceh. Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan pasokan energi bersih di Indonesia yang diproduksi melalui PGE.
"Dalam perpanjangan izin eksplorasi ini, PGE akan mengembangkan operasinya ke Seulawah Agam dengan melakukan pengembangan mencapai 2 x 55 MW (megawatt)," kata Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Julfi Hadi dalam keterangan resminya, Rabu (12/7/2023).
Perpanjangan izin kontrak ini diresmikan dalam Penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang dilakukan di sela opening ceremony Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023.
Acara penandatangan ini dihadiri langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi serta Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA) Ali Mulyagusdin. Turut pula menyaksikan tanda tangan kerja sama ini adalah Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki.
"Kami sangat senang adanya kesepakatan eksplorasi dengan PGE ini dan mendukung secara penuh agar dilaksanakan sesegera mungkin. Harapan kami, kerja sama ini dapat menyerap tenaga lokal secara maksimal, sehingga meningkatkan pendapatan daerah dan perekonomian Aceh,” kata Ali.
Julfi menanggapi harapan yang diberikan kepada PGE ini sebagai sebuah tantangan yang harus disikapi secara optimal. Dengan keahlian dan pengalaman PGE dalam pengembangan energi panas bumi selama 35 tahun, ia optimistis kesepakatan ini bisa menjadi pendorong utama dalam mengoptimalkan potensi panas bumi di Indonesia.
"Perpanjangan izin eksplorasi ini mendukung tujuan pemerintah mencapai target Net Zero Emission dengan meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi emisi gas rumah kaca," ujar Julfi.
Advertisement
Perpanjangan Izin Kontrak
Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki menyambut positif perpanjangan izin kontrak eksplorasi. Ia berharap kehadiran PGE ini bisa memberikan stimulasi positif bagi pertumbuhan ekonomi di Aceh.
"Tidak hanya menjadi tambahan buat Pendapatan Asli Daerah (PAD), hadirnya PGE di Seulawah ini dapat mendorong sinergi yang baik dalam mengembangkan potensi panas bumi di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, kehadiran PGE juga menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan listrik di Aceh," ujar Achmad.
Sementara itu, dalam kegiatan Indonesia EBTKE Conference and Exhibition ini PGE telah menyiapkan sejumlah kerja sama strategis untuk pengembangan bisnis panas bumi.
"Kegiatan EBTKE ini menjadi momentum kami untuk berlari lebih kencang dalam mewujudkan target kapasitas terpasang yang dikelola oleh PGE (installed capacity, own operations) sebesar 1 GW (gigawatt) dalam dua tahun ke depan,” ujar Julfi.