Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 12 tim bakal mengikuti Kejuaraan Dunia Shell Eco-marathon (SEM) di Bangalore, India, 10-12 Oktober mendatang. Selain memperebutkan gelar, mereka juga memburu kesempatan seumur hidup yakni mengunjungi markas salah satu produsen otomotif terbesar dunia Ferrari.
Ada tiga tim asal Indonesia yang berpeluang mendapatkannya. Mereka lolos sebagai wakil SEM regional Asia Pasifik dan Timur Tengah yang berlangsung di Sirkuit Mandalika, 4-9 Juli lalu. Tiga tim itu adalah Garuda UNY Eco Team I (Universitas Negeri Yogyakarta), ITS Team Sapuangin (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), dan Arjuna UI Team (Universitas Indonesia).
Advertisement
Bersama tim TP ECO FLASH (Politeknik Temasek) asal Singapura, mereka akan beradu melawan wakil SEM regional Amerika dan Eropa di Bangalore.
"Anak-anak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sudah sampai ke Italia pada 2016," kata Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian saat bertemu media.
Ingrid merujuk tim Bumi Siliwangi dari UPI yang berjaya delapan tahun lalu. Mereka datang ke markas Ferrari di Maranello usai menguasai Kejuaraan Dunia yang berlangsung di London. Dalam kegiatan tersebut, Bumi Siliwangi akan berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan dan belajar dari insinyur di Ferrari. Selain Bumi Siliwangi, tim Sapuangin asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember juga merasakan sukses serupa pada 2018.
SEM memang memberi banyak kesempatan berharga bagi pelajar. Selain datang ke markas Ferrari serta hadiah uang, pengalaman mengikuti ajang internasional ini memberi mereka pengalaman sebelum memasuki karier profesional.
"Dengan mengikuti kompetisi ini, tentunya CV mereka akan lebih bersinar. Kita tidak mempromosikan mereka, tapi lebih ke arah memberi wadah bagi pelajar," ujar Ingrid.
"Ada yang sudah menjadi technical engineer di NASA. Ada yang menjadi technical engineer di Tesla, ataupun di perusahaan-perusahaan besar, dan tentunya juga di Shell," sambungnya.
Peserta Kejuaraan Dunia SEM Bisa Atur Ulang Mobil
Kendaraan yang diciptakan 12 peserta Kejuaraan Dunia SEM kini sudah dibekukan. Meski begitu, penyelenggara masih memberikan waktu bagi mereka untuk berinovasi.
"Kendaraannya harus sama. Namun, ada beberapa hal kecil yang dapat diubah terkait strategi, seperti rasio roda gigi, yang dapat bervariasi tergantung lintasan balap. Dalam hal itu, mereka diizinkan untuk melakukan perubahan, tentunya dengan persetujuan kami," ungkap Direktur Teknis SEM Paul Johnson.
Seperti diketahui, Kejuaraan Dunia SEM diikuti pemenang kategori urban concept. Sebanyak tiga penghuni posisi teratas dari tiga nomor (internal combustion engine/ICE, baterai listrik, hidrogen) diadu pada lomba balapan sesungguhnya memperebutkan empat tiket yang tersedia.
Indonesia meraih tiga tempat meski posisi pertama dikuasai tim TP ECO FLASH (Politeknik Temasek) asal Singapura. Mereka adalah Garuda UNY Eco Team I (Universitas Negeri Yogyakarta), ITS Team Sapuangin (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), dan Arjuna UI Team (Universitas Indonesia).
Advertisement
Rekor SEM, Tempuh 3.700 km dengan 1 Liter Bahan Bakar
SEM berlangsung sejak 1985. Ajang ini sudah diikuti lebih dari 400 lembaga pendidikan atau 5.000 pelajar. Sebanyak 70 universitas asal 13 negara di antaranya berpartisipasi pada kompetisi regional Asia Pasifik dan Timur Tengah di Sirkuit Mandalika.
"Kami ingin menggaris bawahi, Shell tidak akan pernah mengambil kekayaan intelektual karya peserta SEM. Kami mendesak pelajar melindungi hasil kerja mereka," ungkap Global General Manager Shell Eco-marathon Norman Koch.
"Rekor mobil SEM adalah tipe prototype yang mencatat rekor jarak 3.700 km/liter dari Prancis. Itu sama saja pergi pulang London ke Roma. Itu sangat efisien," lanjutnya.