Pembangunan Jaringan Gas Bumi Cisem Ruas Semarang-Batang Capai 96%

Pemanfaatan jaringan gas bumi Cisem tahap I telah dinanti oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dengan proyeksi kebutuhan gas hingga 39,42 MMSCFD dari 26 perusahan di KEK Kendal hingga tahun 2026.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Jul 2023, 21:05 WIB
Ilustrasi Foto Gas Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang (Cisem). Untuk tahap I, ruas yang tengah dibangun adalah Semarang-Batang.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, progres pembangunan pipa transmisi gas bumi Cisem Tahap I (ruas Semarang-Batang) telah mencapai 96%.

"Selanjutnya pemerintah akan melanjutkan pembangunan pipa gas Cisem Tahap II (ruas Batang-Kandang Haur Timur) setelah pembangunan pipa Cisem Tahap I rampung seluruhnya," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (16/7/2023).

Pemanfaatan pipa Cisem tahap I ini telah dinanti oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dengan proyeksi kebutuhan gas hingga 39,42 MMSCFD dari 26 perusahan di KEK Kendal hingga tahun 2026, Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dengan proyeksi kebutuhan gas 25,83 MMSCFD dari 14 perusahaan di KITB Fase I hingga tahun 2028, serta kawasan-kawasan industri lainnya di sepanjang pipa transmisi Cisem tahap 1.

"Setelah pembangunan pipa Cisem tahap I ini selesai, kita manfaatkan dulu untuk industri di Batang dan Kendal yang membutuhkannya. Sementara untuk pasokan gas, berasal dari Jambaran Tiung Biru dan lapangan gas yang dikelola Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Belum lagi di utara Bali dan Lombok ada cadangan migas yang besar (WK Agung I dan II),"kata dia.

"Jadi harapannya kalau sudah berkembang, 10 tahun lagi bisa menggunakan gas dari lapangan tersebut," imbuh Tutuka.

 


Tahap II

Ilustrasi Foto Gas Bumi (iStockphoto)

Sementara itu, pembangunan pipa gas Cisem Tahap II (ruas Batang-Kandang Haur Timur), Tutuka mengatakan bahwa direncanakan akan dimulai pada tahun 2024 dengan biaya sekitar Rp 3,3 triliun, dimana saat ini dalam tahap penyelesaian dan dimasukkan dalam APBN dengan skema multi years contract periode proyek 2024-2025. Dimana proses lelang akan dilakukan pada akhir tahun 2023 ini.

"Setelah pembangunan pipa Cisem tahap I dan II selesai, Pemerintah berencana membangun ruas pipa transmisi Dumai-Sei Mangke sepanjang 400 km. Nanti jika ruas Dumai-Sei Mangke selesai, gas yang kelebihan di Jawa Timur bisa ditransfer ke Jawa Barat, bahkan sampai Arun." jelasnya.

Pipa transmisi ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan aksesibilitas gas bumi yang sebagian besar berasal dari lapangan gas di Jawa Timur dapat sampai ke wilayah Jawa Tengah.

 


Harga Gas Terjangkau

Pipa transmisi ini dibangun tidak hanya bertujuan untuk memfasilitasi industri, tetapi juga sebagai salah satu upaya Pemerintah untuk dapat menyediakan gas dengan harga yang terjangkau kepada masyarakat.

"Dengan pembangunan pipa transmisi menggunakan APBN, diharapkan nantinya harga jual gasnya juga lebih murah. Karena toll-feenya bisa murah karena biaya APBN. Kalau gas murah, industri membeli gas harga yang murah, sehingga juga membantu menumbuhkan industri itu. Diharapkan juga nanti harga gas yang sampai ke masyarakat juga bisa lebih murah kalau sudah ada infrastruktur." pungkas Tutuka. 

10 Ladang Gas Terbesar Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya