Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Super Air Jet gagal terbang di Bandara Lombok pada Jumat karena adanya kerusakan di panel kokpit. Pesawat sebenarnya sudah bergerak menuju ke landasan pacu tetapi akhirnya pilot Super Air Jet memutuskan untuk memarkir pesawat.
Direktur utama (Chief Executive Officer) Super Air Jet, Ari Azhar menjelaskan kronologi pesawat Super air Jet gagal terbang di Bandara Lombok tersebut. Ia mengatakan, pesawat pada Jumat 14 Juli 2023 sedang berada di landas hubung (taxiway), bergerak ke landas pacu (runway).
Advertisement
Lalu muncul kerusakan di panel kokpit, pilot memutuskan untuk kembali ke pelataran parkir pesawat.
"Kami sangat mengapresiasi keputusan pilot untuk mengutamakan keselamatan para penumpang dan keamanan penerbangan, sesuai dengan standar keselamatan dan keamanan penerbangan sipil yang berlaku," katanya dikutip dari Antara, Minggu (16/7/2023).
Ia menegaskan pesawat Airbus 320 dengan registrasi PK-STZ telah menjalani pemeriksaan sebelum keberangkatan dan dinyatakan dalam kondisi yang layak untuk terbang.
Pada waktu kembali ke pelataran parkir, pergerakan pesawat memerlukan waktu untuk berkoordinasi dengan pihak menara lalu lintas udara, sehubungan dengan padatnya pesawat yang berangkat dan mendarat di Lombok.
"Setelah pesawat berhasil diparkir dengan baik (posisi pesawat sesuai landas parkir), pilot dan teknisi melaksanakan pemeriksaan tambahan yang membutuhkan waktu ekstra," katanya.
Permintaan Maaf
Seluruh tamu diarahkan untuk kembali ke ruang tunggu dan Super Air Jet memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam menghadapi keterlambatan penerbangan ini.
"Kami telah menyiapkan pesawat pengganti dari Jakarta, yaitu Airbus 320 dengan registrasi PK-SGC," katanya.
Penerbangan nomor IU-765 dengan pesawat pengganti tersebut telah lepas landas dari Lombok pada pukul 19.20 WITA dan tiba di Jakarta pada pukul 20.05 WIB, Jumat 14 Juli 2023.
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan dan menjaga kepercayaan tamu kami," katanya.
"Kami menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh tamu atau penumpang pesawat," pungkas Ari.
Advertisement