Liputan6.com, Jakarta Di tengah dominasi genre horor, film Women From Rote Island atau Perempuan Berkelamin Darah hadir memotret perjuangan wanita melawan kekerasan seksual. Pelakunya seringkali orang dekat.
Perempuan Berkelamin Darah diperkuat para bintang lokal dari Nusa Tenggara Timur antara lain Irma Rihi sebagai Martha, Linda Adoe sebagai Orpa, Sallum Ratu Ke sebagai Bertha, dan Van Jhoov memerankan Damar.
Advertisement
Film karya sineas Jeremias Nyangoen ini memuat keresahan publik terhadap maraknya kekerasan seksual yang menimpa kaum hawa dan bagaimana mereka kesulitan mencari keadilan karena banyak faktor dari adat budaya hingga proses hukum yang rumit.
Perempuan Berkelamin Darah mengisahkan Martha, TKI ilegal yang mengadu nasib di Malaysia lalu pulang ke Tanah Air karena ayahnya meninggal dunia. Martha pulang dalam kondisi depresi berat.
Derita Martha
Melihat ayahnya di dalam peti mati, Martha tersenyum dengan mata berkaca sambil melambaikan tangan. Ibunya, Orpa, tak paham apa yang menimpa putrinya. Adik Martha, Bertha pun sama saja.
Derita Martha tak henti sampai di situ. Seorang pemuda berupaya memperkosanya di pantai. Beruntung, Berta datang tepat waktu untuk menolong. Martha membela diri dengan menombak punggung laki-laki ini. Bahkan, ia mengejar pelaku hingga ke jalanan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Terjadi 27.593 Kasus Kekerasan
Pelaku mencoba bersembunyi di rumah tetangga. Tersulut amarah, Martha membakar rumah itu. Warga kampung geger. Martha dikenai sanksi. Kakinya dirantai. Sebagai korban, ia makin tak berdaya.
Berdasarkan data yang diterima Showbiz Liputan6.com, Sabtu (15/7/2023), pada 2022, terjadi 27.593 kasus kekerasan dan 25.052 perempuan berada di dalamnya. Beragam kampanye untuk membangun kesadaran publik melawan kekerasan dan pelecehan digaungkan.
Perempuan Berkelamin Darah mempresentasikan spektrum pelecehan dalam berbagai level, dari insiden remaja putra menggesekkan (maaf) penis ke tubuh seorang ibu di tengah keramaian pasar, begal payudara, sampai yang paling mengerikan yakni pemerkosaan.
Tak Melulu Soal Perkosaan
Film ini mencoba mengingatkan publik, pelecehan tak melulu soal perkosaan. Cat calling hingga curi-curi kesempatan untuk meraba tubuh orang lain pun juga bentuk pelecehan yang tak sepantasnya dilakukan.
Perempuan Berkelamin Darah menyoroti aspek kekerasan dan pelecehan dalam bahasa gambar. “Kita sebagai perempuan atau siapapun yang merasakan kekerasan verbal atau nonverbal, harus berani speak up dan melawan,” ungkap Sallum di Jakarta, Sabtu (14/7/2023).
“Lewat film Perempuan Berkelamin Darah, kami menayampaikan pesan penting bahwa kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja, enggak hanya perempuan,” Van Jhoov mengingatkan.
Advertisement