Cerita Ganjar Pranowo Maju Jadi Gubernur Jawa Tengah dengan Elektabilitas Cuma 4 Persen

Ganjar Pranowo membagikan kisahnya saat diminta maju menjadi Gubernur Jawa Tengah pada 2013 silam. Padahal, kata Ganjar Pranowo, kala itu dia bukan sosok calon gubernur yang populer.

oleh Winda Nelfira diperbarui 16 Jul 2023, 03:21 WIB
Ganjar Pranowo dalam acara Young on Top National Conference (YOTNC) 2023 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (15/7/2023). (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta Ganjar Pranowo membagikan kisahnya saat diminta maju menjadi Gubernur Jawa Tengah pada 2013 silam. Padahal, kata Ganjar Pranowo, kala itu dia bukan sosok calon gubernur yang populer.

Hal ini disampaikan Ganjar dalam acara Young on Top National Conference (YOTNC) 2023 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (15/7/2023).

"Jadi suatu ketika saya diminta tiba-tiba diminta untuk maju jadi Gubernur Jawa Tengah, padahal popularitas saya saat itu 7 persen dengan tingkat elektabilitas saya sebagai calon gubernur hanya 4 persen," kata Ganjar.

Akhirnya, lanjut dia, diputuskan untuk mengadakan survei secara mandiri. Dia menyebut, survei mandiri dibuat guna mengetahui masalah kepemimpinan di Jawa Tengah.

"Kami tanya, 'Apa problem yang ada di Jawa Tengah?' Menarik, ada pertama mereka cerita integritas, korupsi nomor satu," kata Ganjar.

"Lalu yang kedua, 'Banyak politisi pak kalau sudah jadi biasanya suka lupa.' Lalu ada data kita kumpulin dan ada beberapa kasus kita kumpulin," lanjut dia.

Ganjar menyampaikan, data-data itulah yang akhirnya dijadikan sebagai materi kampanye pada waktu pemilihan Gubernur Jawa Tengah. Lewat cara itu, kepercayaan masyarakat diperoleh Ganjar.

 


Manjur

Ganjar berujar, cara-cara inilah yang dia pertahankan hingga kepemimpinannya saat ini. Menurut dia, langkah ini terbukti manjur karena tahu pemimpin seperti apa yang diinginkan rakyat.

"Lalu saya tanya setelah saya jadi Gubernur, 'Kira-kira yang Anda mau apa?' ternyata hanya dua dan itu yang sampai hari ini yang nggak pernah hilang. Pemerintah itu dua saja, satu bersih, dua melayani," kata dia.

"Bersih, integritas, antikorupsi, melayani. Itu ternyata derivate-nya pada public services dan satu yang paling utama adalah complain handling," sambung dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya