Liputan6.com, Jakarta Musim pancaroba seperti cuaca panas yang melanda dan tiba-tiba hujan membuat kekhawatiran terhadap masalah pernapasan anak meningkat.
Bagi anak-anak yang memiliki asma, kondisi udara yang tak menentu bisa menyebabkan anak kesulitan bernapas. Dan mengganggu kenyamanan mereka untuk bisa bermain dan melakukan aktivitas seperti anak pada umumnya.
Advertisement
Menurut dokter spesialis anak RSIA Grand Family dan RSIA Family Irene Melinda Louis, asma adalah penyakit saluran respiratori kronik yang sering dijumpai baik pada anak maupun dewasa. Prevalensi asma pada anak sangat bervariasi di antara negara-negara di dunia, berkisar antara 1 hingga 18 persen.
Meski tidak menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian pada anak, asma merupakan masalah kesehatan yang penting.
Jika tidak ditangani dengan baik, asma dapat menurunkan kualitas hidup anak, membatasi aktivitas, mengganggu tidur, hingga mempengaruhi kualitas belajar. Bagi keluarga dan sektor pelayanan kesehatan, asma yang tidak terkendali akan meningkatkan pengeluaran biaya.
Pemahaman dari keseluruhan proses perkembangan penyakit, respons imun yang berhubungan dengan penyakit, genetika, manifestasi klinis, diagnosis, dan penanganan asma telah mengalami banyak kemajuan.
“Terjadinya asma dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Akan tetapi, faktor mana yang berperan lebih tidak dapat dipastikan karena kompleksitas hubungan kedua faktor tersebut,” kata Irene dalam keterangan pers dikutip Minggu (16/7/2023).
Terjadinya Asma dan Gejalanya
Asma terjadi karena inflamasi kronik, hiperresponsif dan perubahan struktur akibat penebalan dinding bronkus (remodelling) saluran respiratori yang berlangsung kronik bahkan sudah ada sebelum munculnya gejala awal asma.
Penyempitan dan obstruksi pada saluran respiratori terjadi akibat penebalan dinding bronkus, kontraksi otot polos, edema mukosa, hipersekresi mukus.
- Gejala klinis pada asma dapat berupa:
- Batuk
- Wheezing (mengi)
- Sesak napas
- Dada terasa tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang
- Reversibel
- Cenderung memberat pada malam atau dini hari
Gejala-gejala ini biasanya timbul jika ada pencetus.
Advertisement
Diagnosis dan Penanganan Asma pada Anak
Irene menambahkan, penegakan diagnosis asma pada anak mengikuti alur klasik diagnosis medis yaitu melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis memegang peranan sangat penting mengingat diagnosis asma pada anak sebagian besar ditegakkan secara klinis.
Setelah anak mendapatkan diagnosis pasti, dokter kemudian dapat memulai merencanakan penanganan tepat untuk menangani asma pada anak.
Dua Penanganan Jangka Panjang Asma pada Anak
Penanganan jangka panjang pada asma anak dibagi menjadi dua yakni tatalaksana nonmedikamentosa (penanganan non obat) dan tatalaksana medikamentosa (pengobatan dengan pemberian obat pada pasien).
Dalam pengobatan dengan pemberian obat pada pasien, obat asma dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu obat pereda (reliever) dan obat pengendali (controller).
Obat pereda disebut juga sebagai obat pelega atau obat serangan. Obat ini digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma bila sedang timbul. Bila serangan sudah teratasi dan gejala tidak ada lagi, maka pemakaian obat ini dihentikan.
Obat Pengendali
Sedangkan, obat pengendali digunakan untuk mencegah serangan asma. Obat ini untuk mengatasi masalah dasar asma yaitu inflamasi respiratori kronik, sehingga tidak timbul serangan atau gejala asma.
Obat ini digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama, bergantung pada kekerapan gejala asma dan respons terhadap pengobatan/ penanggulangan.
Sedangkan penghindaran pencetus asma merupakan bagian dari penanganan non obat pada asma anak salah satunya dengan tatalaksana KIE yaitu Komunikasi, Informasi dan Edukasi, baik pada pasien maupun keluarganya.
Tujuan Penanganan Asma Sejak Dini
Penanganan asma perlu dilakukan sejak usia dini, tujuannya yakni:
- Mengendalikan asma dan mengurangi risiko serangan.
- Menghindari penyempitan saluran respiratori yang menetap dan efek samping pengobatan.
- Menjamin tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal.
Secara lebih rinci, tujuan yang ingin dicapai dari penanganan asma pada anak adalah:
- Aktivitas pasien berjalan normal, termasuk bermain dan berolahraga.
- Gejala tidak timbul pada siang maupun malam hari.
- Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan.
- Efek samping obat dapat dicegah untuk tidak atau sesedikit mungkin terjadi
Advertisement