Jokowi Beri Pesan ke Penggantinya: Pemimpin Jangan Hanya Enak Duduk di Istana

Presiden Joko Widodo memberi peringatan kepada calon pemimpin Indonesia selanjutnya, untuk tidak bermalas-malasan. Sebab menurut Jokowi, selama dua periode menjabat masih banyak dan terus ditemukan masalah bangsa dan penderitaan rakyat yang belum terselesaikan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 15 Jul 2023, 19:35 WIB
Presiden Jokowi dan Mendag Zulkifli Hasan blusukan ke Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo memberi peringatan kepada calon pemimpin Indonesia selanjutnya, untuk tidak bermalas-malasan. Sebab menurut Jokowi, selama dua periode menjabat masih banyak dan terus ditemukan masalah bangsa dan penderitaan rakyat yang belum terselesaikan.

“Pemimpin ke depan harus betul-betul bekerja untuk menyelesaikan kerumitan yang ada dengan manajemen negara yang baik,” kata dia saat menghadiri Rapat Kerja Nasional Relawan Arus Bawah Jokowi di Bogor, Sabtu (15/7/2023).

Jokowi lalu menyindir, untuk tidak memilih pemimpin yang hanya ingin menikmati kenyamanan dan fasilitas negara yang disajikan oleh Istana Kepresidenan tanpa peduli dengan problema rakyat.

“Jangan enak-enakan duduk di Istana, enak banget itu. AC dingin, kursi empuk, makanan banyak enak. Tapi bukan itu!,” wanti dia.

Jokowi memastikan, masalah bangsa ke depan akan sangat banyak dan pemimpin harus kuat untuk menghadapinya. Mulai dari urusan peternakan hingga pertanian yang menjadi hajat hidup rakyat.

“Hal yang tidak mudah, sebuah negara sebesar Indonesia sekarang penduduknya sudah 280 juta mengelola negara. Beda kalau satu daratan, kita ini 17 ribu pulau!semuanya butuh infrastruktur, butuh jalan, butuh pelabuhan, ada yg minta airport dan semua harus ada sekolah. semuanya harus ada rumah sakit, puskesmas. Semua harus disiapkan!,” tegas dia.

 


Ajak Relawan untuk Fokus Bekerja

Jokowi pun mengajak relawan ABJ untuk bisa fokus bekerja dalam profesinya masing-masing dan tidak terbelenggu dukung mendukung calon sebelum semuanya terihat jelas.

Dia beralasan, fokusnya bekerja saat ini dilandasi kekhawatiran situasi global yang tidak menentu.

Jokowi tidak ingin Indonesia menjadi pasien dari IMF seperti negara-negara lain di dunia akibat pandemi.

“Fokus agar negara kita tidak masuk ke dalam kategori yang tidak baik. Sekali lagi 96 negara hampir separoh negara di dunia (jadi pasien IMF) mengerikan sekali,” wanti Jokowi menandasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya