Liputan6.com, Yogyakarta - Bagi masyarakat Jawa, malam satu Suro memiliki makna tersendiri. Tak heran, banyak masyarakat yang masih melakukan ritual saat malam satu suro tiba.
Tak hanya ritual, beberapa masyarakat juga masih melakukan beberapa tradisi tertentu, seperti tapa bisu (puasa berbicara), tirakatan (tidak tidur semalaman), kungkum (berendam di sungai atau mata air yang dianggap keramat, menaati pantangan keluar rumah, dan lainnya.
Terlepas dari tradisi tersebut, masyarakat juga masih ada yang melakukan beberapa ritual. Bahkan ritual malam satu Suro tersebut dilakukan di beberapa tempat, termasuk lokasi wisata.
Mengutip dari berbagai sumber, berikut deretan destinasi wisata malam satu Suro:
Baca Juga
Advertisement
1. Gunung Kawi
Gunung Kawi terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Terdapat dua pesarean (pemakaman) keramat, yaitu Kyai Zakaria dan Iman Soedjono.
Kyai Zakaria juga dikenal dengan sebutan Eyang Junggo. Konon Kyai Zakaria dan Iman Soedjono dikenal sebagai sesepuh pertama di Gunung Kawi.
Saat malam satu suro, salah satu ritual yang dilakukan di Gunung Kawi adalah berdoa melalui kirab budaya yang traktif. Ritual tersebut dilakukan sebagai bentuk mengenang jasa-jasa kedua leluhur tersebut.
2. Kali Tempur, Alas Ketonggo Srigati
Kali Tempur di Alas Ketonggi Srigati berada di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Ngawi, Jawa Timur. Tradisi malam satu suro di lokasi ini dilakukan dengan cara kungkum.
Mereka akan berendam di Kali Tempur yang memiliki kedalaman 1 meter. Konon, ritual ini dapat memberikan keberkahan.
3. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Keraton Yogyakarta kerap melakukan tradisi jamasan saat malam satu suro. Tradisi memandikan, menyucikan, membersihkan, merawat, dan memelihara benda pusaka ini biasanya diawali dengan berbagai ritual lain, yaitu tirakatan hingga tuguran (perenungan diri sambil berdoa).
Bagi masyarakat Jawa, keris menjadi pusaka yang dianggap sakral, sehingga perlu dibersihkan setiap tahun. Selain itu, Keraton Yogyakarta juga memiliki tradisi lainnya, yaitu tapa bisu mubeng beteng. Tradisi tersebut adalah tradisi mengelilingi benteng-benteng yang ada di dalam kompleks keraton.
Simak Video Pilihan Ini:
Keraton Surakarta Hadiningrat
4. Keraton Surakarta Hadiningrat
Lingkungan keraton yang lekat dengan budaya Jawa juga kerap dijadikan lokasi ritual di malam satu suro, salah satunya kebo bule. Ritual ini dilakukan untuk memohon berkah dan keselamatan.
Saat ritual berlangsung, akan banyak masyarakat yang ikut berbaur untuk mengharap berkah. Kebo bule bahkan juga biasa diikuti oleh wisatawan mancanegara.
5. Pantai Parangtritis
Pantai Parangtritis berada di Bantul, Yogyakarta. Saat malam satu suro, banyak orang yang datang ke lokasi ini untuk melakukan ritual jamasan.
Jamasan adalah ritual memandikan, menyucikan, membersihkan, merawat, dan memelihara benda pusaka, salah satunya keris. Selain itu, orang-orang juga banyak yang melakukan tradisi melarung di pantai ini.
6. Petirtaan Jolotundo, Candi Belahan
Pertirtaan Jolotundo atau Candi Jolotundo berlokasi di Pasuruan, tepatnya di Desa Wonosunyo. Untuk menuju ke tempat ini, pengunjung harus melalui akaes jalan yang berliku dan rusak.
Pemandian Jolotundo merupakan cikal bakal adanya Candi Belahan yang dibangun untuk menyambut kelahiran Airlangga pada 997 Masehi. Hal itu berdasarkan prasasti yang terdapat di sekitar situs.
Dengan demikian, Candi Belahan merupakan cagar budaya peninggalan Kerajaan Airlangga. Adapun Petirtaan Jolotundo dibangun sebagai tempat pertapaan Prabu Airlangga beserta dua permaisurinya, Dewi Laksmi dan Dewi Sri.
Setiap malam satu suro, lokasi ini menjadi salah satu tempat ritual kungkum. Mata airnya yang jernih mengucur dari patung dua permaisuri melalui payudaranya.
7. Stupa Sumberawan, Candi Singosari
Stupa Sumberawan yang berada di Candi Singosari menjadi salah satu lokasi yang kerap digunakan untuk ritual malam satu suro. Candi yang berada di Malang, Jawa Timur, ini dijadikan beragam ritual malam satu suro, mulai dari ruwatan hingga suguhan nitiputut.
Ruwatan difungsikan sebagai media untuk meluruhkan penyakit hati. Sementara suguhan nitiputut adalah memanggil arwah untuk masuk ke dalam boneka jawa.
(Resla Aknaita Chak)
Advertisement